Berita  

PHC Lakukan Aksi Bersih Pantai di Pulau Padar: Jaga Warisan Alam Dunia

PHC Lakukan Aksi Bersih Pantai di Pulau Padar: Jaga Warisan Alam Dunia

LABUAN BAJO, OKE FLORES.COM– Pulau Padar, salah satu ikon pariwisata Nusa Tenggara Timur yang terletak di kawasan Taman Nasional Komodo, kembali menjadi perhatian utama. Pada hari Sabtu tanggal 16 Agustus 2025, PT Palma Hijau Cemerlang (PHC) bekerja sama dengan Balai Taman Nasional Komodo (BTNK), masyarakat pulau sekitar, Forkompinda Manggarai Barat, lembaga swadaya masyarakat, asosiasi, serta pelaku industri pariwisata melakukan kegiatan pembersihan pantai di wilayah pesisir selatan pulau tersebut.

Sejak pagi hari, peserta telah mempersiapkan diri dengan karung, sarung tangan, serta semangat menjaga lingkungan. Di bawah sinar matahari yang menciptakan bayangan perbukitan khas Padar, mereka berjalan di sepanjang garis pantai. Mulai dari pasir hingga celah-celah batuan, sampah plastik, botol minuman, hingga jaring nelayan bekas terkumpul menjadi tumpukan besar. Hasilnya, sekitar 200 hingga 300 karung sampah berhasil dikumpulkan dan kemudian dipilah menjadi sampah organik, anorganik, serta yang dapat didaur ulang.

“Konservasi tidak hanya berbicara tentang hewan, tetapi juga lingkungan hidupnya. Membersihkan pantai ini merupakan bagian dari tanggung jawab kita bersama,” kata Direktur Utama PHC, Dian Sagita.

Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

Ia menekankan bahwa kegiatan ini bukan hanya sekadar upacara, tetapi merupakan bagian dari strategi konservasi yang terpadu. PHC yang menjadi mitra resmi BTNK, memperkuat pengelolaan kawasan melalui patroli laut dan darat yang lebih teratur, identifikasi terhadap tumbuhan dan hewan, serta kegiatan edukasi lingkungan.

Dulunya patroli darat hanya dilakukan sekali dalam sebulan, kini bisa dilakukan seminggu sekali atau bahkan dua kali. Patroli laut yang dahulu dilakukan dua kali sebulan, kini bisa mencapai empat kali dalam seminggu, tentu disesuaikan dengan kondisi cuaca,” kata Dian.

Ia menambahkan, kerja sama dengan Komodo Survival Program (KSP) dan Nationally Determined Contribution (NDC) juga menghasilkan informasi penting. Tahun lalu tercatat 34 ekor komodo di Pulau Padar. Saat ini penghitungan kembali sedang dilakukan dengan harapan jumlah populasi meningkat sehingga statusnya bisa berubah dari kategori “terancam punah.”

Selain itu, kolaborasi bersama Indonesian Waste Platform (IWP) memastikan limbah yang terkumpul tidak menumpuk, tetapi diolah secara berkelanjutan di Labuan Bajo.

Tantangan dan Harapan

Meskipun Pulau Padar tidak berpenghuni, kenyataannya sampah yang dibawa oleh arus atau ditinggalkan oleh pengunjung sering kali mengotori keindahan alamnya. Wisatawan terkadang menunjukkan tumpukan sampah di tepian pantai, yang menurut Dian, menyebabkan rasa malu bagi pihak pengelola dan masyarakat setempat.

“Jika bukan kami, siapa lagi yang peduli terhadap Pulau Padar ini? Kami berharap tindakan ini mampu membuka mata banyak pihak bahwa menjaga kebersihan sebanding dengan menjaga satwa,” tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala BTNK, Hendrikus Rani Siga, mengapresiasi semangat dan partisipasi berbagai pihak. Menurutnya, kerja sama bersama sangat penting mengingat keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh Taman Nasional Komodo.

“Sebelumnya, fokus kami lebih banyak berada di titik-titik wisata yang ramai dikunjungi. Wilayah yang terletak jauh dari jalur wisata sering kali diabaikan. Oleh karena itu, tindakan ini sangat penting, bukan hanya sekadar diskusi bersama, tetapi tindakan bersama,” katanya.

Pulau Padar terkenal secara global berkat pemandangan alamnya yang khas. Namun, keindahan tersebut dapat berkurang jika sampah dibiarkan menumpuk. Dengan kegiatan pembersihan pantai dan program konservasi menyeluruh, PHC bekerja sama dengan BTNK berupaya memastikan Pulau Padar tetap menjadi warisan alam dunia yang tetap terjaga.

“Keindahan Pulau Padar bukan hanya milik kita pada hari ini, tetapi juga akan menjadi warisan bagi generasi berikutnya,” ujar Dian.