news  

Polisi Ternate Dijemput Provos Saat Duduk di Jalan

Polisi Ternate Dijemput Provos Saat Duduk di Jalan

Video Viral: Polisi di Ternate Dijemput Paksa oleh Anggota Provos

Sebuah video yang menampilkan aksi penangkapan seorang polisi di Kota Ternate, Maluku Utara, kini menjadi perbincangan hangat di media sosial. Dalam video tersebut, terlihat seorang anggota kepolisian sedang duduk di tepi jalan dengan seragam hitam, kemudian dijemput paksa oleh tiga orang yang terdiri dari satu anggota provos dan dua lainnya berpakaian setengah dinas.

Aksi penangkapan ini terjadi saat polisi tersebut sedang duduk di aspal, dan tampak merontak serta berteriak meminta tolong. Dalam video, ia mengucapkan, “Tolong-tolong saya tara (tidak) mau jemput tolong-tolong,” yang menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap tindakan yang dilakukan oleh pihak yang menjemputnya.

Anggota provos yang turun langsung melakukan penangkapan terlihat membawa tali borgol, diduga untuk mengikat tangan polisi tersebut. Meskipun belum diketahui secara pasti lokasi dan waktu kejadian, aksi ini menjadi tontonan bagi warga sekitar yang menyaksikan langsung peristiwa tersebut.

Sampai saat ini, identitas polisi yang dijemput paksa masih belum diketahui. Namun, ada dugaan bahwa ia merupakan anggota dari Satuan Sabhara Polda Maluku Utara. Penangkapan ini disebut-sebut dilakukan karena polisi tersebut jarang hadir dalam tugas atau tidak mematuhi aturan yang berlaku.

Kapolres Ternate, AKBP Anita Ratna Yulianto, saat dikonfirmasi mengatakan bahwa anggota polisi yang ditangkap bukanlah bagian dari Polres Ternate. Ia menyatakan bahwa pelaku adalah anggota dari Dit Samapta Polda Maluku Utara.

“Yang bersangkutan bukan anggota kami (Polres Ternate), melainkan anggota Polda,” ujarnya singkat pada Selasa (15/7/2025).

Peristiwa ini menimbulkan berbagai tanggapan dari masyarakat dan kalangan profesional di bidang hukum. Banyak yang mempertanyakan prosedur penangkapan yang dilakukan, terutama karena adanya indikasi bahwa tindakan tersebut dilakukan tanpa izin atau persetujuan dari pihak yang berwenang.

Beberapa ahli hukum menilai bahwa penangkapan seperti ini harus dilakukan dengan prosedur yang jelas dan transparan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman atau konflik di antara aparat penegak hukum. Mereka juga menyarankan agar pihak berwajib segera memberikan informasi lengkap tentang kejadian tersebut agar publik dapat memahami situasi secara utuh.

Selain itu, isu tentang kedisiplinan dan ketaatan anggota kepolisian terhadap tugas juga menjadi topik yang hangat dibicarakan. Sejumlah pihak menilai bahwa tindakan yang dilakukan oleh provos bisa menjadi contoh buruk jika tidak dilakukan dengan benar dan sesuai aturan.

Dengan viralnya video tersebut, masyarakat kini lebih waspada terhadap tindakan aparat kepolisian, terutama dalam hal penegakan hukum dan penggunaan kekuasaan. Di sisi lain, para petugas juga diharapkan tetap menjaga etika dan profesionalisme dalam menjalankan tugasnya, baik terhadap rekan sejawat maupun masyarakat luas.

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com