Pink Sapphire: Permata Romantis yang Sedang Trendy, dari Koleksi Sultan hingga Cincin Gen Z

Pink Sapphire: Permata Romantis yang Sedang Trendy, dari Koleksi Sultan hingga Cincin Gen Z


Priangan Insider –

Di tengah gemerlap dunia fashion dan tren aksesoris yang terus berubah, ada satu batu mulia yang kembali mencuri spotlight, terutama di kalangan Gen Z yang suka tampil stand out tapi tetap elegan, Pink Sapphire.

Nggak cuma cantik di mata, batu ini juga sarat makna dan makin digandrungi karena warnanya yang sweet tapi powerful.

Dari runway ke reels, dari koleksi sultan ke style anak nongkrong, Pink Sapphire jadi primadona baru dunia perhiasan yang layak dilirik.

Beda dari batu akik pada umumnya yang cenderung bernuansa gelap dan maskulin, Pink Sapphire tampil dengan warna yang lebih feminin, lembut, tapi tetap classy.

Jangan salah, walau tampilannya girly, kekuatan dan nilai batu ini nggak main-main.

Bahkan di dunia perhiasan internasional, Pink Sapphire masuk kategori premium, sejajar dengan ruby dan safir biru yang legendaris itu.


Warna Pink Bukan Berarti Lemah Justru Powerful

Pink Sapphire punya spektrum warna yang luas, dari pink pucat seperti kelopak sakura, sampai fuchsia bold yang mencolok.

Warna ini berasal dari elemen kromium dalam struktur kristalnya dan semakin tinggi konsentrasinya, semakin tajam warna pink-nya.

Batu ini masuk dalam keluarga corundum, sama seperti safir biru dan ruby.

Bedanya? Pink Sapphire punya daya tarik visual yang lebih lembut, cocok buat lo yang pengen tampil beda tapi tetap elegan.

Nggak heran kalau banyak desainer perhiasan mulai mengandalkan batu ini sebagai centerpiece untuk koleksi cincin, liontin, bahkan gelang.

Yang menarik, warna pink-nya juga bisa berubah-ubah tergantung pencahayaan, membuat batu ini seperti punya kepribadian sendiri.

Cocok banget buat generasi sekarang yang suka ekspresif dan multifaset.


Dari Asia ke Dunia: Perjalanan Sang Pink yang Berkilau

Secara geografis, Pink Sapphire banyak ditemukan di Sri Lanka, Myanmar, dan Madagaskar.

Tapi jangan salah, Indonesia juga punya sumber-sumber safir, termasuk varian pink dari Kalimantan dan Sumatera, walau produksinya masih terbatas.

Permintaan global terhadap Pink Sapphire terus meningkat, terutama dari pasar Asia dan Timur Tengah.

Di Jepang, batu ini populer sebagai simbol cinta dan kebahagiaan.

Di India, ia dianggap membawa keberuntungan dan energi positif.

Dan sekarang, Pink Sapphire mulai dilirik di Indonesia, terutama oleh Gen Z yang menggabungkan warisan budaya dengan gaya hidup modern.


Bukan Cuma Cantik, Tapi Juga Bermakna

Pink Sapphire bukan sekadar pemanis tangan.

Banyak yang percaya batu ini membawa energi cinta, empati, dan ketenangan batin.

Dalam dunia metafisika, Pink Sapphire dikaitkan dengan chakra hati, yang membantu membuka diri terhadap kasih sayang dan hubungan yang sehat.

Makanya, nggak sedikit yang memilih batu ini untuk cincin tunangan atau hadiah ulang tahun.



Gue pilih cincin Pink Sapphire waktu lamaran karena nggak pasaran, dan punya makna personal banget,”

kata Mira, seorang fotografer fashion asal Bandung.


“Warna pink-nya itu bukan sekadar manis tapi punya depth, kayak hubungan yang kita bangun.”


Tren Baru: Pink Tapi Nggak Mainstream

Di Indonesia, Pink Sapphire mulai ramai di marketplace dan toko perhiasan lokal.

Desainnya pun mulai adaptif: ada yang dibuat dengan gaya klasik berbentuk oval besar, ada juga yang lebih kekinian, seperti cincin tipis dengan batu kecil untuk gaya minimalis.

Di TikTok dan Instagram, tagar seperti #PinkSapphire, #CincinTunanganEstetik, atau #GemstoneAesthetic sering muncul bersamaan dengan outfit-of-the-day (OOTD), konten self-love, sampai video edukasi soal healing dan energi batu alam.

Pink Sapphire jadi semacam simbol baru untuk soft power gaya hidup yang lembut tapi kuat, kalem tapi tetap impactful.


Harga Pink Sapphire: Dari Terjangkau Sampai Sultan Banget

Soal harga, Pink Sapphire punya spektrum yang luas.

Batu natural tanpa treatment dengan warna vivid pink bisa dihargai belasan hingga ratusan juta rupiah, tergantung ukuran dan kejernihannya.

Tapi untuk versi yang telah melalui sedikit treatment atau sintetis berkualitas tinggi, harga mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 5 juta udah bisa bawa pulang yang estetik.


“Yang penting buyer paham sumber batu, jenis treatment, dan cara bedain asli atau sintetis,”

ujar Kevin, pemilik butik permata online di Jakarta.


“Gen Z sekarang udah pintar-pintar, mereka nyari batu bukan cuma keren, tapi juga autentik.”


Tantangan: Edukasi dan Sertifikasi Masih Kurang

Walaupun naik daun, tantangan Pink Sapphire di Indonesia adalah kurangnya edukasi tentang perbedaan batu asli, sintetis, dan imitasi.

Banyak pembeli awam yang terkecoh karena tergoda harga murah tanpa tahu jenis batunya.

Di sinilah pentingnya peran penjual, influencer, dan komunitas pecinta batu untuk mengedukasi publik.

Selain itu, kebutuhan akan sertifikat gemologi juga semakin penting, terutama buat yang ingin menjadikan Pink Sapphire sebagai investasi jangka panjang.

Sertifikat ini bisa memastikan asal-usul batu, keaslian, dan treatment yang dilakukan, bukan cuma jual tampang doang.


Pink Sapphire, Batu Perasaan yang Siap Tampil Gahar

Di era di mana ekspresi diri jadi bagian penting dari identitas, Pink Sapphire muncul sebagai pilihan yang kuat namun lembut, mewah tapi tetap soulful.

Ia bukan sekadar perhiasan, tapi narasi tentang cinta, kekuatan batin, dan keindahan yang tumbuh dari dalam.

Buat kamu yang pengen tampil beda dari keramaian bling-bling biasa, Pink Sapphire bisa jadi simbol gaya sekaligus self-reminder.

Karena sesungguhnya, yang lembut bukan berarti lemah, justru bisa jadi kekuatan paling tahan lama.

Pink Sapphire bukan cuma warna, tapi sikap. Dan sikap itu sekarang lagi jadi tren. (***)