Program bayi tabung atau in vitro fertilization(IVF) kini menjadi pilihan banyak pasangan suami istri dalam upaya memiliki anak. Banyak pasangan memilih IVF karena kesulitan dalam mencapai kehamilan secara alami, Ibu.
Meskipun IVF bisa membantu pasangan mewujudkan keinginan menjadi orang tua, program kehamilan ini tidak selalu berhasil dalam satu kali prosedur. Beberapa pasien harus mengalami kegagalan berulang saat menjalani IVF.
Perjalanan panjang untuk memiliki anak yang dihadapi oleh pasangan Zainab Mahaan dan suaminya setelah gagal menjalani pengobatan IVF. Pasangan yang tinggal di Sydney, Australia ini menghabiskan dana sebesar Rp1,03 miliar dalam 14 kali prosedur IVF sebelum akhirnya berhasil memiliki keturunan.
Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
Alasan memilih IVF
Zainab Mahaan dan pasangannya telah berjuang menghadapi masalah kesuburan selama tujuh tahun. Zainab telah melakukan beberapa kali program kehamilan IVF untuk memiliki anak, Ibu.
Zainab menikah pada tahun 2013 dan memutuskan untuk memiliki anak dua tahun setelahnya. Namun, Zainab dan suaminya belum juga diberi keturunan hingga akhirnya memulai pengobatan IVF pada tahun 2016.
“Kami memulai siklus IVF pertama kami dengan keyakinan bahwa ini adalah langkah yang kami butuhkan untuk membangun sebuah keluarga,” kata Zainab, dilansir dariNewsWire.
“Tetapi kami salah besar,” lanjutnya.
Zainab menyatakan bahwa ia tidak memahami apa yang akan terjadi sebelum memulai pengobatan IVF, dan merasa kecewa ketika klinik yang dikunjunginya membuatnya merasa lebih seperti ‘angka’ dibandingkan seseorang yang sedang berusaha untuk hamil.
“Saya merasa seperti angka. (Klinik) hanya menawarkan layanan, dan tidak disesuaikan dengan kebutuhan saya,” katanya.
Selama beberapa tahun, Zainab dan suaminya berharap bisa memiliki anak melalui program bayi tabung. Namun, proses tersebut terasa tidak berkesudahan dan tidak memberikan hasil, sehingga menimbulkan beban finansial bagi mereka.
“Sepertinya kami terus-menerus melakukan perawatan yang sama, berharap hasil yang berbeda,” katanya.
Pada tahun 2018, seorang ahli kandungan menyampaikan bahwa peluang Zainab untuk hamil kurang dari lima persen. Zainab merasa terkejut seperti disambar petir ketika mendengar informasi itu. Menurut dokter, Zainab mengalami kesulitan dalam memiliki anak karena mengidap infertilitas yang tidak diketahui penyebabnya atau dikenal dengan istilah unexplained infertility.
“Itu sangat menyakitiku. Mereka tidak bisa memberitahu saya apa yang tidak beres. Ini selalu dianggap sebagai ‘kemandulan dengan penyebab tak diketahui,” kata Zainab.
Menghabiskan dana sebesar Rp1,03 miliar untuk pengobatan IVF
Zainab dan suaminya menghabiskan 100.000 dolar AS, sekitar Rp1,03 miliar, untuk program bayi tabung yang tidak berhasil di klinik kesuburan. Selain itu, Zainab juga telah melakukan lima kali histeroskopi dan laparoskopi.
Untuk menghemat biaya dalam program IVF, Zainab dan suaminya memilih tinggal di rumah orang tua selama tiga tahun.
Saat menjalani pengobatan kesuburan di sebuah klinik swasta, Zainab pernah merasa ‘tidak diperhatikan’ atau ‘tidak mendapatkan pelayanan yang memadai’. Sebuah klinik tertentu bahkan menyarankan Zainab untuk menghentikan pengobatannya atau melanjutkan transfer selama empat hari karena dokter sedang berlibur.
Meskipun menghadapi berbagai pengalaman sulit, Zainab dan suaminya tidak pernah menyerah. Keduanya percaya bahwa mereka akan mendapatkan akhir yang bahagia dalam kisah hidup mereka.
Mengawali kembali di klinik yang baru hingga diketahui sedang hamil
Kondisi Zainab dan suaminya mulai berubah setelah ia di dorong untuk mengunjungi sebuah klinik kesuburan. Tempat baru ini memberikan layanan konseling yang sangat bermanfaat bagi Zainab, Ibu.
“Ini merupakan lokasi pertama yang menyediakan layanan konseling,” kata Zainab.
Pada siklus ke-14 IVF-nya, Zainab akhirnya dinyatakan positif hamil. Pada tahun 2023, ia melahirkan anak pertamanya yang berjenis kelamin perempuan dengan nama Elyza.
Dua tahun kemudian, tepatnya pada bulan Juni 2025, Zainab merayakan kelahiran anak keduanya. Pada kehamilan kedua, Zainab juga memutuskan untuk mengikuti program bayi tabung dengan bantuan dokter dari klinik terbaru ini.
“Keluarga kami lengkap,” ujarnya.
Berikut adalah beberapa variasi dari teks tersebut: 1. Inilah kisah pasangan yang mengalami kegagalan 14 kali proses IVF sebelum akhirnya berhasil memiliki anak. Semoga kisah ini dapat memberikan semangat bagi Bunda yang sedang berjuang untuk mendapatkan momongan. 2. Beginilah cerita pasangan yang sempat gagal dalam 14 kali pengobatan IVF sebelum akhirnya berhasil memiliki anak. Semoga kisah ini bisa menjadi inspirasi bagi Bunda pejuang garis dua dalam mencapai impian mereka. 3. Berikut kisah pasangan yang mengalami kegagalan selama 14 kali prosedur IVF sebelum akhirnya berhasil memiliki anak. Mudah-mudahan kisah ini mampu memotivasi Bunda yang sedang berjuang untuk memiliki keturunan. 4. Ini adalah kisah pasangan yang pernah mengalami kegagalan dalam 14 kali program IVF sebelum akhirnya berhasil memiliki anak. Semoga kisah ini bisa menjadi contoh dan motivasi bagi Bunda yang sedang berjuang untuk memiliki anak. 5. Berikut adalah kisah pasangan yang sempat gagal dalam 14 kali pengobatan IVF sebelum akhirnya berhasil memiliki anak. Semoga kisah ini dapat memberikan semangat kepada Bunda pejuang garis dua dalam usaha mereka mendapatkan momongan.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk joinkomunitas Squad. Daftar klikdi SINI. Gratis!