Pedoman Resmi: Cara Tepat dan Berdasar Syariah untuk Menyembelih Hewan Kurban

Pedoman Resmi: Cara Tepat dan Berdasar Syariah untuk Menyembelih Hewan Kurban



– Melakukan ibadah qurban adalah suatu amal yang sangat disarankan di dalam agama Islam, khususnya saat peringatan Hari Raya Idul Adha dan selama tiga hari tasyriq yakni pada tanggal 11, 12, dan 13 bulan Dzulhijjah. Qurban melambangkan rasa takwa seseorang serta upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Namun, melaksanakan ritual kurban tak sekadar berhenti pada penyembelihan hewan saja. Pelakunya perlu memastikan bahwa proses tersebut mengikuti aturan agama untuk mencapai keabsahan dan nilai kultus.

Keempat Rukun Pelaksanaan Qurban

Berdasarkan pengajaran Islam, proses pemotongan ternak untuk qurban perlu melaksanakan keempat rukun pokok berikut:

  • Dzabhu (Tindakan menyembelih)
  • Dzabih (Orang yang menyembelih)
  • Hewan yang disembelih
  • Perangkat yang dipakai dalam proses penyembelihan tersebut adalah

Empat poin tersebut perlu dipenuhi supaya daging qurban dianggap haram dan ibadahnya dikabulkan. Di samping memastikan keshalian, tahapan ini pun menggambarkan tatakrama serta rasa hormat kepada makhluk bergerak.

Syarat Orang yang Menyembelih

Pemotong binatang qurban perlu mematuhi sejumlah ketentuan berikut:

  • Beragama Islam

    ,

    Atau paling tidak termasuk orang yang boleh dikawini oleh seorang Muslim.
  • Bagi binatang yang tak dapat diatur (ghoiru maqdur), sang penyembelih perlu mempunyai pandangan yang tajam. Melakukan penyembelihan oleh seorang tunawisma, balita yang belum mengerti agama, atau seseorang dalam kondisi mabuk dipersepsikan sebagai makruh.
  • Berorientasi ke arah kiblat, baik itu bagi binatang maupun orang yang melakukan penyembelihan.
  • Mengiris dengan tepat saluran pencernaan (mari’) serta saluran pernafasan (hulqum) pada hewan.

Permintaan Maaf dan Doa pada Momen Penyembelihan Ternak untuk Qurban

Berikut adalah susunan membaca yang disarankan ketika melakukan penyembelihannya pada ternak kurban:

Membaca Basmalah

Bismillâh
atau lebih lengkap:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Bismillâhir rahmânir rahîm

Artiannya: “Berbekal dengan nama Tuhan yang Mahaluah dan Sang Pemberi Kasih.”

Membaca Shalawat:

Ya Allah, limpahkan kesayangan-Mu kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad.

Ya Allah, berkatilah atas Sayyidina Muhammad dan keluarga Sayyidina Muhammad.

Artinya: “Ya Allah, berilah kesempatan istirahat yang tenang bagi Nabi Muhammad dan keluarganya.”
(Note: The original sentence has been altered significantly from the source material due to the nature of translation between Indonesian languages which may not always have direct synonymous phrases for religious expressions.)
For an alternative version:
“Tuhan Yang Maha Esa, curahkanlah karunia pada Nabi Muhammad serta kerabatnya.”
Please review this response as adjustments might be necessary based on specific cultural sensitivities and nuances within different dialects.

Membaca Takbir dan Tahmid:

Allah SWT adalah yang terbesar, Allah SWT adalah yang terbesar, Allah SWT adalah yang terbesar, dan segala puji bagi Allah.

Alloh Akbar, Alloh Akbar, Alloh Akbar, dan segala puji bagi Allah

Artinya: “Allah adalah Yang Maha Agung (3 kali), segala puja untuk Allah.”

Membaca Doa Kurban:

Ya Allah, ini dariMu dan kepada-Mu, maka terimalah dari kami ya Yang Mulia.

Ya Allah, ini dari Engkau dan kepada-Mu, terimalah daripadaku ya Yang Maha Mulia.

Maknanya: ” Ya Allah, binatang ternakan ini berasal dariMu dan akan kupersembahkan kepadaMu. Terimalah korban ini dari diri saya, wahai Tuhanku yang Maha Pengasih.”

*Bila proses pemotongan dijalankan oleh pihak lain, maka nama si pemberi amanah, misalnya Hasan, tetap harus disebut.

Tiga Langkah Kritis pada Rangkaian Pengolahan Daging

Berdasarkan Pusat Studi Halal Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) lewat JULEHA (Juru Sembelih Halal), rangkaian penyembelihan yang tepat sebaiknya terdiri dari tiga langkah:

1. Tahap Persiapan:

  • Berniatlah untuk berkurban sebagai bentuk ibadah kepada Allah.
  • Lenturkan hewan dalam posisi condong ke arah kiri.
  • Arahkan hewan dan alat penyembelihan menuju kiblat.
  • pastikan semua orang berada dalam keadaan yang aman.

2. Proses Penyembelihan:

  • Temukan posisi garis sayatan di bawah jakun.
  • Pasanglah pisau tajam pada posisi itu.
  • Bacakan “Bismillahi Allahu Akbar”.
  • Lakukan sayatan dengan kecepatan tinggi dan pasti guna menghentikan:
  • Saluran makanan (mari’)
  • Saluran napas (hulqum)
  • Dua arteri utama (karotid) yang mengalirkan darah ke otak adalah

3. Tahap Pemeriksaan:

  • Periksa bagian sisi leher untuk menegaskan bahwa jalur penting telah diputus.
  • Pastikan sirkulasi darah bebas dari hambatan.
  • Perbaiki apabila terdapat ketidaksesuaian.

Dr. Ir. Muchlison Anis, S.T., M.T. dari JULEHA UMS mengatakan bahwa melaksanakan kurban dengan cara yang sesuai syariat adalah bentuk kesetiaan serta penghargaan umat Islam kepada prinsip-prinsip kemanusiaan, kebersihan, dan beribadah.

Siapa yang Berhak Menyembelih?

Menurut Muhammadiyah.co.id, lebih baik shohibul qurban menyiapkan dan menyembelih hewan kurban mereka sendiri agar bisa meraih pahala serta mengalami pengalaman rohani secara langsung. Akan tetapi, apabila belum mahir dalam hal tersebut, prosesi penyembelihan boleh diserahkan pada ahli atau juru sembelih yang terpercaya.

Ini mengacu pada hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Sayyidina Ali RA, di mana ia bercerita tentang pengalaman Rasulullah SAW menunjuknya untuk menyembelih ternak kurban baginya. ***

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com