Penjualan kendaraan bermotor di Indonesia sedang menghadapi tantangan signifikan pada April 2025. Menurut laporan dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), jumlah penjualan ritel untuk bulan tersebut adalah 57.031 unit saja. Angka ini menandai pencapaian terendah dalam setahun dan jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan total 76.582 unit yang dicapai di bulan Maret.
Bukan hanya di segmen retail, penjualan grosir atau distribusi langsung dari pabrikan ke DEALER pun anjlok hingga mencapai angka 51.205 unit, mengalami penurunan yang cukup besar dibandingkan dengan periode sebelumnya yang ada di kisaran 70.895 unit. Hal ini pastinya menarik perhatian banyak orang, terlebih dalam konteks harapan industri otomotif untuk pulih dengan cepat setelah beberapa tantangan ekonomi global.
1. Penyebab anjoknya penjualan
Penurunan dalam penjualan mobil tersebut menggambarkan situasi pasar yang sebenarnya cukup sulit. Sejumlah besar konsumen potensial lebih memilih untuk menunda keputusan pembelian kendaraan baru mereka. Faktor paling dominannya adalah keraguan akan stabilitas ekonomi, disertai oleh kenaikan pengeluaran harian serta tingkat suku bungan pinjaman yang tetap tinggi.
Untuk sejumlah orang di kalangan masyarakat, memiliki mobil baru sudah tidak menjadi tujuan primer lagi. Ada banyak pilihan lain yang dipertimbangkan seperti tetap menggunakan kendaraan lama mereka atau malah berpindah ke segmen mobil bekas yang cenderung lebih terjangkau secara finansial. Bahkan, Gaikindo mengestimasikan bahwa jumlah penjualan mobil bekas dapat menyentuh angka satu juta unit pada tahun ini, hal ini merupakan indikasi adanya perubahan preferensi dari pembelian mobil baru menuju mobil second.
2. Merek China memberikan tekanan pada produsen Jepang
10 perusahaan otomotif teratas berdasarkan volume penjualan masih dikuasai oleh merek dari Negeri Sakura tersebut. Toyota tetap menduduki posisi pertama dengan total 18.619 unit untuk sektor retail dan 16.077 unit untuk seluruh penjualannya. Kemudian disusul oleh Daihatsu, Honda, serta Mitsubishi yang mampu menjaga stabilitasnya meskipun ada perlambatan dalam industri ini.
Akan tetapi, sangat mengundang perhatian keberadaan BYD, merk berasal dari Tiongkok yang mampu menyabet posisi ke-10 dengan total penjualan sebanyak 3.496 unit. Hal ini mencerminkan bahwa brand baru mulai memperoleh pengakuan di kalangan konsumen Indonesia, terutama mereka yang tertarik pada kendaraan listrik atau mobil berharga lebih bersaing.
3. Pasar mobil diharapkan akan mengalami pemulihan dan menjadi lebih bersemangat.
Walaupun jumlah penjualannya berkurang, para pemain dalam sektor otomotif tetap percaya bahwa pangsa pasarnya akan membaik pada periode-periode yang akan datang. Sejumlah produsen sedang merencanakan kampanye Hari Raya Idul Fitri, memberikan potongan harga signifikan, serta menghadirkan varian mobil terbaru guna meningkatkan ketertarikan pembeli.
Sebaliknya, Gaikindo menggalakkan pemerintah agar lebih berfokus pada pembangunan ekosistem kendaraan yang ramah terhadap lingkungan, termasuk biofuel serta mobil listrik atau EV. Upaya tersebut bertujuan untuk mendatangkan investasi segar dan menciptakan kesempatan pertumbuhan dalam industri otomotif.
April benar-benar menjadi bulan sulit untuk sektor otomotif, tetapi itu tidak berarti segalanya gelap. Melalui taktik yang sesuai serta bantuan dari peraturan-peraturan yang mendukung, bukannya mustahil bagi penjualan mobil di Indonesia dapat pulih lagi, bahkan melebihi pencapaian pada tahun lalu.