,JAKARTA-
PT PLN (Persero) bersama perusahaannya yang lain, yakni PT PLN Enjinering, mengadakan kerja sama strategis dengan China Electric Power Planning & Engineering Institute Co., Ltd. (EPPEI), sebuah lembaga insinyering energi ternama dari Cina.
Kerjasama antar berbagai negara ini merupakan tindakan nyata untuk mensupport agenda peralihan energi nasional serta menguatkan kemampuan sektor kelistrikan di Indonesia.
Kerjasama strategis ini dimulai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) oleh Direktur Utama PLN Enjiniring, Chairani Rachmatullah, serta Deputy Director dari Institut Konsultansi Internasional EPPEI, Wang Shunchao, yang berlangsung di Jakarta pada hari Jumat, 9 Mei 2025.
Kepala Eksekutif PT PLN, Darmawan Prasodjo, menggarisbawahi bahwa kerja sama tersebut adalah elemen penting dalam janji grup PLN untuk memacu pertumbuhan energi bersih dan terbarukan dengan cara yang menyeluruh agar dapat mewujudkan tujuan Net Zero Emissions (NZE) sebelum tahun 2060 atau bahkan lebih awal.
“Kerjasama ini menggarisbawahi posisi penting PLN Group sebagai pemimpin utama dalam transformasi energi, terutama di bidang perancangan jaringan listrik, pengembangan pembangkit tenaga yang ramah lingkungan, serta implementasi teknologi hemat energi,” kata Darmawan.
Dia mengatakan bahwa Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) terkini akan mencakup sebagian besar sumber daya listrik ramah lingkungan. Oleh karena itu, kolaborasi dengan mitra internasional semacam EPPEI sangat diperlukan guna mendukung implementasi teknologi yang canggih, hemat biaya, dan bertahan lama.
Kepala Eksekutif PT PLN Enjiniring, Chairani Rachmatullah, mengatakan bahwa kerja sama ini bukan saja berfokus pada peningkatan struktur dasar sistem listrik dalam negeri, namun juga ditujukan untuk meningkatkan keahlian teknikal PLN Enjiniring menjadi pusat unggul di sektor rekayasa energi terbarukan.
“Sinergi ini menjadi katalis dalam transfer pengetahuan dan penguatan kapasitas internal, sekaligus membuka ruang lebih luas untuk pertukaran pengalaman teknis dalam menghadapi tantangan transisi energi,” jelas Chairani.
Satu tujuan penting dalam kolaborasi tersebut adalah melaksanakan pembangunan kapasitas dengan mendirikan sebuah tim gabungan yang terdiri atas anggota dari kedua sisi.
Kelompok ini akan mengembangkan dokumen insinyering bersama-sama, serta berpartisipasi dalam acara pembelajaran kolaboratif, pertemuan teknis, dan penilaian standar dibandingkan dengan metode unggulan di sektor kelistrikan dunia. Fokus utamanya adalah pada taktik manajemen daya yang fleksibel dan pemodelan perencanaan sistem guna memperluas penggunaan energi terbarukan variabel.
“Tujuan kita adalah menciptakan sebuah organisasi yang fleksibel dan berdaya saing. Dengan kerjasama ini, kita dapat mengembangkan akses ke pengalaman global sekaligus meningkatkan keterampilan teknis pada level nasional,” jelas Chairani.
Chairani juga menggarisbawahi bahwa PLN Enjiniring terus menerapkan peningkatan jalinan kolaborasi global dengan cara yang konstan sebagai elemen dari perubahan Perusahaan agar dapat berkembang menjadi mitra teknik pilihan bagi pengembangan infrastruktur energi nasional yang canggih, handal, serta lestari.
Sementara itu, Ketua China Energy Engineering Corporation (CEEC), Lyu Zexiang, dengan senang hati menyambut kerja sama diantara EPPEI dan PLN Enjinering.
Dia yakin kerjasama ini bakal menghasilkan efek yang baik untuk kedua belah pihak, terutama di bidang perkembangan teknologi beralih ke sumber daya energi baru.
“Para ahli dan insinyur akan bekerja sama dalam proyek ini untuk bertukar pengetahuan dan keterampilan. Prioritas utama kita adalah menghasilkan solusi yang hijau, aman, hemat biaya, serta handal, terutama di bidang pembentukan sistem simpanan daya listrik dan teknologi baterai jangka panjang,” kata Lyu.
