news  

Perlawanan Terus Berkobar, Tiga Tentara Israel Gugur di Gaza

Perlawanan Terus Berkobar, Tiga Tentara Israel Gugur di Gaza

Pada Jumat, media Israel melaporkan kematian tiga tentara dalam sejumlah insiden militer yang terjadi di berbagai wilayah Jalur Gaza. Dua dari insiden tersebut terjadi di Khan Yunis, bagian selatan Jalur Gaza, dan Beit Hanoun di utara, sementara satu insiden lainnya masih dalam penyelidikan lebih lanjut.

Menurut situs web Israel, seorang tentara tewas setelah kendaraan lapis baja menjadi target serangan rudal anti-tank di Khan Yunis. Tubuh korban ditemukan lima jam kemudian. Sensor militer Israel telah memberlakukan pembatasan ketat terhadap informasi mengenai apa yang mereka sebut sebagai insiden sulit di Jalur Gaza.

Sebelumnya, sumber menyebutkan bahwa bentrokan bersenjata masih berlangsung di daerah utara Khan Yunis. Helikopter Israel mendarat di lokasi kejadian, sementara operasi udara, penembakan artileri berat, serta serangkaian tembakan intensif dilaporkan terjadi di menit-menit terakhir. Pesawat tempur Israel juga mulai membombardir daerah di mana insiden keamanan terjadi, bertepatan dengan penembakan artileri yang sedang berlangsung di Khan Yunis tengah dan utara.

Dalam peristiwa yang diduga terkait dengan operasi di Beit Hanoun, tentara Israel menyatakan bahwa seorang prajurit tewas akibat tabrakan antara dua kendaraan rekayasa di wilayah utara Jalur Gaza. Situs-situs lokal Israel melaporkan bahwa sensor militer Israel memberlakukan pemadaman informasi terkait insiden keamanan serius di Gaza, yang memakan waktu sekitar lima jam untuk diselesaikan.

Radio Tentara Israel mengungkapkan bahwa sejak dimulainya operasi darat di Jalur Gaza pada 27 Oktober 2023, total 72 tentara telah tewas dalam “insiden operasional”, termasuk 31 korban akibat tembakan teman sendiri. Angka ini merupakan bagian dari total 440 tentara Israel yang gugur dalam pertempuran darat sejak awal agresi. Insiden operasional yang tercatat mencakup kecelakaan kerja, ledakan amunisi, tabrakan internal, hingga tembakan ramah.

Data tambahan menunjukkan rincian korban: 31 orang tewas dalam insiden tembak-menembak, 23 dalam kecelakaan senjata dan amunisi, tujuh akibat ditabrak pengangkut personel lapis baja, dan enam dalam insiden penembakan tanpa detail spesifik. Sejak Israel melanjutkan operasi militer besar-besaran pada 18 Maret 2025, dua tentara lagi tewas dalam insiden operasional di Gaza dari total 32 korban selama periode tersebut—sekitar 6 persen dari jumlah total.

Secara keseluruhan, sejak 7 Oktober 2023, 882 tentara Israel telah tewas dan 6.032 lainnya cedera, menurut data resmi yang dirilis oleh militer Israel.

Dalam beberapa hari terakhir, pasukan Israel telah meningkatkan operasi militernya di Jalur Gaza, dengan keterlibatan lima divisi elit. Menurut analisis militer senior Brigadir Jenderal Elias Hanna, Israel berusaha mencapai terobosan sebelum gencatan senjata dan kembali ke zona penyangga keamanan yang disepakati dalam perjanjian Januari lalu.

Israel juga berupaya menciptakan citra “kemenangan” yang sesuai dengan tujuan rencana bernama kode “Kereta Gideon”. Rencana ini mencakup klaim bahwa Israel telah berhasil menghancurkan tiga dari lima brigade perlawanan Palestina di Gaza, menewaskan hampir 20.000 pejuang, dan menduduki 75 persen wilayah Jalur Gaza.

Namun, Hanna menyatakan bahwa kemenangan mutlak tidak mungkin dicapai. Militer Israel pun bermaksud menyampaikan rencana baru terkait prospek operasi di Gaza. Lebih dari 45 hari setelah peluncuran Operasi Gideon, militer Israel mengumumkan bahwa fase operasional utama di Gaza akan segera berakhir karena pertempuran berkelanjutan dinilai membahayakan nyawa pasukan mereka.

Hanna menambahkan bahwa pendekatan yang digunakan dalam “Kereta Gideon”—yakni secara bertahap menggerogoti wilayah musuh sambil menghindari korban jiwa—ternyata gagal. Hal ini memaksa pemerintah untuk “mengamankan pencapaian yang ada dan beralih ke dimensi politik untuk menyesuaikan strategi dan tujuan.”

Beberapa hari sebelumnya, Radio Angkatan Darat Israel melaporkan bahwa 30 perwira dan tentara Israel telah tewas di Jalur Gaza sejak perpanjangan perang pada 18 Maret, termasuk 21 korban akibat alat peledak buatan faksi-faksi Palestina. Surat kabar Haaretz juga mencatat bahwa 20 tentara Israel tewas di Gaza pada bulan Juni 2025.

Faksi-faksi perlawanan Palestina, seperti Brigade Al-Qassam dan Brigade Al-Quds, terus melaporkan operasi mereka melawan pasukan Israel. Pada Kamis, Brigade Al-Qassam menyatakan bahwa mereka telah menembakkan rudal Yasin 105 ke pengangkut personel lapis baja Israel di Khan Yunis, menyebabkan kendaraan tersebut terbakar dan helikopter Israel mendarat untuk evakuasi.

Sementara itu, Brigade Al-Quds, sayap militer Jihad Islam, mengklaim telah menyerang pusat komando Israel di dekat Masjid Khadra dengan rudal presisi tinggi. Rekaman video yang dirilis melalui saluran Telegram menunjukkan ledakan kendaraan militer Israel menggunakan alat peledak anti-tank Zelzal 4 di lingkungan Tuffah, timur Kota Gaza.

Dalam operasi terpisah, Brigade Al-Quds juga meledakkan buldoser militer Israel di Shuja’iyya menggunakan alat peledak yang telah dipasang sebelumnya. Selain itu, mereka melakukan serangan mortir bersama Brigade Abu Ali Mustafa di Al-Satar Al-Gharbi, utara Khan Yunis, dengan rentetan mortir 60 mm.

Insiden di Khan Yunis dan Beit Hanoun adalah contoh dari eskalasi konflik yang belum menunjukkan tanda-tanda penyelesaian. Pasukan Israel tampak semakin terdesak dalam menghadapi perlawanan sengit dari kelompok-kelompok Palestina, sementara upaya politik dan militer untuk menciptakan kestabilan semakin sulit diwujudkan.