BUAH ruruhi dan gowokmengandung kesamaan bentuk yang bulat sehingga sering dianggap sama oleh masyarakat maupun para peneliti. Namun, berdasarkan penelitian terbaru, kedua buah tersebut diketahui merupakan spesies yang berbeda.
Penelitian ini melibatkan para peneliti dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), yaitu Irvan Martiansyah dari Pusat Riset Botani Terapan, dan Muhammad Rifqi Hariri dari Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, serta Arifin Surya Dwipa Irsyam yang bertindak sebagai kurator Herbarium Bandungense di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (ITB).
Hasil pengenalan buah ruruhi mereka tuliskan dalam artikel yang diterbitkan jurnal ilmiahPhytotaxapada 19 Agustus 2025 dengan namaSyzygium rubrocarpum (Myrtaceae): spesies baru dari Syzygium Wallace yang memiliki buah berbentuk bulat berwarna merah.
Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
Tim peneliti menemukan pohon buah ruruhi dengan nama ilmiah yang baru yaituSyzygium rubrocarpum“Nama lain dari jambu hutan Sulawesi,” ujar Arifin kepadaTempo, Senin, 25 Agustus 2025.
Buah ruruhi berbentuk bulat, berwarna merah, dan dapat dikonsumsi. Kelopak bunga berwarna pink dengan benang sari berwarna putih. Daun pohon ruruhi berbentuk elips sempit atau memanjang, memiliki 13 hingga 15 urat daun lateral, serta tinggi pohon bisa mencapai 8 meter.
Ruruhi, menurut Arifin, merupakan jenis jambu yang berasal dari Sulawesi Tenggara. “Saat ini penyebarannya diketahui ada di Kolaka dan Kendari,” katanya.
Sementara buah gowok telah lebih dahulu memiliki nama ilmiahSyzygium polycephalum. Cirinya, antara lain mirip dengan buah ruruhi, tetapi berwarna ungu gelap. Pohon gowok, menurut Arifin, dapat ditemukan secara luas dibandingkan dengan ruruhi, seperti di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
Penelitian mengenai pohon ruruhi dimulai dari pengamatan tim di Kebun Raya Bogor pada tahun 2024. Pada saat itu, mereka mengenali spesimen Syzygium dari Blok XII. B. VIII.58 yang memiliki label Eugenia sp., yang dikumpulkan oleh R. Subekti Purwantoro dan rekan-rekannya pada 2 September 1996 di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, khususnya dari Wilayah Konservasi Lamedai.
Tumbuhan tersebut dianggap memiliki ciri morfologi khas yang membedakannya dari spesies Syzygium Wallacea lainnya, terutama buahnya yang berwarna merah dan berbentuk bulat.
Hasil penelitian sebelumnya yang digunakan sebagai acuan oleh peneliti lain, disebut dengan istilahSyzygium polycephalumyang sesungguhnya adalah gowok. “Karena secara sekilas mirip dan mungkin para peneliti sebelumnya tidak mempelajari secara mendalam tentang taksonomi tumbuhan sehingga dianggap sama,” ujar Arifin.
Hasil pengenalan ruruhi memperbaiki kesalahan tersebut berdasarkan bukti morfologi dan molekuler. “Semoga temuan kami dapat membuka wawasan bagi peneliti lain,” kata Arifin.