Penyakit Parkinson Bukan Hanya Fisik: Dampaknya pada Kesehatan Mental

Penyakit Parkinson Bukan Hanya Fisik: Dampaknya pada Kesehatan Mental





,


Jakarta


– Pemahaman akan penyakit

parkinson

lebih banyak dikenal sebagai gangguan dalam sel saraf otak yang mengakibatkan tubuh kesulitan untuk dikotrol dalam melalukan beragam gerakan. Padahal, pasien-pasien parkinson juag mengalami gejala lain yang sama sakit dan menyulitkannya, seperti kehilangan penciumana, sembelit, sampai mengalami masalah mental seperti depresi dan gangguan tidur.

Bagi pasien-pasien yang mengalami gejala diluar kemampuan motorik ini dikenal dengan gejala nonmotorik yang membuat gangguan suasana hati dan kesejahteraan emosional. Melansir dari laman


Parkinson’s Foundation


, Jessica Shurer sebagai Direktur Urusan Klinis dan Advokasi mengatakan, “Seluruh gangguan kronis dan progresif (dari parkinson), semuanya bercampur dengan aspek fisiologis dan dapat memengaruhi pasien secara emosional.”

Mereka juga menjelaskan bahwa sifat-sifat apatis bisa muncul dalam diri para pasien parkinson, berbarengan dengan rasa cemas. Sayangnya, gejala ini jarang sekali diobati dan umumnya diabaikan karena pemahaman akan parkinson selalu diutamakan dalam gejala motorik.

Dalam kondisi parkinson jenis lebih lanjut, kondisi perubahan mental yang tidak diobati ini bisa mengakibatkan penurunan kemampuan berpikir dan mengingat. Akibatnya, jenis parkinson lain akan muncul, salah satunya adalah levy body dementia. Bukan hanya itu, tidak menutup kemungkinan juga bahwa pasien bisa mengalami halusinasi.


Mengapa Hal itu Bisa Terjadi?

Dalam dunia pasien parkinson, kondisi otak pasien sudah tidak seimbang lagi sedari awal sehingga bahan kimia otak salah satunya dopamin yang berkontribusi pula dalam mengontrol hormon tubuh lainnya. Akibatnya, dilansir dari


Parkinson.org


, perubahan kesejahteraan mental ikut terpengaruh, apalagi jika pasien tidak mendapatkan nutrisi yang baik dan tidur yang cukup dan nyaman.

Dalam penelitian yang dilakukan dan dipublikasi di


National Library of Medice


, 40 samap 50 persen pasien parkinson mengalami depresi. Mereka mengalami depresi ini mulai dari depresi golongan awal hingga mayor yang merupakan akibat degenerasi saraf otak. Pasien mengalami kematian sel substansial di bagian nukleus coerulues yang mengakibatkan perubahan morfologi otak dan penurunan kadar serotoni yang membantu suasana hati membaik.


Keluarga Pasien Parkinson Juga Bisa Mengalami Stress

Bahkan, keluarga yang menjaga pasien dengan parkinson juga bisa mengalami gangguan mental karena gejala parkinson yang ditunjukkan pasien sesungguhnya menjadi beban bagi para yang merawat pasien juga.

Pasalnya, dilansir dari


Hopkins Medicine


, kondisi parkinson membutuhkan perhatian yang jauh lebih banyak dan belum menyebutkan bahwa pengobatan parkinson juga bisa melahirkan efek samping lainnya.

Dalam merawat pasien dengan penyakit
parkinson
dibutuhkan juga pemahaman yang jauh lebih banyak karena gejala parkinson dan gejala akibat obat parkinson yang bisa meberikan kemiripan. Para kelaurga yang merawat pasien juga harus bisa fleksibel agar selalu bergabug dalam seluruh janji temu dokter. Oleh karena itu sangat disarankan jika keluarga pasien mengikuti

supportive group

agar bisa bertukar cerita tentang kesulitannya dan meminimalisir risiko stress atau bahkan depresi.



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com