Penyelidikan Terhadap Beras Oplosan di Surabaya
Masyarakat Indonesia kini sedang dihebohkan dengan dugaan adanya beras premium yang dioplos. Hal ini menimbulkan kekhawatiran terhadap kualitas beras yang dikonsumsi masyarakat, dan kerugian yang dialami konsumen diperkirakan mencapai hingga Rp 99 triliun. Untuk mengatasi masalah ini, berbagai pihak mulai melakukan tindakan preventif.
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Satgas Pangan Polrestabes Surabaya melaksanakan inspeksi mendadak ke sejumlah pasar tradisional dan perusahaan distributor beras. Kegiatan ini dilakukan pada hari Kamis (17/7) dan menyasar beberapa lokasi penting seperti Pasar Pucang Anom, Pasar Tambahrejo, serta sebuah perusahaan distribusi beras di kawasan Surabaya Barat.
Hasil dari sidak tersebut menunjukkan bahwa stok beras di Surabaya aman dan tidak ditemukan adanya beras oplosan. Ketua Tim Kerja Pengendalian dan Distribusi Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (BPSDA) Kota Surabaya, Agung Supriyo Wibowo, menjelaskan bahwa tidak ada temuan beras oplosan dalam sidak kali ini.
“Kami belum menemukan beras oplosan dalam sidak kali ini,” ujarnya. Ia menekankan bahwa tujuan dari sidak ini adalah untuk memberikan kepastian kepada masyarakat bahwa isu beras oplosan tidak ditemukan di Surabaya. Semua beras yang diperiksa terbukti sebagai beras premium.
Selain itu, Agung juga menyampaikan bahwa ketersediaan beras di Surabaya sangat aman. “Berdasarkan hasil sidak hari ini, kami tidak menemukan beras oplosan di Kota Surabaya. Selain itu, ketersediaan beras di Surabaya juga sangat aman,” tambahnya.
Pemkot Surabaya berkomitmen untuk bertindak tegas jika ditemukan praktik pengoplosan. Untuk itu, mereka bekerja sama dengan Satgas Pangan Polrestabes Surabaya dalam melakukan sidak dan penelusuran lebih lanjut.
“Kami menggandeng Satgas Pangan Kepolisian. Dari rapat dengan Menteri Dalam Negeri dan Kementerian Pertanian, nanti akan ditindaklanjuti oleh Satgas Pangan Kepolisian,” ujar Agung.
Stok beras premium di Surabaya dipastikan masih cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Saat ini, ketersediaannya mencapai angka delapan bulan, yang berarti kebutuhan masyarakat hingga delapan bulan ke depan dapat terpenuhi.
“Imbauan kami bahwa di Surabaya untuk ketersediaan beras cukup, sangat cukup. Dan untuk isu-isu oplosan memang tidak kami temukan,” tegas Agung. Ia berharap masyarakat tetap tenang dan percaya bahwa pemerintah dan aparat terkait terus berupaya untuk menjaga kualitas beras yang beredar di wilayah Surabaya.