PIKIRAN RAKYAT SULTENG– Di tengah keramaian kota, tersembunyi kisah perjuangan para pendidik yang memotivasi.
Para Pahlawan di Uwentumbu! Cerita Guru-Guru SD Inpres 2 Kawatuna Menyeberangi Sungai dan Mendaki Gunung demi Kepedulian
Di suatu sudut di Kota Palu, Sulawesi Tengah, para guru dariSD Inpres 2 Kawatunamenunjukkan komitmen yang luar biasa untuk pendidikan anak-anak.
Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
Tiap tahun, mereka menjalani tradisi khas: mengumpulkan data siswa baru dengan mendatangi setiap rumah, melewati daerah yang berat dan penuh rintangan.
Menurut Rosman Halim Daeng Massiki, S.Pd. adalah salah satu guru yang berdedikasi di sekolah tersebut, tugas ini bukanlah sesuatu yang mudah.
Dia dan rekan-rekannya harus melewatiSungai Uwentumbu Bulumasombasering kali, karena pemukiman penduduk berada terpisah-pisah, mulai dari tepi sungai hingga puncak-puncak gunung sepertiGunung Vusu, Gunung Samoro, Gunung Ranokeo’, bahkan hingga keKampung Valiri.
Jarak antara rumah yang jauh dan kondisi jalanan yang tidak dapat dilalui kendaraan menyebabkan guru sering kali harus berjalan kaki.
“Mau ba lumpur mau bapecektetap kita berupaya untuk naik ke permukiman anak-anak,” kata Rosman, menggambarkan semangat mereka.
Rosman telah mengajar di SD Inpres 2 Kawatuna sejak 15 Februari 2015 hingga kini, sehingga mencapai satu dekade pengabdiannya.
Selain Rosman, anggota inti yang berani melalui medan berat ini terdiri dari Ali, S.Pd., dan Asrini, S.Pd., serta Ibu Kalsum, S.Pd., yang juga ikut sampai ke daerah pegunungan.
Di sisi lain, Kepala Sekolah Lulu Patma, S.Pd., M.Pd., beserta guru-guru lainnya seperti Rosmiani, S.Pd., dan Mawarni yang bertugas sebagai pustakawan, menunggu di lokasi yang lebih dekat, sekitar 3 kilometer, karena tidak mampu menghadapi jalur yang sangat ekstrem tersebut.
Mereka menunggu dengan sabar sampai tim pencari siswa kembali, lalu pulang bersama-sama.
Perjuangan ini tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan siswa baru. Rosman juga menceritakan bagaimana dulu dirinya dan guru-guru lain harus mengambil siswa kelas 6 saat ujian.
“Jika tidak, biasanya mereka tidak datang ke sekolah,” katanya mengenang. Mereka bahkan harus menyediakan penginapan bagi siswa di sekolah selama ujian agar siswa tidak melewatkan kesempatan tersebut.
Cerita ini menggambarkan bahwa semangat dalam memajukan dunia pendidikan tidak pernah hilang, meskipun menghadapi tantangan terberat. Perjuangan para guru ini menjadi contoh nyata dari kesetiaan seorang pendidik yang berada di garis depan.