Lima universitas di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, dilaporkan diserbu oleh sekelompok orang berpenutup wajah yang membawa senjata tajam dalam waktu yang hampir bersamaan, Kamis (24/7/2025).
Peristiwa pertama terjadi di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Jl Sultan Alauddin.
Di dalam video yang beredar di media sosial, sekelompok individu berpakaian serba hitam memasuki area kampus menggunakan sepeda motor, membawa senjata tajam, dan berteriak mencari kelompok tertentu.
Tindakan itu menimbulkan kepanikan di kalangan mahasiswa yang sedang melakukan aktivitas.
Kejadian serupa terjadi di Universitas Negeri Makassar (UNM), Jl AP Pettarani.
Cara yang sama—sekelompok pria asing membawa senjata tajam memasuki kampus dan mencari kelompok mahasiswa lain.
Kepala Sektor Rappocini, Kompol Ismail, mengonfirmasi kejadian tersebut.
“Benar, saya baru saja pulang dari sana (Unismuh) dan UNM,” katanya.
Petugas kepolisian setempat kini memperketat pengawasan dengan mengirimkan petugas ke beberapa lokasi penting di sekitar kampus.
“Ya, saat ini kami sedang mempersiapkan diri, kami menempatkan anggota di sana (kampus Unismuh dan UNM),” lanjut Ismail.
Menurut Ismail, serangan di Unismuh terjadi sekitar pukul 15.00 Wita, kemudian di UNM sekitar pukul 16.00 Wita.
Ia menyatakan tidak ada korban luka maupun jiwa akibat peristiwa tersebut.
“Unismuh dan UNM. Tidak ada korban, dia hanya menendang motor seorang mahasiswa yang sedih, tapi tidak rusak,” jelasnya.
Ia meminta mahasiswa agar tidak terpengaruh.
“Intinya jangan tergoda, lindungi diri masing-masing dengan masuk ke kamar masing-masing dan tutup pagar rahasia,” ajaknya.
Selain Unismuh dan UNM, tiga perguruan tinggi lain—Universitas Muslim Indonesia (UMI), Universitas Islam Makassar (UIM), dan Universitas Dipa (Undipa)—juga dilaporkan menjadi sasaran kelompok yang sama.
Tindakan para pelaku semakin menarik perhatian setelah beredarnya foto spanduk yang berisi ajakan perang terbuka.
Spanduk berwarna putih dengan tulisan pilox berwarna hitam dipasang oleh seorang pria yang mengenakan topeng dan pakaian hitam di dinding fly over di Makassar.
Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Makassar, Kombes Pol Arya Perdana, mengecam adanya ajakan yang bersifat provokatif tersebut.
“Terkait dengan pamflet yang mengajak melakukan perang, kami dari kepolisian sedang menyelidiki siapa yang meletakkan pamflet tersebut,” ujar Arya saat diwawancarai di lobi RS UIN Alauddin Makassar.
Ia mengatakan, pihaknya telah memulai penyelidikan dengan mengumpulkan bukti dan memanggil saksi untuk diperiksa.
“Dimulai dari CCTV, saksi-saksi kami selidiki,” kata Arya yang merupakan lulusan Akpol 1998.
Arya menekankan bahwa pihaknya tidak akan membiarkan hal tersebut terjadi.
“Pastinya akan mengambil tindakan tegas terhadap pihak yang bersangkutan,” katanya.
“Karena ini merupakan ancaman dan hasutan bagi orang-orang untuk melakukan tindakan buruk,” lanjutnya.
Ia juga memberi peringatan kepada kelompok yang menjadi sasaran provokasi agar tetap tenang.
Polisi akan menegakkan hukum terhadap siapa saja yang terlibat dalam tindakan kekerasan dan akan mengambil langkah hukum jika terjadi pelanggaran pidana.
“Kita akan menempuh proses hukum, jika ada unsur pidananya,” tegas Arya.
Sebagai tindakan pencegahan, polisi akan bekerja sama dengan pihak kampus.
“Jika tidak, kita lakukan tindakan pencegahan terhadap yang bersangkutan dan melaporkannya kepada pihak kampus terkait,” tambahnya.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul “5 Universitas di Makassar Diserang Kelompok Berkaos Hitam Bawa Senjata Tajam, Polisi: Jangan Tergoda“