– Menyampaikan secara jujur tentang apa yang dirasakan berbeda Signifikan dengan berkata semuanya baik-baik saja ketika sebenarnya tidak. Hal itu sering dimulai dari kehormatan terhadap orang lain maupun diri sendiri.
Mereka yang terus-menerus berpura-pura baik meskipun sebenarnya merasa tertekan sering kali memakai topeng sebagai cara menutupi emosi mereka.
Menurut Geediting, psikologi menyebutkan bahwa individu yang sering menipu dirinya sendiri mungkin memiliki tujuh ciri khas berikut.
Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
1. Seseorang yang Berharap Terus Memelihara Ketentraman
Berdasarkan ilmu psikologi, individu yang sering menyatakan segala sesuatunya baik-baik saja serta selalu merespons dengan “tidak apa-apa” meskipun kenyataan berlawanan, hal ini disebabkan oleh keinginan mereka untuk mempertahankan ketenangan dan mencegah perselisihan.
Mereka melakukannya lantaran khawatir dengan dampak negatif yang tidak diinginkan, konflik, ataupun perbedaan pendapat yang bakal timbul saat menyampaikan persoalan serta emosi mereka.
Meski situasinya kacau, mereka cenderung menyembunyikan emosi mereka. Memikul beban pribadi agar bisa menjamin kedamaian dan ketentraman dalam lingkaran sosialnya.
Akan tetapi, penting untuk dicatat bahwa terus-menerus menahan emosi dapat mengakibatkan lebih banyak kerugian dibanding keuntungan dalam rentang waktu yang lama.
2. Menunjukkan Rasa Saling Mengerti Yang Mendalam
Orang yang senantiasa menyampaikan bahwa mereka baik-baik saja sebenarnya memiliki rasa empati yang sangat tinggi. Mereka cemas jika menceritakan perasaan atau kendala mereka kepada pihak lain, khawatir hal itu dapat berdampak pada orang tersebut.
mereka takut akan memberi beban tambahan pada orang lain, jadi mereka lebih suka menggendong bebannya masing-masing.
Individu-individu semacam itu dikenal memiliki rasa simpati yang tinggi dan berkomitmen untuk mengurangi beban kehidupan orang-orang di sekeliling mereka.
Meskipun begitu, jangan lupa bahwa menceritakan perasaan atau kesulitanmu pada orang lain bukan hal tabu. Sebab, dengan membaginya, masalah tersebut secara tak langsung berkurang beban nya. Walaupun tanpa penyelesaian pasti, minimal rasa mu akan lebih ringan.
3. Orang yang Tangguh
Orang-orang dengan kemampuan tersebut mungkin dianggap kuat karena mereka cenderung melihat kesulitan dalam hidup sebagai suatu tantangan daripada hal yang bisa menjadikan mereka putus asa. Orang seperti ini umumnya memiliki ketahanan tinggi saat berurusan dengan kondisi sulit.
Mereka yang menganut kebiasaan ini biasanya tetap optimis serta selalu melangkah maju walaupun situasi mereka sungguh memprihatinkan.
Meski menghadapi situasi yang rumit, mereka masih menjaga semangat positif. Walaupun ketahanan merupakan suatu kelebihan, namun cukup penting juga untuk tidak menyembunyikan emosi asli yang dirasakan.
Mengakui perasaan sendiri serta mencarinya
support
Dipercaya oleh orang-orang di sekitarmu merupakan suatu hal yang positif dan bermanfaat bagi kesejahteraan diri sendiri.
4. Orang yang Mandiri
Seseorang yang terus-menerus menyatakan bahwa mereka baik-baik saja serta enggan untuk meminta bantuan dari pihak lain mungkin merasa yakin kalau mereka berdaya tanggulangi persoalan-persoalannya secara mandiri.
Mereka seringkali merasa meminta bantuan atau dukungan dari pihak lain adalah indikasi lemahnya diri, oleh karena itu mereka cenderung bertarung sendiri tanpa melibatkan orang lain untuk tidak menambah beban.
Ciri ini dapat berfungsi sebagai kelebihan dan juga kerugian. Sebaalah satu halnya, kemandirian akan membantu mereka bertambah tangguh dalam menemui rintangan kehidupan. Tetapi disisi yang lain justru menjadi hambatan dikarenakan cenderung tidak mau meminta pertolongan ketika sangat diperlukan.
Oleh karena itu, coba sesekali percaya diri untuk mengandalkan dan menanyakan bantuan kepada orang lain, sebab di kehidupan ini kita juga akan memerlukan bantuan mereka, walaupun hanya sedikit.
5. Terampil dalam Membedakan Berbagai Elemen Kehidupan
Seseorang dengan berbagai tantangan dalam hidup seperti tekanan dari pekerjaan, ikatan sosial yang rusak, dinamika keluarga bermasalah, bahkan hingga kesulitan finansial; namun masih menyatakan diri mereka baik-baik saja merupakan individu yang mampu memilah bagian-bagian tertentu dari kehidupan mereka sendiri.
Metode ini umumnya dipakai untuk menangani stres dan perselisihan. Mereka membayangkan diri memiliki ruangan-ruangan terpisah di otak untuk meletakkan beragam permasalahan, sehingga bisa bekerja dengan tenang tanpa merasa tersinggung saat menghadapi situasi tersebut.
Mereka lebih memilih untuk tidak menyentuh rasa khawatirnya dan terus menjalankan pekerjaan serta kewajiban sehari-hari tanpa pernah merasa patah semangat.
Bisa jadi metode ini amat efektif untuk menangani berbagai masalah penyebab stres dengan cepat, namun itu tidak bisa menjadi jawaban yang bertahan lama.
Usahakan untuk membongkar lapis demi lapis pemikiranmu dan menanganinya secara berturut-turut. Tak masalah jika harus mengaku tentang apa yang dirasakan ketika berada dalam situasi susah, serta mencari dukungan dari orang lain merupakan tindakan biasa bagi siapapun.
6. Orang yang Mahir Menjaga Ketenangan Dirinya
Seringkali, individu yang mempunyai disiplin diri yang kuat cenderung menyatakan bahwa semuanya berjalan dengan baik meskipun sebenarnya mungkin ada masalah. Mereka terampil dalam mengevaluasi perasaan, tindakan, serta kepentingannya sendiri agar dapat meraih sasaran masa depannya.
Orang-orang seperti itu umumnya menyembunyikan emosi mereka dan bertahan dengan kuat walaupun menghadapi kesulitan. Mereka cenderung berbuat demikian agar bisa menjaga orang di sekelilingnya tanpa harus khawatir tentang tugas atau tanggung jawab yang harus diselesaikan.
Meski disiplin diri merupakan suatu kebajikan, tetap harus ditegaskan bahwa menyampaikan emosi tidak selalu menjadi indikasi ketidakmampuan.
Berbagi perasaan bisa meningkatkan tingkat kesadaran emosi dan memperkuat ikatan sosial dengan orang di sekitar kita.
Sadarilah bahwa ada kalanya kita merasa kurang baik, coba deh lepaskan sedikit kontrol diri dan kenali emosi sesungguhnya.
7. Seseorang Yang sangat Menjaga Kerahasiaan Pribadi
Orang-orang yang cenderung menjaga kerahasianya biasanya akan berkata “tidak masalah” meskipun sebenarnya ada banyak hal berlangsung dalam hidup mereka.
Kebutuhan akan privasi atau area pribadi bukan hanya berkaitan dengan aspek fisik, melainkan juga mencakup emosi, pemikiran, dan pengalaman yang mereka miliki.
Orang-orang seperti itu umumnya ingin mempertahankan jarak pribadi antara mereka dan orang lain. Oleh karena itu, mereka cenderung lebih suka menahan masalah serta kepedihan mereka sendiri sebagai cara untuk melindungi privasinya.
Walaupun menjaga privasi pribadi bisa sangat bermanfaat bagi kesejahteraan mental, namun kadang-kadang berbagi dengan orang lain tentang apa yang dialami juga dapat memberikan dukungan.
Berbagi pengalaman ataupun emosi dengan seseorang yang benar-benar bisa diandalkan akan menghasilkan ketenangan pikiran, pemahaman serta dukungan yang amat berharga. Sebab apa pun yang dialami dan cara kita meresponsnya berkaitan erat dengan mencari keseimbangan yang ideal.