Pria ODGJ Mengamuk, Tusuk 4 Orang di Cilandak

Pria ODGJ Mengamuk, Tusuk 4 Orang di Cilandak

Seorang pria yang tergolong ODGJ mengamuk dan menikam empat orang di Cilandak. Ternyata pelaku sebelumnya pernah membawa kabur anak ketua RT.

Seorang pria dengan inisial Y (45) yang diduga mengalami gangguan jiwa dilaporkan melakukan aksi kekerasan dan melukai empat orang di Jalan Cilandak IV, Cilandak Barat, Jakarta Selatan. Peristiwa ini terjadi pada hari Minggu (5/10/2025).

Seorang warga, yaitu Dea, selanjutnya menceritakan urutan kejadian peristiwa tersebut. Saksi mengungkapkan bahwa saat itu, dia baru saja pulang ke rumah bersama anaknya dan melihat seorang warga berdiri dengan takut sambil menatap pelaku.

“Saya baru sampai ke sini, lalu masnya (warga) berdiri di sana dengan takut. Saya tanya, ‘Mengapa?’ Dia tidak menjawab. Saya tanya lagi, ‘Mengapa?’,” ujar Dea.

Tidak lama setelah itu, asisten rumah tangga (ART) yang bekerja di rumah Y keluar sambil memegang bagian pinggangnya. Awalnya dianggap hanya sakit pada punggung, namun ternyata ART tersebut mengalami luka akibat tusukan.

Tidak lama, pria yang menjaga anjing itu keluar sambil memegang pinggangnya. Saya mengira dia sedang sakit pinggang. Sampai di sini, dia jatuh, masih ada darahnya, lho, jatuh. Saya berkata, ‘bantu dia, bantu dia,’ katanya, dilaporkan dari TribunJakarta.com.

Dea dan suaminya, bersama dua orang lainnya, kemudian mengangkat dan membawa korban ke klinik terdekat. Korban dilaporkan mengalami luka tusuk yang cukup parah sehingga harus dirujuk ke Rumah Sakit Fatmawati.

Setelah pulang dari rumah sakit, Dea langsung menemui ketua RT setempat dan mengetahui bahwa anaknya, Wili, mengalami luka akibat tusukan dari pelaku. Selain itu, anak ketua RT yang lain, Meta, juga pernah diikat dan diancam dengan pisau di lehernya.

“Saya telepon suami saya, ‘Mbak Meta disekap,’ begitu. Katanya sempat diancam (pisau ditodong ke leher), saya juga tak berani kembali ke tempat itu. Tidak lama kemudian polisi datang,” ujar Dea.

Berikut adalah beberapa variasi dari teks tersebut: 1. Meta yang terluka akibat luka gores dan mengalami dua jahitan berhasil kabur setelah pelaku dibujuk oleh warga sekitar. Dea menyampaikan bahwa penangkapan pelaku dilakukan dengan cara persuasif meskipun pihak kepolisian membawa senjata laras panjang. 2. Meta, yang menderita luka gores dan menjalani dua jahitan, berhasil melarikan diri setelah pelaku diimbau oleh warga. Dea menjelaskan bahwa proses penangkapan pelaku berlangsung secara persuasif meskipun polisi menggunakan senjata laras panjang. 3. Setelah menerima dua jahitan akibat luka gores, Meta berhasil melepaskan diri setelah pelaku dipengaruhi oleh warga. Dea mengungkapkan bahwa penangkapan pelaku dilakukan dengan pendekatan persuasif meskipun polisi membawa senjata laras panjang. 4. Meta yang mengalami luka gores dan membutuhkan dua jahitan akhirnya bisa kabur setelah pelaku berhasil dibujuk oleh warga. Dea menuturkan bahwa penangkapan pelaku dilakukan secara persuasif meskipun pihak kepolisian membawa senjata laras panjang. 5. Setelah mendapat dua jahitan akibat luka gores, Meta berhasil melarikan diri setelah pelaku dibujuk oleh para warga. Dea menjelaskan bahwa tindakan penangkapan pelaku dilakukan dengan cara persuasif meskipun polisi membawa senjata laras panjang.

“Iya, mungkin dia tidak ingin melukai, bukan. Jika bisa berkomunikasi dengan baik, itu lebih baik, tidak perlu menggunakan kekerasan,” kata Dea.

 

Sementara itu, tersangka diduga mengalami gangguan jiwa (ODGJ). Ia pernah menjalani pengobatan di Rumah Sakit Khusus (RSK) Jiwa Dharmawangsa, Jakarta Selatan.

“Orang yang bersangkutan pernah dirawat di rumah sakit ketergantungan jiwa di Dharmawangsa bersama keluarganya,” kata Kapolsek Kompol Febriman Sarlase.

Berdasarkan keterangan dari pihak keluarga pria ODGJ yang mengamuk ini, pelaku memang sering mengalami emosi yang tidak terkendali di rumah, tetapi belum pernah melukai siapa pun. Seperti dilaporkan Kompas.com, salah seorang warga menyebutkan bahwa kakak ipar yang merawat pelaku di rumahnya sering menjadi sasaran kemarahan Y.

“Sebelumnya juga Mbak Ningsih yang dipukuli. Tapi setelah pandemi tidak pernah lagi, hingga sekarang ini,” kata warga tersebut.

Akibat peristiwa tersebut, Ningsih mengalami banyak luka memar dan bengkak di seluruh tubuhnya. Menurut warga setempat, penggunaan senjata tajam menjadi ciri khas amukan Y kali ini.

“Menurut saya sebelumnya tidak pernah membawa pisau,” jelas saksi.

Inilah yang akhirnya membuat Ningsih harus meminta bantuan dari warga. Sementara itu, Febriman menyatakan bahwa pria ODGJ tersebut saat ini masih ditahan di Mapolsek Cilandak, kemudian akan dibawa ke RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk menjalani pemeriksaan psikologis.

“Pelaku sementara ditahan di Polsek Cilandak untuk diberikan keterangan secara administratif. Selanjutnya akan dibawa ke RS Polri, Kramat Jati, untuk menjalani konseling psikologis,” kata Febriman. (*)