news  

Profil James Logan, Pendiri Nama Indonesia

Profil James Logan, Pendiri Nama Indonesia

Sejarah Munculnya Nama “Indonesia” yang Tidak Banyak Diketahui

Banyak orang tidak menyadari bahwa nama Indonesia, yang kini menjadi identitas bangsa kita, pertama kali diperkenalkan oleh seorang pria asal Skotlandia bernama James Richardson Logan. Ia adalah tokoh penting yang memperkenalkan istilah “Indonesia”, jauh sebelum nama ini menjadi bagian dari Sumpah Pemuda, bendera merah putih, atau proklamasi kemerdekaan.

James Richardson Logan lahir pada tahun 1819 dan menyelesaikan pendidikan sarjana hukum di Universitas Edinburgh. Pada pertengahan abad ke-19, ia tinggal di Singapura dan menjadi pengelola sebuah jurnal ilmiah bergengsi bernama Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA) yang mulai terbit pada tahun 1847. Melalui jurnal ini, sejarah munculnya istilah Indonesia dimulai.

Pada tahun 1850, seorang etnolog Inggris bernama George Samuel Windsor Earl, yang juga menjadi kontributor JIAEA, menulis artikel tentang perlunya penduduk Kepulauan Hindia (wilayah yang saat itu menjadi wilayah kita) memiliki nama yang lebih khas. Earl mengusulkan dua alternatif: Indunesia dan Malayunesia. Meskipun ia lebih condong pada Malayunesia karena dianggap lebih cocok untuk ras Melayu, Indunesia sempat ia abaikan.

Di sinilah James Richardson Logan berperan penting. Dalam artikel panjangnya di JIAEA volume IV tahun 1850, Logan justru menghidupkan kembali istilah Indunesia yang sempat ditolak oleh Earl. Ia bahkan mengganti huruf ā€œuā€ menjadi ā€œoā€ agar lebih mudah diucapkan. Dari sini, istilah Indonesia pertama kali muncul dalam tulisan ilmiah. Istilah ini tercetak untuk pertama kalinya pada halaman 254 artikel Logan.

Logan menjelaskan bahwa nama Indonesia lebih ringkas daripada Indian Archipelago (Kepulauan Hindia) dan membantu menghindari kebingungan dengan India di Asia Selatan. Sejak saat itu, Logan konsisten menggunakan nama Indonesia dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan perlahan istilah ini mulai digunakan oleh kalangan akademisi, khususnya dalam bidang etnologi dan geografi.

Popularitas nama Indonesia semakin meluas ketika Adolf Bastian, seorang guru besar etnologi asal Jerman, menerbitkan buku berjudul Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel pada tahun 1884. Buku ini berisi catatan perjalanan Bastian ke kepulauan kita selama 16 tahun. Lewat karyanya, istilah Indonesia mulai menyebar ke kalangan ilmuwan Eropa, meskipun sempat muncul anggapan keliru bahwa Bastian adalah pencipta nama tersebut.

Di tanah air sendiri, istilah Indonesia pertama kali digunakan oleh Ki Hajar Dewantara (Suwardi Suryaningrat). Saat dibuang ke Belanda pada tahun 1913, ia mendirikan kantor pers bernama Indonesische Persbureau. Seiring perjuangan para tokoh pergerakan menuju kemerdekaan, sebutan “Indonesia” mulai menggantikan istilah kolonial seperti Indisch dan inlander.

Perjalanan panjang nama Indonesia akhirnya mencapai puncaknya pada momen sakral: Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, lalu disahkan sebagai nama resmi negara pada Proklamasi 17 Agustus 1945. Semua itu berawal dari gagasan James Logan yang merasa wilayah kita butuh identitas sendiri, terpisah dari bayang-bayang India maupun sebutan Hindia Belanda.

Tanpa James Logan, mungkin kita tidak akan pernah mengenal kata “Indonesia” yang hari ini kita ucap dengan penuh rasa bangga sebagai satu bangsa.

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com