news  

Pemkot Balikpapan Bantu Warga Rp5 Miliar Bersihkan Drainase

Pemkot Balikpapan Bantu Warga Rp5 Miliar Bersihkan Drainase

Program Padat Karya 2025 di Balikpapan: Solusi untuk Infrastruktur dan Pengangguran

Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Balikpapan telah menyiapkan anggaran sebesar Rp5 miliar untuk pelaksanaan program padat karya pada tahun 2025. Program ini dirancang sebagai upaya mengatasi dua tantangan utama, yaitu kondisi infrastruktur drainase yang tidak terawat dan meningkatnya jumlah pengangguran pasca-pandemi.

Kepala Bidang Sumber Daya Air DPU Balikpapan, Jen Supriyanto, menjelaskan bahwa tujuan utama dari program ini adalah memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat, terutama mereka yang terdampak secara ekonomi. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, khususnya saluran air di sekitar tempat tinggal mereka.

Program ini akan diterapkan di 15 kelurahan yang tersebar di berbagai kecamatan. Proyeksi yang ditetapkan adalah mampu menyerap sebanyak 1.500 tenaga kerja dengan skema kerja jangka pendek. Setiap kelurahan akan mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp306 juta untuk operasional dan pemberdayaan tenaga kerja lokal.

Jen menegaskan bahwa program padat karya ini merupakan kelanjutan dari inisiatif yang sudah berjalan sejak tahun 2022. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya pemulihan ekonomi setelah pandemi virus corona. Pelaksanaan program dilakukan secara swakelola dengan bekerja sama dengan Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) di masing-masing kelurahan.

Setiap kelompok pekerja yang terdiri dari 100 hingga 150 orang akan menerima upah harian sebesar Rp140.000. Meskipun masa kerja efektif hanya selama 10 hari, kontrak kerja berlangsung selama satu bulan untuk memberikan fleksibilitas dalam pelaksanaan.

Pekerjaan yang dilakukan meliputi pengangkatan sedimen, lumpur, dan sampah dari saluran drainase lingkungan. Jen menekankan bahwa jenis pekerjaan ini tidak memerlukan keterampilan teknis tinggi. Fokus utamanya adalah perawatan berkala agar aliran air tetap lancar, bukan pembangunan struktur baru.

Dampak nyata dari program ini adalah meningkatnya kelancaran sistem drainase dan berkurangnya potensi genangan di kawasan padat penduduk. Hasilnya cukup efektif di tahun-tahun sebelumnya.

Selain manfaat ekonomi jangka pendek, program ini juga memiliki dampak sosial yang signifikan. Keterlibatan warga langsung dalam pemeliharaan infrastruktur publik meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab dalam menjaga kebersihan lingkungan. Ketika masyarakat ikut membersihkan saluran air, mereka menjadi sadar pentingnya tidak membuang sampah sembarangan.

Program Padat Karya 2025 resmi dimulai pada 11 Juni dan rampung pada 11 Juli 2025. Selama pelaksanaan, evaluasi dilakukan secara bertahap oleh fasilitator yang ditugaskan di masing-masing kelurahan. Evaluasi mencakup aspek perencanaan, pelaksanaan, keterlibatan tenaga kerja, hingga pelaporan akhir.

Program ini juga dianggap sebagai sarana pembangunan karakter masyarakat melalui gotong royong. Jen berharap program ini dapat terus digulirkan setiap tahun dengan skala yang lebih luas. Ia berharap program ini bisa menjadi program tahunan yang berkelanjutan, selain membantu mengurangi pengangguran, juga menjaga kualitas infrastruktur drainase kota yang selama ini menjadi tantangan besar, terutama saat curah hujan tinggi.