news  

Perjuangan Geopark Kaldera Toba Dapat Persetujuan UNESCO

Perjuangan Geopark Kaldera Toba Dapat Persetujuan UNESCO

Pengelolaan Kaldera Toba dalam Proses Revalidasi UNESCO Global Geopark

Kaldera Toba resmi ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark (UGG) pada 7 Juli 2020 melalui sidang ke-209 Dewan Eksekutif UNESCO di Paris. Ini menjadikannya geopark kelima di Indonesia yang terdaftar dalam UGG. Sejak saat itu, kawasan ini menjadi perhatian utama dalam upaya pelestarian warisan geologi dan budaya.

Pada 2023, UNESCO memberikan peringatan berupa kartu kuning kepada Kaldera Toba. Pada tahun ini, akan dilakukan revalidasi kedua untuk mengevaluasi pengelolaan kawasan, khususnya terkait dengan geosite sesuai prinsip geopark dunia. Peninjauan ulang akan dilakukan antara tanggal 20 hingga 25 Juli mendatang. Proses ini menjadi langkah penting untuk memastikan bahwa Kaldera Toba tetap memenuhi standar internasional.

Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution bersama tujuh kepala daerah se-kawasan Danau Toba melakukan rapat di kantor gubernur pada akhir Juni lalu. Pertemuan ini bertujuan untuk memperkuat koordinasi dan kolaborasi dalam mendukung seluruh tahapan proses revalidasi secara terpadu. Bobby menyampaikan harapan agar kembali meraih Green Card, yaitu status yang menunjukkan bahwa kawasan tersebut layak dipertahankan sebagai UGG.

Empat rekomendasi dari UNESCO yang harus ditindaklanjuti adalah: penelitian berkelanjutan dan peta geologi, peningkatan visibilitas di seluruh wilayah geopark dengan panel informasi yang mudah dipahami oleh masyarakat, memperkuat eksistensi warisan budaya, serta keaktifan badan pengelola dalam menyelenggarakan event nasional dan internasional.

Bobby juga menyarankan seluruh daerah dan instansi terkait untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga Kaldera Toba. Salah satu fokusnya adalah edukasi terhadap kebiasaan masyarakat melakukan pembakaran di sekitar area geosite. “Ini harus jadi perhatian bersama, edukasi tetap dilakukan, perlu ada pendampingan dari kepolisian,” ujarnya.

Direktur Sumber Daya Energi, Mineral dan Pertambangan Kementerian PPB/Bappenas Togu Santoso Pardede menjelaskan bahwa geopark merupakan program resmi UNESCO yang dibentuk pada 2015. Geopark memiliki potensi warisan geologi (geosite) yang bernilai, seperti geoheritage, geodiversity, biodiversity, dan culture diversity. Saat ini, terdapat 229 UNESCO Global Geopark (UGGp) di 50 negara, dengan jumlah terbanyak di Tiongkok dengan 49 UGGp, Spanyol 18 UGGp, Indonesia 12 UGGp, Italia 12 UGGp, dan Jepang 10 UGGp.

Togu menambahkan bahwa UGGp diharapkan dapat berkontribusi mencapai SDGs melalui geowisata berkelanjutan. Selain itu, kegiatan ekonomi yang didorong masyarakat lokal tidak hanya menghasilkan pekerjaan dan pendapatan, tetapi juga meningkatkan kesadaran publik akan pengelolaan berkelanjutan terhadap warisan bumi.

Sebagai bagian dari kampanye dan sosialisasi Kaldera Toba, penanaman pohon dilakukan serentak di 16 geosite yang ada di tujuh kabupaten lingkar Danau Toba. Acara ini juga bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Sumut Effendy Pohan mengajak masyarakat menjaga dan merawat geosite yang berada di kawasan danau.

“Geosite bukan hanya aset pariwisata, juga ruang edukasi, warisan budaya dan ekonomi. Kalau dikelola dengan baik, geosite bisa membuka lapangan kerja, memperkuat identitas lokal dan meningkatkan daya saing daerah,” ujarnya di Desa Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun.

Penetapan Danau Toba sebagai bagian dari UGG adalah tonggak sejarah. Pengakuan ini membawa harapan besar sekaligus tanggung jawab besar. “UNESCO tidak sekadar menetapkan kawasan ini sebagai geopark, tetapi juga menempatkan kita dalam revalidasi setiap empat tahun sekali. Artinya, keberhasilan harus terus dijaga, dikembangkan dan dirawat dengan serius dan kolaboratif,” katanya.

General Manager Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark (BPTCUGGp) Azizul Kholis optimistis target green card tercapai karena saat menyerahkan berkas dokumen, tidak ada masalah. Para asesor akan tiba di Bandara Silangit dan bakal mengunjungi sejumlah tempat di kawasan Danau Toba, seperti Taman Eden, Samosir, Merek-Sipiso-piso-Tongging, dan Kota Medan.

Validator yang akan hadir adalah Jose Brilha dari Portugal dan Jeon Yong Mun dari Korea Selatan. Nantinya, Gubernur Sumut bersama tujuh kepala daerah se-kawasan Danau Toba menandatangani pernyataan komitmen mendukung revalidasi dan keberlanjutan pengelolaan Kaldera Toba UGG.

Azizul mengatakan Danau Toba merupakan kawasan UGG yang diakui internasional karena nilai geologisnya. Selain itu, Danau Toba dikelola dengan pendekatan holistik yang mencakup perlindungan, pendidikan, dan pembangunan berkelanjutan.

“Kita harus bangga karena Kaldera Toba warisan taman bumi terbaik di Indonesia, punya keragaman geologi, hayati, juga budaya. Mari kita menjaga lingkungan, menjaga konservasi, terutama flora dan fauna, khususnya batuan usia 70 ribu tahun,” ajaknya.