Penyebab Utama Morning Sickness Ternyata Bukan Hanya Hormon

Penyebab Utama Morning Sickness Ternyata Bukan Hanya Hormon

Morning sicknessmerupakan salah satu tanda pertama kehamilan yang mudah terlihat. Pada kebanyakan situasi,morning sicknessakan berakhir pada awal trimester kedua atau usia kehamilan 14 minggu.

Berdasarkan jurnal yang diterbitkan diAutonomic Neurosciencepada tahun 2017, sekitar 70 hingga 80 persen perempuan yang sedang hamil mengalamimorning sicknessatau mual dan muntah pada trimester pertama. Penyebabnya sering kali dihubungkan dengan perubahan hormon, Ibu.

Namun, tampaknya hormon bukan lagi faktor utamamorning sicknessselama kehamilan. Studi terbaru yang dilakukan oleh University of California – Los Angeles (UCLA) menemukan keterkaitan antara gejalamorning sicknessdan respons peradangan alami tubuh yang rumit terhadap perubahan biologis dan fisik selama masa kehamilan.

Menurut National Institutes of Health,hingga 80 persen perempuan yang sedang hamil pada trimester pertama mengalami mual, muntah, serta tidak suka terhadap makanan dan bau tertentu. Meskipun tidak nyaman, gejala-gejala ini biasanya bukan tanda adanya gangguan kesehatan pada ibu atau janin yang sedang berkembang, melainkan tanda dari ‘keseimbangan yang rentan’ yang hanya terjadi pada ibu hamil.

Selama masa kehamilan, sistem imun ibu menghadapi tantangan yang kompleks, yaitu harus melindungi diri dan janin dari infeksi, namun secara tidak sengaja bisa menyerang janin karena identitas genetiknya dianggap asing karena separuhnya berasal dari ayah,” ujar profesor antropologi UCLA, Molly Fox, seperti dilaporkanScience Daily.

“Secara umum, sistem kekebalan tubuh menyerang segala sesuatu yang terlihat asing. Oleh karena itu, selama masa kehamilan, sistem kekebalan ibu perlu beradaptasi dengan hati-hati agar dapat menjaga kesehatan janin sekaligus melindungi diri dari gangguan infeksi,” tambahnya.

Para ilmuwan menganggap bahwa ‘keseimbangan yang rapuh’, yang melindungi ibu dan janin, tercapai melalui kombinasi khusus dari respons peradangan. Respons-respons ini berperan dalam mencegah tubuh ibu menolak janin. Selain itu, hal ini juga memicu mekanisme perilaku yang sesuai, seperti mual, yang mendorong ibu untuk menjauhi makanan yang bisa berbahaya, khususnya selama trimester pertama dan kedua kehamilan.

Mual, muntah, atau ketidaknyamanan terhadap makanan dan aroma bukanlah tanda adanya gangguan pada ibu atau janin. Kemungkinan besar, hal tersebut menunjukkan bahwa segalanya berjalan dengan baik, dan merupakan bentuk respons sistem kekebalan tubuh yang normal,” kata profesor antropologi UCLA sekaligus rekan penulis studi tersebut, Daniel Fessler.

Detail studi tentang morning sickness

Dalam penelitian yang dipublikasikan diEvolution, Kedokteran, dan Kesehatan Masyarakatdi sini, tim antropolog dan epidemiolog yang dipimpin oleh UCLA mengumpulkan serta menganalisis sampel darah guna mengukur molekul sistem imun yang dikenal sebagai sitokin. Sitokin merupakan protein yang berfungsi memberikan sinyal untuk membantu tubuh dalam melawan penyakit serta mengendalikan peradangan.

Peserta penelitian juga diminta mengisi angket yang bertanya mengenai gejala-gejala yang berkaitan dengan morning sicknessdan ketidaksukaan terhadap makanan serta aroma selama tahap awal kehamilan. Peserta terdiri dari 58 wanita Latin di California Selatan yang diamati mulai dari awal kehamilan hingga setelah melahirkan.

Berdasarkan penelitian, 64 persen peserta mengalami ketidaknyamanan terhadap aroma atau makanan, khususnya terhadap asap rokok dan daging. Di sisi lain, 67 persen melaporkan rasa mual dan 66 persen mengalami muntah.

Tim peneliti selanjutnya mengukur sitokin yang menyebabkan peradangan (pro-inflamasi) serta sitokin yang mengurangi peradangan (anti-inflamasi). Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa wanita yang memiliki ketidaksukaan terhadap asap rokok menunjukkan perubahan signifikan menuju respons yang lebih inflamasi. Selain itu, ketidaksukaan terhadap makanan, mual, dan muntah juga dikaitkan dengan keseimbangan imun yang cenderung pro-inflamasi.

Keterkaitan temuan tersebut sesuai dengan teori yang diajukan para peneliti bahwa gejala mual pagi mungkin merupakan bagian dari adaptasi evolusioner yang membantu tubuh ibu hamil mengurangi paparan bahan berbahaya. Meskipun demikian, penulis penelitian tetap menegaskan bahwa bukti yang tersedia belum sepenuhnya jelas dan diperlukan penelitian lanjutan.

“Di banyak mamalia, kompartemen janin memiliki penghalang yang memisahkan dari pasokan darah ibu, tempat sel-sel kekebalan tubuh berada. Namun pada manusia, kita memiliki kondisi khusus, di mana sel-sel janin mendapat darah dari ibu. Manusia memiliki plasenta yang paling menembus, menyelam dalam jaringan ibu. Oleh karena itu, manusia memerlukan strategi khusus untuk menghindari sistem imun ibu menyerang janin,” kata Fox.

Perubahan yang terjadi pada sistem imun akhirnya dapat menyebabkan mual, yang selanjutnya membuat ibu hamil cenderung menghindari makanan tertentu.

“Ketidaksukaan terhadap aroma dan makanan tertentu, serta rasa mual bahkan muntah, tampaknya merupakan cara yang digunakan oleh evolusi untuk mencapai tujuan yang sama,” ujar Fessler.

Berikut adalah beberapa variasi dari kalimat tersebut: 1. Beginilah hasil penelitian terbaru yang mengungkap faktor utama penyebabnya. 2. Sebagai hasil dari studi terbaru, ditemukan penyebab utamanya. 3. Penelitian terbaru ini mengungkapkan akar masalah utamanya. 4. Berikut adalah temuan terbaru yang menjelaskan penyebab utamanya. 5. Studi terbaru ini mengungkapkan penyebab utama yang mendasar. 6. Inilah hasil kajian terbaru yang menunjukkan penyebab utamanya. 7. Ditemukan melalui studi terbaru bahwa penyebab utamanya adalah… 8. Berikut penjelasan dari studi terbaru mengenai penyebab utamanya. 9. Penyebab utama telah diungkap dalam studi terbaru ini. 10. Hasil studi terbaru ini mengungkapkan penyebab utama yang muncul.morning sicknesssaat sedang mengandung. Semoga informasi ini berguna.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk joinkomunitas Squad. Daftar klikdi SINI. Gratis!