Prabowo Capai Kinerja 74,6% dalam 6 Bulan: Fokus pada Komunikasi dan Isu Ekonomi

Prabowo Capai Kinerja 74,6% dalam 6 Bulan: Fokus pada Komunikasi dan Isu Ekonomi



– Kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka telah mencapai enam bulan masa jabatan mereka. Dalam periode tersebut, beberapa program telah dijalankan demi kepentingan rakyat. Berbagai macam tanggapan dari publik pun bermunculan mengenai performa kerja Prabowo selama enam bulannya ini.

IDSIGHT juga telah mengkaji prestasi dari presiden delapan ini. Berdasarkan temuan mereka, opini masyarakat tentang pelaksanaan tugas pemerintah di bawah pimpinan Prabowo dan Gibran tetap dalam posisi yang baik dengan sekitar 74,6% penduduk memberikan evaluasi positif kepada Presiden Prabowo Subianto. Hanya ada 15,4% orang saja yang memiliki pandangan negatif. Persentase sisanya lebih condong ke arah sikap netral.

“Performa Presiden Prabowo selama 6 bulan kepemimpinannya mendapatkan penilaian positif sebesar 74,6%, menghadapi tantangan utamanya terkait bidang ekonomi serta aspek komunikasi kebijakan publik,” jelas Direktur Komunikasi IDSIGHT Johan Santosa melalui pernyataannya di Jakarta, Sabtu (26/4).

Studi yang dijalankan oleh IDSIGHT dengan mengevaluasi respons terhadap materi-media sosial yang dibagikan melalui akun presiden dan wakil presiden antara tanggal 6 hingga 15 April tahun 2025, menggunakan empat platfom yaitu Instagram, X/Twitter, Facebook Page, serta TikTok.

Berdasarkan laporan Data Digital Indonesia 2024, empat platform media sosial tersebut menjadi yang terpopuler di kalangan masyarakat Indonesia. Mengingat setiap platform memiliki ciri khas dari para penggunanya, perpaduan antara mereka diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih adil dan obyektif.

Johan Santosa menyebutkan lebih lanjut bahwa Prabowo sering kali mengalami kendala dalam hal komunikasi dengan pemerintah. Sebagai contoh, ketika merespons beragam kritikan serta deretan aksi unjuk rasa oleh para mahasiswa yang menggunakan tagar #IndonesiaGelap.

Selanjutnya, Prabowo mengadopsi berbagai taktik penting guna meningkatkan komunikasi, salah satunya adalah dengan mengajak jurnalis-jurnalis senior dari perusahaan media besar ikut serta dalam diskusi tertutup yang digelar di Hambalang.

“Yang paling menyita perhatian publik ialah kedatangan Najwa Shihab, karena biasanya sering hadir sebagai pembawa acara talk show yang dikenal dengan pertanyaannya tajam ketika melakukan wawancara terhadap figur-figur politik,” jelas Johan.

Dalam otonkritik dirinya, Prabowo menilai performa pemerintahan dengan peringkat 6 dari 10, belum mencapai kesempurnaan. “Meskipun di satu sisi Prabowo yakin ada kemajuan dan prestasi yang telah dicapai, namun penyampaian ini ke masyarakat kurang efektif,” tambah Johan.

Sebagai contoh, stabilitas harga kebutuhan pokok serta produksi beras yang mencetak angka tertinggi dalam tujuh tahun belakangan ini. Prabowo memberi instruksi kepada Bulog untuk membeli gabah dari para petani, kendati ada laporan bahwa sejumlah tengkulak masih membayar di bawah harga Rp 6.500 per kilogram.

Terakhir, Prabowo memilih Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi untuk menjadi pembicara resmi dari Presiden. “Sebelumnya, Prabowo telah menyatakan bahwa Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbih, kurang tepat dalam memberikan komentar tentang insiden serangan dengan kepala babi yang dialami oleh media Tempo,” ungkap Johan.

Saat demonstrasi terjadi di sekitar area Istana, Sekretaris Kabinet Prasetyo pun turun langsung untuk bertemu dengan para mahasiswa. Selama protes tersebut, mereka menyuarakan penolakan atas beberapa kebijakan pemerintahan termasuk penghematan belanja negara yang diprediksi akan mempengaruhi kualitas pendidikan serta fasilitas umum. Tuntutan lainnya adalah mengenai pencabutan program makan bernutrisi gratis (MBG) yang menjadi salah satu prioritas utamanya.

Timbul juga ketidaknyamanan di antara beberapa anggota generasi muda mengenai kesulitan mendapatkan pekerjaan, kenaikan harga kehidupan sehari-hari, serta situasi politik, yang berujung pada tagar #KaburAjaDulu di platform-media sosial. “Penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar melewati batas Rp 17ribu dan gonjang-ganjing di pasar modal semakin memperburuk persepsi buruk tentang performa pemerintah,” jelas Johan.

Selain itu, perang dagang dunia akibat kebijakan tariff balasan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump, diyakini akan memberikan dampak kepada kondisi ekonomi Indonesia. “Isu-isu ekonomi menjadikan tantangan bagi setengah pertama masa kepemimpinan Prabowo-Gibran saat program-program utama mereka sedang berjalan dan membutuhkan alokasi dana yang signifikan,” demikian penutupan Johan.

Beberapa hal lain yang mendapat perhatian dari publik termasuk proposal pemerintah untuk melakukan evakuasi penduduk Gaza menuju Indonesia. Belum lama ini, Prabowo telah melaksanakan kunjungan diplomatik ke Turki serta beberapa negera di Asia Tenggara guna memperkuat usaha mencapai kedamaian dalam situasi politik global yang tidak pasti tersebut.

Terkait dengan bidang ekonomi, masyarakat mengkritisi janji pembuatan 19 juta pekerjaan baru sementara pemutusan hubungan kerja semakin sering terjadi. Penggunaan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) yang semakin meluas turut mencemaskan para profesional kreatif dan mereka mendesak dibuatnya peraturan guna memberikan perlindungan.

Masalah suap menyuap serta kemacetan dalam penyusunan Undang-Undang tentang Penyitaan Aset terus menjadi sorotan masyarakat. Di samping itu, pihak pemerintahan dan petugas yang menegakkan peraturan diminta untuk mengambil langkah tegas dengan memberikan hukuman keras bagi pelaku korupsi.

(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com