Tren Desain Properti di Bali yang Menggabungkan Estetika Skandinavia dan Japandi
Tren desain properti di Bali terus berkembang mengikuti perubahan selera pasar global dan gaya hidup modern. Salah satu konsep yang kian diminati adalah kombinasi antara gaya Skandinavia dan Japandi. Konsep ini memadukan estetika minimalis ala Jepang dengan kehangatan dan fungsionalitas dari budaya Skandinavia, menciptakan ruang yang menarik sekaligus nyaman.
Desain Skandinavia-Japandi dikenal dengan ciri-ciri bersih, simpel, dan alami. Penggunaan material organik seperti kayu, batu alam, dan kain linen menjadi ciri khas dari konsep ini. Selain itu, pencahayaan alami yang melimpah serta tata ruang terbuka memberikan kesan lebih luas dan nyaman. Warna-warna netral juga sering digunakan untuk menciptakan kesan tenang dan harmonis.
Di Bali, konsep ini mulai menarik perhatian baik pengembang, investor, maupun pembeli, baik lokal maupun internasional. Proyek vila, resor butik, hingga rumah tinggal pribadi kini mulai mengusung desain Skandinavia-Japandi sebagai daya tarik utama. Hal ini tidak hanya karena estetika yang menarik, tetapi juga karena konsep ini sesuai dengan iklim dan budaya Bali yang mengutamakan keselarasan dengan alam.
Banyak pelaku industri properti menyebutkan bahwa konsep Japandi cocok dengan karakteristik Bali. Bukaan besar yang menghadirkan udara segar, taman kering bergaya zen, serta perabot kayu dengan desain ramping menjadi fitur favorit. Selain itu, desain ini dinilai lebih berkelanjutan karena mendorong penggunaan material lokal dan teknik konstruksi ramah lingkungan.
Shanny Poijes, CEO CORE Concept Living, menjelaskan bahwa pembeli mancanegara semakin cerdas karena mereka sering bepergian dan tinggal di berbagai negara. Mereka memahami arti kualitas dalam setiap aspek. Menurutnya, membeli properti di Bali bukan sekadar memiliki bangunan, tetapi juga berinvestasi dalam gaya hidup. “Pendekatan Scandinasian ini relevan karena memadukan prinsip desain terbaik dari berbagai budaya untuk menciptakan ruang yang berkelas dan nyaman,” ujarnya.
Untuk itu, Shanny menekankan pentingnya pendekatan pengembangan yang dapat membangun koneksi dengan komunitas lokal. Proyek harus bisa menyatu dengan kehidupan masyarakat setempat, bukan terpisah darinya. Lokasi juga menjadi faktor penting dalam strategi pengembangan properti di Bali. Area seperti Munggu menawarkan keseimbangan ideal antara aksesibilitas dan ketenangan, lokasinya strategis di antara kawasan berkembang, namun tetap mempertahankan nuansa desa yang menjadi daya tarik khas Bali.
Amanda Gunawan, Founding Partner OWIU Studio di Los Angeles, menilai fleksibilitas desain Skandinavia sebagai keunggulan utama. Ia menyebutkan bahwa desain ini menggabungkan fungsi dan keindahan untuk menciptakan harmoni dalam ruang. “Desain ini tahan lama, tidak mudah ketinggalan zaman, dan menekankan kualitas pengerjaan,” ujarnya.
Keberlanjutan hadir melalui standar durabilitas Skandinavia dan desain hemat energi. Strategi ventilasi alami membuat rumah lebih nyaman dengan sedikit penggunaan pendingin udara buatan, menjaga interior tetap terang. Pendekatan ini juga memanfaatkan keterampilan pengrajin lokal untuk menghasilkan karya kontemporer dengan teknik tradisional berkualitas modern.
Tren ini mencerminkan perubahan cara pandang pembeli internasional tentang kualitas hidup. Mereka mencari ruang yang elegan namun nyaman, mengesankan tapi tetap layak huni. Kehangatan Skandinavia, kesadaran Jepang, dan harmoni khas Bali menciptakan hunian yang terasa universal—dihargai oleh pembeli dari Australia, Eropa, Amerika, hingga Asia.
CORE Concept Living dalam mengembangkan proyeknya di Bali memutuskan mengusung pendekatan scandinasian. Proyek terbarunya bertajuk Leviro Residences di Munggu akan memadukan scandivian, Japandi, dan Balinese soul. Peluncuran proyek itu direncanakan pada Oktober 2025, dengan pembangunan mulai Desember 2025 dan serah terima unit pada kuartal keempat 2027.