Seorang warga Indonesia yang tinggal di Jerman, Ghitha Schroeder, membagikan video mengenai ketatnya aturan dan norma yang berlaku di parlemen negara tersebut. Dengan akun Instagram @ghithaschroeder, Ghita menyampaikan bahwa tindakan-tindakan yang dianggap tidak sesuai bisa menyebabkan konsekuensi hukuman.
Di unggahannya, Ghitha menekankan bahwa suasana persidangan di parlemen Jerman sangat dijaga dengan sungguh-sungguh.
“Joget hampir tidak mungkin dilakukan karena Parlemen Jerman memiliki aturan, tata cara, dan etika yang sangat ketat. Sidang harus dilaksanakan dengan penuh rasa hormat,” kata Ghita (17/9).
Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
“Jerman memiliki budaya politik yang formal, dan parlemen dianggap sebagai lembaga yang sangat serius. Oleh karena itu, tindakan berlebihan seperti menari dan bernyanyi dianggap merendahkan lembaga tersebut dan dapat memicu kritik publik yang luas,” tambah Ghita.
Ghita memberikan contoh, pada tahun 2024, seorang anggota parlemen muda bernama Emilia Fester pernah menari TikTok di lorong gedung parlemen. Video tersebut kemudian menyebar dan mendapat kritik dari media serta masyarakat Jerman.
“Emilia Fester dianggap tidak serius, memalukan, dan merendahkan para wajib pajak,” kata Ghita menutup videonya.
Dewan Jerman terkenal dengan aturan yang ketat. Anggota dewan diwajibkan menjaga kehormatan rapat, dengan larangan tegas terhadap tindakan yang dianggap mengganggu jalannya sidang, mulai dari gangguan yang tidak sopan, serangan kata-kata, hingga gerakan atau sikap yang tidak pantas. Hukuman yang bisa diberikan mencakup peringatan hingga denda uang.
Unggahan Ghitha kemudian mendapat perhatian dari netizen Indonesia. Sejak berita ini dirilis, video Ghita telah ditonton lebih dari satu juta kali.
Netizen banyak membandingkan antara Parlemen Jerman dengan situasi sidang DPR yang sering menampilkan momen-momen tidak resmi. Termasuk saat beberapa anggota DPR viral karena menari dan menyanyi beberapa waktu lalu. (*)