.CO.ID – JAKARTA.
Presiden Prabowo Subianto pada akhirnya memberikan komentarnya mengenai pemanasan perselisihan perdagangan di antara Amerika Serikat (AS) dan Cina yang sekali lagi menjadi sorotan setelah kedua belah pihak meningkatkan bea masuk mereka satu sama lain.
Kebijakan tersebut muncul sebagai respons terhadap keputusan Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan bea balasan pada produk impor dari lebih kurang 60 negara, di antaranya adalah China.
Baru-baru ini, AS meningkatkan tarif atas barang dari China sebesar 145%. Dalam responnya, China juga menerapkan tarif impor terhadap produk-produk Amerika Serikat hingga angka 125%.
Menghadapi tensi antara kedua kekuatan ekonomi global besar itu, Presiden Prabowo menyatakan bahwa Indonesia berposisi netral dan tidak akan mendukung salah satu negara.
“Indonesia menghormati kedua negara. Kami tidak dalam posisi untuk memihak karena baik Amerika Serikat (AS) maupun China adalah mitra dagang yang penting bagi Indonesia,” ujar Prabowo saat ditemui usai menghadiri Antalya Diplomacy Forum di Turki, Jumat (11/4), sebagaimana dipantau melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Selanjutnya, Prabowo mengungkapkan harapannya bahwa Indonesia dapat menjadi penghubung perdamaian diantara Amerika Serikat dan Tiongkok.
“Harapannya adalah pada akhirnya, mereka akan menemukan titik temu,” ujarnya.
Dia juga menggarisbawahi bahwa Indonesia tidak berencana untuk mengakhiri perdagangan dengan China, walaupun situasi perdagangan global sedang tegang.
“Tidak mungkin kami memutus hubungan dagang dengan China,” tegas Prabowo.
Prabowo pun menyatakan bahwa dia sudah memohon izin untuk bertemu dengan Presiden Donald Trump pada kesempatan mendatang.
“Saya telah mengajukan permintaan untuk bertemu dengan Trump, semoga hal itu dapat direalisasikan,” tutupnya.