Pertandingan Ngarit Award di Majalengka: Uniknya Strategi Promosi Hewan Kurban menjelang Idul Adha

Pertandingan Ngarit Award di Majalengka: Uniknya Strategi Promosi Hewan Kurban menjelang Idul Adha


KABAR TASIKMALAYA


– Sejumlah peternak domba di Kampung Kaputren, Desa Putridalem, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, menyelenggarakan acara pameran hewan untuk keperluan korban Idul Adha dengan nama


Ngarit Award


Kegiatan tersebut dihelat sebelum perayaan Iduladha dengan tujuan memperbesar daya beli domba korban lewat cara yang menarik dan menyenangkan.


Tidak seperti edisi-edisi sebelumnya, penyelenggaraan kelima Ngarit Award kali ini mendobrak aturan dengan melibatkan ibu-ibu sebagai pusat perhatian. Para partisipan tersebut muncul di depan umum dengan keyakinan tinggi sambil membimbing ternak dombanya, maju layaknya model fashion yang disertai oleh lagu-lagu yang dipilih komite acaranya. Tampillan mereka tidak kurang memesona walaupun beberapa di antaranya menggunakan baju tidur, celana longgar, serta topi adat.


dudukuy


.


Dari total 20 wanita peserta yang muncul secara bergiliran, setiap orang mempersembahkan dombanya yang terpilih sebagai yang terbaik. Beberapa domba bergerak tenang di samping pemiliknya, namun beberapa lain nyaris kabur dari cengkraman kontrol. Walaupun demikian, atmosfer riuh pendukung serta gairah kompetitif kontestan menciptakan suasana yang sangat hidup dalam pertandingan tersebut.


Wujud Penghargaan bagi Peternak Wanita


Panitia penyelenggara, Amin Halimi, menegaskan bahwa kegiatan kali ini bertujuan khususnya untuk memberikan penghargaan atas kontribusi para peternaker wanita. “Hal ini sebagai wujud ucapan terima kasih kepada peternak perempuan yang kerap luput dari sorotan meski sebagian di antaranya tiada henti-hentinya merawat ternak dan mencacah rumput setiap harinya,” ungkap Amin saat ditemui pada Hari Ahad, tanggal 25 Mei 2025, berdasarkan laporan Pikiran Rakyat.


Amin menyatakan bahwa umumnya pemenang Ngarit Award kebanyakan adalah kaum adam. Akan tetapi, pada kesempatan kali ini, juri setuju untuk membuka kategori tersendiri bagi wanita yang telah lama memainkan peran penting dalam mendukung bidang peternakan di wilayah itu.


Simbol Kekuatan Ekonomi Lokal


Di atas hiburan, penghargaan Ngarit saat ini telah berkembang menjadi ikon daya saing ekonomi setempat yang didukung oleh industri peternakan. Desa Kaputren terkenal sebagai desa domba lantaran mayoritas penduduknya bekerja dalam bidang pertenakan, meliputi jenis-jenis seperti domba Garut sampai dengan domba Kacang.


Amin menginginkan kesempatan ini untuk meningkatkan keberadaan Kampung Kaputren sebagai pusat domba di Majalengka serta Provinsi Jawa Barat secara lebih luas.


Penduduk serta penyelenggara setuju bahwa acara ini lebih dari sekedar kompetisi; itu adalah tempat bagi para petani lokal untuk meraih prestise dan pertumbuhan. Terlebih lagi mengingat berbagai hambatan terkait perubahan iklim dan kemampuan konsumen dalam membelanjakan uangnya, pendekatan khusus layaknya Ngarit Award dapat menjadi taktik promosi yang efektif.


Terlebih di tengah tantangan iklim dan daya beli masyarakat saat ini, perlu membuat strategi promosi yang unik.




Ajang Promosi yang Efektif


Strategi promosi melalui lomba ini terbukti efektif. Salah satu peserta, Wiwin, mengaku telah menjual dua ekor domba selama ajang berlangsungDeg-degan juga tapi seru, dilihat banyak orang, biasanya suami yang ikutan begini,” kata Wiwin.


Romo, salah satu peserta lainnya, mengatakan bahwa dia sudah menjual tujuh ekor dombanya lewat acara tersebut. Pada tahun lalu, prestasinya lebih cemerlang lagi karena mampu menjual 30 ekor domba dengan kisaran harga dari Rp3.500.000 sampai Rp5.000.000 untuk setiap ekornya, bergantung pada keadaan fisik si domba itu sendiri, misalnya berat badannya atau panjang tanduknya.


Kampung Domba yang Menginspirasi


Pesta Ngarit Award bukan sekadar untuk mengenalkan hasil produksi ternak lokal, namun juga membentuk citra masyarakat yang penuh kreasi dan kekuatan. “Bagaimana metode penjualannya seperti ini, ada yang enggan bergabung? Kambing-kambingnya berjalan dengan gaya, sementara ibu-ibunya sangat termotivasi,” ujar Rasum.


Dengan semangat kerja sama dan ide yang terinspirasi dari kearifan lokal, Kampung Kaputren di Jatitujuh mulai dikenal sebagai sentra peternakan serta teladan dalam pengembangan masyarakat lewat metode kreatif. ***


Sumber dari artikel yang berasal dari Pikiran Rakyat dengan judul ”


Menarik, Para Peternak di Jatitujuh Majalengka Sabet Penghargaan Ngarit Award demi Mempromosikan Ternakan Untuk Kurban