KABAR KUNINGAN (BANDUNG)– Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus memperkuat langkah-langkah pencegahan stunting guna menjaga kualitas sumber daya manusia di masa depan. Stunting diketahui berdampak serius pada anak, mulai dari gangguan perkembangan otak, kesulitan belajar, hingga meningkatkan risiko penyakit kronis saat dewasa. “Mencegah stunting sama artinya dengan menabung untuk masa depan Bandung yang lebih sehat dan berkualitas,” kata Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, sabtu (9 Agustus 2025).
Erwin menekankan bahwa penurunan angka stunting adalah tujuan nasional yang harus dicapai melalui kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Pemkot Bandung membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang mencakup tingkat kota hingga kelurahan. Tim ini bekerja dengan pendekatan pentaheliks yang melibatkan pemerintah, akademisi, dunia usaha, media, dan masyarakat. “Kami berharap semua pihak terlibat, karena stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Ini merupakan tanggung jawab bersama,” ujarnya.
Beberapa program inovatif telah dijalankan, antara lain e-Penting, yang bertujuan untuk mendata stunting secara digital. Buruan SAE, sebuah program ketahanan pangan keluarga. Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat), yang menjamin kecukupan gizi anak. Edukasi juga disampaikan di sekolah dan komunitas guna meningkatkan kesadaran bahwa pencegahan stunting berarti menjaga masa depan anak-anak Bandung. Beberapa inisiatif kreatif telah diluncurkan, seperti e-Penting, yang digunakan untuk pendataan stunting secara elektronik. Buruan SAE, program peningkatan ketersediaan pangan keluarga. Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat), yang memastikan kecukupan nutrisi pada anak. Pendidikan juga diberikan di sekolah dan lingkungan masyarakat untuk membangun kesadaran bahwa pencegahan stunting berarti melindungi masa depan anak-anak Bandung. Banyak program baru telah diwujudkan, termasuk e-Penting, yang berfungsi sebagai sistem pendataan stunting secara digital. Buruan SAE, program pengamanan pangan rumah tangga. Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat), yang menjamin asupan gizi anak. Penyuluhan juga dilakukan di sekolah dan komunitas agar tumbuh kesadaran bahwa pencegahan stunting berarti menjaga masa depan anak-anak Bandung.
Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
Upaya ini melibatkan berbagai Unit Kerja Daerah (UKD) seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Ketahanan Pangan, serta Dinas Pengendalian Penduduk dan KB. Sektor swasta turut berkontribusi melalui program tanggung jawab sosial perusahaan, sementara lembaga pendidikan dan organisasi masyarakat aktif memberikan bimbingan langsung di lapangan.
“Dengan menggabungkan seluruh kemampuan, kita mampu menjamin ketersediaan gizi, kebersihan, dan pendidikan hingga kepada keluarga yang paling membutuhkan. Tujuan kami jelas, yaitu menciptakan generasi Bandung yang sehat, cerdas, dan mampu bersaing,” katanya.
Berdasarkan data terkini, tingkat stunting di Kota Bandung pada tahun 2024 mencapai 12,4 persen, melebihi target awal sebesar 14 persen. Angka ini menunjukkan kemajuan yang signifikan dibandingkan dengan tahun 2018 yang masih berada di 26,21 persen dan pernah meningkat menjadi 28,12 persen pada 2019/2020.
Trend mulai menurun pada tahun 2021 sebesar 26,4 persen, dan terus berlanjut hingga pencapaian saat ini. Peta penyebaran balita stunting per Maret 2025 menunjukkan, jumlah balita di Kota Bandung mencapai 85.963 jiwa yang tersebar di 30 kecamatan.
Support us — there's a special gift for you.
Click here: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
Kecamatan Kiaracondong merupakan wilayah dengan jumlah balita terbanyak, yaitu 690 balita. Dari jumlah tersebut, sebanyak 69.030 balita atau sekitar 80,31 persen telah melakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, dan kondisi gizinya.(At/Job)***