Apakah ada perbedaan antara hadas dan najis dalam konteks bersuci menurut agama Islam? Kedua istilah ini sering muncul dan meski keduanya merujuk pada kondisi yang tidak suci, namun mereka memiliki perbedaan.
Untuk mengetahui perbedaan keduanya, perlu diketahui terlebih dahulu pengertian dan
macam-macam najis
Serta hadits dalam Islam. Memahami kedua konsep ini sangat penting agar dapat menyelesaikan kebersihan yang dikerjakan oleh seorang Muslim setiap hari dengan sempurna.
Oleh karena itu, apa definisi dari hadas dan najis? Secara jelas, najis merujuk pada hal-hal yang kotor dan dapat mencegah seseorang melakukan ibadah dengan baik.
Sebaliknya, hadas merupakan kondisi ketidaksucaian pada tubuh seorang Muslim yang mengakibatkan
tidak sah
dalam beribadah.
Perbedaan antara hadas dan najis dalam konteks hukum fiqih memiliki implikasi yang dapat dibagi menjadi lima kategori, yakni berdasarkan niat, serta media.
penyucian
, area hadas dan najis, tata cara pembersihan, serta gantinya.
Berikut adalah lima perbedaan antara hadas dan najis dalam konteks hukum fikih.
1. Perbezaan dalam Aspek Niati
Sebelum membasmi hadas, seorang Muslim perlu menyatakan niatannya lebih dulu, entah itu niat untuk wudhu atau mandi junub. Tanpa adanya niat, maka wudhu ataupun mandinya akan dianggap tidak valid.
Di sisi lain, membersihkan kotoran tidak perlu niat khusus. Setelah kotoran tersebut dihapus, area yang terkontaminasi akan otomatis menjadi suci.
2. Perbedaan Media Penyucian
Kriteria untuk membersihkan diri dari hadas adalah harus menggunakan air. Sedangkan untuk melakukan wudhu dan mandi yang diperlukan juga adalah air.
Di sisi lain, membersihkan kotoran tidak perlu menggunakan air.
Istinja
Atau untuk membersihkan kotoran bisa menggunakan batu, tisu, atau objek lainnya.
3. Wilayah Najis dan Hadas
Agar dapat menyingkirkan najis, seseorang yang beragama Islam perlu memBERSIHKAN bagian yang TERKENA kotoran itu.
Di sisi lain, untuk penyuciannya dari hadats, tidak diperlukan pembersihan khusus pada bagian yang terkena hadast tersebut.
Misalnya saja, seseorang dengan haid ringan akibat kentut cukup melakukan wudhu. Tidak perlu membersihkan dirinya di bagian bawah tubuh tersebut.
4. Perbedaan Urutan
Agar dapat menyingkirkan hadas, tidak diperlukan proses yang berurutan.
Sebagai contoh, apabila seseorang membuang gas, setelah itu BAB dan kencing, maka ketiga tindakan tersebut sebenarnya tidak perlu diberi ritual pembersihan.
wudu
hingga tiga kali. Hanya dengan wudhu satu kali, seseorang Muslim telah dianggap suci.
Sementara itu, bagi orang yang terkena najis, ia harus membersihkannya kotoran satu per satu (jika kotorannya ada banyak). Tidak bisa sekaligus seperti menyucikan hadas.
5. Pengganti Penyucian Hadas dan Najis
Orang yang ingin bersuci dari hadas, namun tidak menemukan air, maka dapat menggantinya dengan tayamum. Sementara itu, membersihkan najis tidak bisa diganti dengan tayamum.
Contoh Hadas
Dalam Islam, hadas terbagi menjadi dua, yaitu hadas besar dan hadas kecil.
Berikut ini penjelasannya tentang kedua konsep tersebut seperti yang dijabarkan dalam buku “Pola Hidup Bersih sesuai Syariat Islam”, yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama.
1. Contoh Hadas Besar
Beberapa hal yang dapat mengakibatkan terjadinya hadas besar antara lain hubungan intim antara suami istri, ejakuiasi, mimpi basah, haid, bersalin, serta proses persalinan.
Haid yang besar cuma bisa dibersihkan lewat mandi junub atau mandi wajib. Caranya untuk melaksanakan mandi wajib bisa diketahui
di sini
.
2. Contoh Hadas Kecil
Kecilnya lesi disebabkan oleh penampakan benda yang keluar dari kubul dan dubur, seperti contohnya pembuangan urin atau feses.
Pihak yang mengalami pingsan, tertidur, atau kehilangan kesadaran termasuk dalam kategori berhadats kecil.
Metode membersihkan hadas kecil adalah dengan melakukan wudhu’ atau
tayamum
.
Contoh Najis
Dalam bidang hukum agama, kotoran dibedakan menjadi tiga jenis, yakni kotoran yang parah atau mugallazah, kotoran menengah atau mutawassitah, serta kotoran yang ringan atau mukhaffafah.
Berikut ini penjelasan tentang ketiga jenis najis tersebut.
1. Sampel dari najis berat yang disebut juga sebagai mugallazah
Najis berat atau najis mugallazah merujuk pada kotoran anjing atau babi. Untuk membersihkannya, diperlukan mencuci area yang terpapar najis tersebut menggunakan air hingga tujuh kali. Dalam salah satu pencucian itu ditambahkan tanah atau debu.
2. Contoh Najis Menengah (Sederhana)
Najis sah atau najis mutawassithah yang termasuk diantaranya adalah urin, tinja, nanah, darah, alkohol, sampai mayat.
Metode membersihkan najis sederhana ini dilakukan dengan menghapus zat najis terlebih dahulu, lalu membasuh tempat najis tersebut menggunakan air sampai benar-benar bersih.
3. Contoh dari najis ringan (yang dapat dibersihkan dengan mudah)
Najis ringan atau
najis mukhaffafah
Air senyum dari balita laki-laki di bawah usia dua tahun yang masih mengonsumsi ASI.
Proses pembersihannya dapat dilakukan dengan meneteskan air pada area yang terpapar najis. Kondisi pentingnya adalah bahwa volume air yang dituang harus melebihi jumlah najis dan membasahi keseluruhan permukaan yang terkontaminasi.