Berbagai metode digunakan oleh pembuat produk dan pengecer untuk menggaet minat potensial pelanggan supaya tertarik mampir dan bertransaksi dengan apa pun yang mereka tawarkan.
Terdapat yang menggoda dengan penawaran harga rendah beserta diskon menarik. Menyusun barang-barang kuno dan bersejarah di area depan toko mereka. Sebagian lainnya memamerkan pemain Musik pinggir jalan atau grup musik lokal.
Satu contohnya adalah Toko Hamzah Batik di Malioboro yang menghadirkan grup musik lokal bernama Putra Nusantara. Grup ini terdiri dari lima personil dan memainkan genre musik campursari.
Dua petugas penyapu sampah, satu drummer, satu violinis, dan seorang wanita sebagai vokalis. Meskipun begitu, mereka adalah musisi berpengalaman dengan nada suara yang manis dan halus.
Setiap harinya, mereka berada di area depan toko sambil memainkan lagu-lagu campursari, langgam, serta macapat. Apabila terdapat pengunjung atau penonton yang menginginkan salah satu dari lagu tersebut, permintaan itu pun dipenuhi. Begitu pula bila ada orang yang mau memberikan sumbangan dengan bernyanyi lirih sebuah lagu campursari.
Kemarin Jumat sore, tamu yang mengiringi perjalanan saya menuju Yogyakarta memberikan sumbangan lagu campursari bernama Wuyung.
Wuyung sejalan dengan namanya, melukiskan orang tersebut tengah merasakan rindu menantikan kedatangan pasangannya.
Keren sekali menonton dan mendengarkan musik campursari langsung di Malioboro, Yogyakarta.