Program MBG Kurang Dorong Kinerja Emiten Unggas, Simak Saran Analis

Program MBG Kurang Dorong Kinerja Emiten Unggas, Simak Saran Analis


.CO.ID – JAKARTA.

Performa perusahaan publik di sektor peternakan dan pertanian tidak banyak dipengaruhi oleh kebijakan Program Makanan Bernutrisi Sehat (MBS) yang diluncurkan pemerintah. Meskipun pada awalnya program MBS tersebut telah dirancang untuk memberikan dampak signifikan.

Diharapkan akan menjadi motor utama kinerja perusahaan ternak, berdasarkan harapan untuk meningkatnya permintaan daging ayam.

Sebelum pelaksanaan program MBG, Analisis dari BRI Danareksa Sekuritas, yaitu Victor Stefano dan Wilastita Muthia Sofi, meramalkan bahwa program tersebut bisa mengakomodasi kebutuhan sebanyak 1,2 juta ton daging ayam setiap tahunnya selama masa jalannya program ini.

Oleh karena itu, sampai tahun 2029, saat program MBG sudah beroperasi secara menyeluruh, kebutuhan akan daging ayam diprediksi naik sebesar 30,6%.

Untuk tahun 2025, Victor dan Wilastita mengestimasi bahwa program tersebut akan menaikkan konsumsi daging ayam sebesar 5,8% diakhir tahun ini.

Namun, Victor dan Wilastita kini telah mengoreksi perkiraan mereka. Mereka menyatakan bahwa program MBG hanya akan memenuhi 10% dari kebutuhan pasar daging ayam ketika diluncurkan secara penuh.

“Itu disebabkan oleh perkiraan bahwa porsi daging ayam akan berkurang menjadi 50 gram setiap porsinya, dibandingkan dengan sebelumnya yang mencapai 100 gram per porsinya,” jelas Victor dan Wilastita pada penelitian tanggal 16 Mei 2025.

Wah, kedua belah pihak menyatakan bahwa jumlah penerima MBG akan naik secara bertahap. Mulai dari 3 juta orang di bulan April 2025, perkiraannya akan melonjak menjadi sekitar 82,9 juta orang pada November 2025.

Akibatnya, secara keseluruhan, Victor dan Wilastita mengestimasi bahwa MBG akan meresapkan permintaan daging ayam di industri peternakan sebanyak 3,4% sampai akhir tahun 2025 mendatang.

Selain itu, Analis Investasi dari Edvisor Provina Visindo Indy Naila turut mengkritik beberapa insiden negatif yang berkaitan dengan pelaksanaan program MBG dalam waktu kira-kira lima bulan terakhir ini.

Menurut kabarnya, sentimen negatif tentang program ini pada akhirnya akan berdampak pada penyerapan minat emiten di sektor perternakan.

“Untuk memastikan program MBG dapat berlangsung dengan mulus, diperlukan langkah-langkah selanjutnya agar peningkatan permintaan terjadi dan disertai dengan pertumbuhan yang lebih besar,” ungkap Indy kepada , pada hari Sabtu, 17 Mei.

Secara umum, Indy menganggap bahwa sumbangan program MBG terhadap permintaan daging ayam masih relatif rendah. Akibatnya, prospek performa perusahaan-perusahaan di sektor peternakan tidak akan banyak berubah karena adanya program tersebut.

Bagi bidang perternakan, Indy menyarankan untuk memilih saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (
CPIN
) dengan
rating buy
Dan sasaran harga penutupan tahun ini adalah sebesar Rp 5.250 per saham, dan juga untuk saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (
JPFA
) dengan penilaian beli dan tujuan harga Rp 2.230 per saham.

Victor serta Wilastita memberi saran tentang saham tersebut.
CPIN
dengan
rating buy
dan sasaran harga mencapaiRp 6.800 per saham menjelang akhir tahun,
JPFA
dengan
rating buy
Dan tujuan harga penawaran adalahRp 2.100 per saham, serta PT Malindo Feedmill Tbk (
MAIN
) dengan
rating buy
Dan sasaran harganya adalah Rp 1.500 per lembar saham.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com