news  

Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.230: Rusia Klaim Kuasai Dua Desa di Kharkiv

Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.230: Rusia Klaim Kuasai Dua Desa di Kharkiv

Perkembangan Terbaru Konflik Rusia-Ukraina: Serangan Drone, Korban Sipil, dan Upaya Produksi Senjata

Pada hari ke-1230 konflik antara Rusia dan Ukraina yang terjadi pada tanggal 7 Juli 2025, tensen terus meningkat dengan eskalasi serangan menggunakan pesawat nirawak atau drone dari kedua belah pihak. Serangkaian insiden ini tidak hanya memengaruhi situasi militer di lapangan, tetapi juga menimbulkan dampak signifikan terhadap warga sipil serta infrastruktur penting.

Serangan Drone Rusia dan Ukraina

Pada hari Minggu (6/7/2025), baik Rusia maupun Ukraina saling melancarkan serangan besar-besaran menggunakan ratusan drone. Serangan tersebut menyebabkan gangguan serius dalam sistem transportasi udara Rusia. Otoritas penerbangan sipil Rusia, Rosaviatsiya, mencatat penutupan sementara bandara di Moskow dan St Petersburg, kota kedua terbesar di Rusia. Dampaknya, puluhan penerbangan mengalami keterlambatan dan pembatalan.

Wali Kota Moskow, Sergei Sobyanin, menyatakan bahwa enam drone Ukraina berhasil mengenai wilayah ibu kota Rusia, sementara dua lainnya dilaporkan jatuh di sekitar St Petersburg. Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan kesepakatan strategis dengan mitra Barat untuk meningkatkan produksi kendaraan udara nirawak (UAV) guna mendukung pertahanan negara.

Dampak Serangan Terhadap Warga Sipil

Serangan drone Rusia pada hari yang sama juga menyebabkan korban di Ukraina. Di Kyiv, tiga warga sipil dilaporkan terluka akibat serangan tersebut. Di Kharkiv, kota terbesar kedua Ukraina, sedikitnya dua orang juga mengalami cedera. Selain itu, drone Shahed buatan Iran yang digunakan oleh Rusia menargetkan infrastruktur pelabuhan di Mykolaiv, sebuah kota penting di Ukraina tengah. Gubernur setempat, Vitaliy Kim, melaporkan kerusakan pada gudang dan jaringan listrik pelabuhan, meskipun tidak ada korban jiwa dalam serangan ini.

Tragedi lebih parah terjadi di Kostyantynivka, kota garis depan di Ukraina timur. Kantor Kejaksaan Ukraina menyatakan bahwa empat warga sipil tewas dan satu lainnya terluka akibat serangan Rusia menggunakan bom luncur dan drone. Dua dari korban adalah pasangan suami istri yang berada di dalam mobil ketika drone menghantam kendaraan mereka.

Kerusakan Infrastruktur di Kyiv

Di distrik Desnyanskyi, Kyiv, bangunan non-perumahan mengalami kerusakan karena puing-puing drone yang jatuh. Meski peringatan serangan udara telah dicabut, belum semua informasi tentang korban dapat diklarifikasi. Kepala Administrasi Militer Kota Kyiv, Serhii Tkachenko, menjelaskan bahwa di distrik Solomyanskyi, serangan juga menyebabkan kerusakan pada mobil dan pipa pasokan air. Beruntung, tidak ada laporan kebakaran atau korban cedera dalam insiden ini.

Strategi Peningkatan Produksi Drone oleh Ukraina

Untuk merespons eskalasi ancaman, Ukraina melakukan langkah proaktif dengan meningkatkan produksi drone. Presiden Zelensky mengungkapkan bahwa Ukraina telah menjalin kesepakatan dengan sekutu Eropa dan perusahaan pertahanan Amerika Serikat untuk memperluas kapasitas produksi UAV. Kyiv berharap akan menerima tambahan “ratusan ribu” drone dalam waktu dekat. Selain itu, Ukraina juga bekerja sama dengan Denmark untuk memproduksi bersama pesawat nirawak dan senjata lainnya di Negeri Nordik tersebut.

Klaim Rusia atas Wilayah Donetsk dan Kharkiv

Rusia juga membuat klaim baru terkait kontrol atas dua desa di wilayah Donetsk dan Kharkiv. Menurut otoritas Rusia, mereka berhasil merebut desa Piddubne di Donetsk dan Sobolivka di Kharkiv. Namun, klaim ini belum dikonfirmasi secara independen, dan Ukraina belum memberikan tanggapan resmi. Informasi lokasi berasal dari Institut Studi Perang (ISW) yang berbasis di Amerika Serikat.

Diplomasi Internasional: Prancis dan Inggris Bahas Ukraina

Dalam konteks diplomasi internasional, Presiden Prancis Emmanuel Macron dijadwalkan melakukan kunjungan kenegaraan ke Inggris mulai Selasa (8/7/2025). Agenda utama kunjungan ini adalah membahas situasi di Ukraina, termasuk rencana pengiriman pasukan penenang setelah gencatan senjata serta upaya meningkatkan tekanan politik dan ekonomi terhadap Rusia. Kunjungan Macron ke London merupakan yang pertama sejak Nicolas Sarkozy pada 2008 silam.

Konflik Rusia-Ukraina terus berkembang dengan dinamika yang kompleks. Baik melalui aksi militer maupun diplomasi, para pemimpin dunia terus berusaha mencari solusi yang dapat mengakhiri penderitaan warga sipil dan memulihkan stabilitas di kawasan.