Banyak individu menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam kariernya, tetapi saat purna tugas datang, mereka terdorong untuk berpikir tentang apakah segala usaha tersebut bernilai atau tidak.
Sebagian orang mengatakannya dengan rasa bangga dan puas, namun sebagian lain merasa diteror oleh penyesalan, bingung tentang tujuan hidup, atau malahan berpikir bahwa mereka sudah membuang masa-masa emas dalam hidup mereka.
Berdasarkan ilmu psikologi, orang yang mampu pensiun dengan tenang biasanya mempunyai satu ciri utama: mereka selalu menjaga nilai-nilai pribadi meski di tengah arus perkembangan karier.
Inilah prinsip-prinsip yang membantu mereka tetap sejalan dengan nilai-nilai pribadi, meskipun menghadapi tekanan dari lingkungan pekerjaan yang ketat.
Menurut laporan dari Small Biz Technology pada hari Sabtu (12/4), ada tujuh pedoman penting yang selalu mereka ikuti — dan ini mungkin dapat membimbing Anda supaya nantinya tak menyesal atas tindakan yang diambil.
1. Kejujuran Diri Lebih Utama dari pada Kenaikan Jabatan
Orang-orang yang pensiun dengan bebas dari rasa sesal ialah mereka yang tak pernah mengorbankan prinsip dan nilai-nilai personal untuk mendapatkan promosi karier.
Mereka mengerti bahwa kejujuran tak dapat diukur dari upah yang besar atau jabatan yang tinggi.
Dalam psikologi moral, hal ini dikenal sebagai “kesesuaian antara nilai dan tindakan”— saat seseorang menjalani hidup sesuai dengan nilainya, mereka umumnya mengalami tingkat kebahagiaan dalam hidup yang jauh lebih tinggi.
Bila kamu perlu mengorbankan identitasmu untuk karirmu, itu bukanlah kemenangan—itu adalah kekalahan terpendam.
2. Tidak Menyia-nyiakan Kesejahteraan demi Keinginan
Bekerja dengan giat memang bagus, namun meninggalkan kesehatan untuk mencapai deadline, terus-menerus bekerja overtime, atau tidak peduli pada waktu istirahat merupakan jalannya ke menyesal.
Psikolog pekerja mengutamakan kebutuhan kesejahteraan untuk mencapai sukses dalam jangka waktu lama.
Orang-orang yang menghabiskan waktu pensiun dengan bahagia adalah mereka yang memelihara keseimbangan—mereka paham kapan perlu beristirahat, kapan cukup untuk hari itu, dan bagaimana merawat jasmani dan rohani mereka.
3. Menyelami Aspek Personal Lebih Dulu daripada Apa Pun
Banyak individu hanya mengenali nilai dari hubungan keluarga dan pertemanan ketika mereka telah memasuki masa pensiun – di mana tuntutan karier sudah usai dan ruang kerja menjadi kosong.
Namun, bagi mereka yang tidak merasakan penyesalan, telah ada cukup waktu dialokasikan untuk orang-orang di sekitar mereka dari awalnya.
Berdasarkan teori kesejahteraan subjektif, ikatan sosial yang solid merupakan faktor utama dalam menentukan tingkat kepuasan hidup individu.
Orang-orang yang merawat relasi positif saat berkarier akan menghadapi purna tugas dengan jaringan sosial dan emosional tetap terjalin, daripada meninggalkan kesenangan yang sulit untuk dipenuhi lagi.
4. Terbuka terhadap Pengalaman Belajar yang Baru
Mereka yang mengikuti jalur karir yang membahagiakan selalu mendorong rasa penasarannya, meningkatkan keahliannya, serta terus berpelajara tentang sesuatu yang baru.
Mereka selalu merasa kurang dengan menjadi “hanya cukup tahu”.
Berdasarkan teori perkembangan dalam psikologi, prinsip tersebut sangat berhubungan dengan ide “pola pikir pertumbuhan,” yang merujuk pada kepercayaan bahwa keterampilan dan kemampuan bisa ditingkatkan secara bertahap sepanjang masa.
Orang-orang dengan mindset tersebut tidak cuma meraih kesuksessan lebih besar, tapi juga merasa lebih terpuaskan saat mengingat kembali petualangan hidupnya.
5. Tolak Jadi Tahanan Prestise Sociale
Terdapat individu yang memiliki kehidupan penuh dengan prestasi setelah prestasi, namun masih merasakan ketidaksengatan.
Kenapa begitu? Sebab semuanya dikerjakan cuma untuk menyenangkan harapan masyarakat, bukannya karena ambisi sendiri.
Orang yang pensiun dengan damai umumnya pernah menolak tawaran proyek besar, posisi bergengsi, atau kesempatan istimewa—karena hal-hal tersebut bertentangan dengan prinsip hidup mereka.
Di dalam ilmu psikologi, hal tersebut disebut dengan “kehidupan yang otentik”.
Kehidupan yang sejati dan tidak direkayasa akan menciptakan dampak positif secara berkelanjutan.
6. Mengoptimalkan Bakat Kreatif
Banyak individu mengekspos hasrat muda mereka atau kemampuan terpendam yang belum sempat diwujudkan lantaran “sangat disibukkan dengan pekerjaan”.
Namun, orang-orang yang tidak merasakan penyesalan usai memutuskan untuk pensiun adalah mereka yang mengarahkan kekuatan kreatifnya saat sedang sibuk.
Apakah itu menulis, melukis, mengajarkan, atau menjalankan usaha skala kecil – mereka sadar bahwa kreativitas tidaklah terpisahkan dari pekerjaan sehari-hari, tetapi merupakan bagian integral dari identitas diri mereka.
Studi tentang psikologi mengindikasikan bahwa partisipasi dalam kegiatan yang bersifat kreatif dengan rutin memberikan dampak baik bagi kesejahteraan mental serta tingkat kebahagiaan seseorang dalam menjalani hari-harinya.
7. Jangan Melupakan Tujuan Yang Lebih Luas Daripada Diri Sendiri
Karier tak sekadar berkaitan dengan promosi ataupun pendapatan — melainkan pula berfokus pada memberikan pengaruh.
Orang-orang yang pensiun tanpa rasa menyesal adalah mereka yang menyadari dampak apa yang sudah mereka berikan ke masyarakat, betapapun kecilnya sumbangan tersebut.
Dalam psikologi eksistensial, hal tersebut diidentifikasi sebagai “meaning-making”— yaitu proses membangun makna dalam kehidupan lewat aktivitas kerja, hubungan interpersonal, serta partisipasi sosial.
Untuk mereka, nilai ini adalah pewaris terpenting, bukan sekadar kesuksesan karir.
Penutup: pensiun dengan hati terisi penuh, bukan kosong
Pensiun haruslah merupakan tahap yang menyenangkan—saat Anda menuai buah dari perjalanannya yang panjang dengan sungguh-sunguh, kasih sayang, serta nilai-nilai penting.
Namun untuk meraihnya, Anda perlu tampil berani dengan memegang teguh beberapa nilai, meski di mana-mana orang menuntut Anda untuk mengabaikannya.
Kesuksesan dalam karier tidak selalu nampak mencolok dari luar.
Namun, menjalani karier tanpa rasa menyesal — itu merupakan suatu prestasi yang tidak terhargai.
Maka pertanyaannya saat ini adalah: prinsip apa yang sedang Anda perjuangkan hari ini untuk memastikan bahwa Anda tidak menyesal di masa pensiun nanti?