KORAN-PIKIRAN RAKYAT –Pembuatan jalur khusus sepeda motor di Jalan Batutulis, Kota Bogor, telah dimulai. Proyek ini menjadi salah satu cara darurat pasca-banjir yang terjadi di wilayah tersebut, dua bulan lalu.
Wali Kota Bogor Dedie A Rachim menyatakan bahwa jalur sementara ini menjadi fokus utama karena sangat diperlukan oleh masyarakat. Ia menambahkan, pembangunan jalan alternatif tersebut akan dilengkapi dengan pemasangan tanda lalu lintas dan sistem keamanan guna memastikan keselamatan pengendara.
Support kami, ada hadiah spesial untuk anda.
Klik di sini: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
“Pengerjaan jalur khusus sepeda motor ini diharapkan selesai dalam waktu empat belas hari kerja,” ujarnya kepada awak media, Minggu 3 Agustus 2025.
Ia juga menyampaikan, meskipun bersifat sementara, jalur khusus sepeda motor ini dibangun dengan memperhatikan standar keamanan secara teknis.
“Ini merupakan bentuk komitmen Pemkot Bogor untuk hadir dan bertindak cepat dalam memberikan solusi nyata terhadap masalah infrastruktur yang langsung memengaruhi masyarakat,” katanya.
Support us — there's a special gift for you.
Click here: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
Selain Jalan Batutulis, menurutnya, Pemkot Bogor juga melanjutkan pembangunan Jalan R3, Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur. Menurut Dedie, pengerasan jalan sepanjang 350 meter dari Katulampa Bulet hingga Katulampa Ciliwung akan dikerjakan pada tahun ini. Selain pengerasan, pemerintah akan terus melakukan pembebasan lahan secara bertahap hingga wilayah Wangun-Tugu Kuntum, melalui Sindangrasa. Total luas lahan yang belum dibebaskan diperkirakan mencapai 1,47 hektare.
“Semoga keuangan daerah dalam kondisi baik dan dapat kita sisihkan untuk pemberian hak atas tanahnya,” ujar politisi PAN ini.
Menurutnya, Jalan R3 sangat penting dalam mendukung pergerakan penduduk serta koneksi antar wilayah di Bogor. Jalan ini, menurutnya, akan menjadi pilihan bagi kendaraan yang datang dari Puncak dan Sukabumi agar tidak perlu melewati area Tajur dan Pajajaran lagi.
“Jika ini terwujud, maka beban Jalan Tajur yang selama ini langsung mengganggu Pajajaran dapat diatasi. Masyarakat yang datang dari daerah Puncak dan Sukabumi tidak perlu masuk ke Sisesa, tetapi bisa langsung menuju Warung Jambu,” katanya.
Selain itu, ia menyoroti rencana pembangunan jembatan dua arah di atas Sungai Ciliwung yang merupakan bagian penting dari proyek tersebut. Jembatan ini direncanakan memiliki lebar 32 meter dan bentangan lebih dari 60 meter.
“Tantangan kita adalah membangun sebuah jembatan yang memiliki lebar 32 meter dan bentang melebihi 60 meter. Hal ini tentu memerlukan anggaran yang cukup besar. Oleh karena itu, kami sedang melakukan peninjauan terhadap DED-nya,” katanya.