Pengolahan Sampah di Jakarta Menggunakan Teknologi RDF Rorotan
Pengelolaan sampah di Jakarta kini semakin memperlihatkan kemajuan dengan hadirnya fasilitas pengolahan sampah berbasis teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan. Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, menyatakan bahwa fasilitas ini akan memberikan kontribusi signifikan dalam mengatasi permasalahan sampah yang selama ini menjadi tantangan besar bagi ibu kota.
Fasilitas tersebut berlokasi di Cilincing, Jakarta Utara, dan rencananya akan segera beroperasi dalam waktu satu hingga dua bulan ke depan. Dengan kapasitas pengolahan sampah mencapai 2.500 ton per hari, Pramono menilai bahwa RDF Rorotan memiliki potensi besar dalam mengurangi volume sampah yang terdapat di TPA Bantargebang, Bekasi.
Menurut informasi yang diberikan oleh Pramono, RDF Rorotan mampu mengubah sampah menjadi bahan bakar alternatif. Produk olahan dari proses ini dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan industri seperti pabrik semen maupun insinerator. Hal ini menjadikannya sebagai solusi inovatif dalam pengelolaan limbah yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga berpotensi menghasilkan energi.
Proses pengoperasian fasilitas baru ini akan dimulai dengan uji coba komisioning test. Uji coba ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua sistem dan komponen dalam fasilitas berjalan sesuai standar yang ditetapkan. Proses ini direncanakan berlangsung selama sekitar satu bulan, dengan awal pengoperasian pada kapasitas 50 ton per hari. Secara bertahap, kapasitas akan ditingkatkan hingga mencapai target 2.500 ton per hari.
Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menyoroti pentingnya pengoperasian fasilitas RDF Rorotan. Ia menegaskan bahwa fasilitas tersebut harus segera beroperasi pada Juli 2025. Meskipun sempat mengalami penutupan sementara akibat masalah bau selama masa uji coba awal tahun ini, Hanif yakin bahwa teknologi yang digunakan sudah cukup mumpuni. Ia menyarankan agar pemilahan sampah dilakukan secara lebih ketat, terutama memisahkan antara sampah anorganik dan organik, sehingga mengurangi aroma yang tidak sedap.
Dalam sehari, RDF Rorotan mampu mengolah sampah sebanyak 2.500 ton. Sampah yang diproses berasal utamanya dari wilayah Jakarta Utara. Tujuan utama dari penggunaan RDF adalah untuk mengurangi volume sampah yang menumpuk di TPA Bantargebang. Dengan demikian, pengelolaan sampah bisa lebih efisien dan berkelanjutan.
Kepala Unit Pengelolaan Sampah Terpadu (UPST) Dinas Lingkungan Hidup Jakarta, Agung Pujo Winarko, menjelaskan bahwa RDF Rorotan mampu menghasilkan produk olahan sebesar 875 ton per hari. Produk ini bisa digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk boiler industri, yang nantinya dapat menyuplai tenaga listrik. Penjualan RDF per hari mencapai 875 ton dengan harga berkisar antara US$ 24 hingga US$ 44 per ton.
Pengembangan fasilitas RDF Rorotan menunjukkan komitmen Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menghadapi tantangan pengelolaan sampah. Dengan adanya inovasi teknologi dan upaya peningkatan kesadaran masyarakat, diharapkan Jakarta dapat menjadi contoh dalam pengelolaan limbah yang lebih baik dan berkelanjutan.