Operasi Patuh Lodaya 2025: Tindakan terhadap Pelanggaran Lalu Lintas di Jawa Barat
Selama dua hari pelaksanaan Operasi Patuh Lodaya 2025, pihak kepolisian telah menindak sebanyak 2.627 pelanggaran lalu lintas. Operasi ini masih berlangsung hingga tanggal 27 Juli 2025 dan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berkendara.
Kepala Subdirektorat Keamanan dan Keselamatan (Kamsel) Ditlantas Polda Jabar, AKBP Eti Haryati, menyampaikan bahwa selama operasi berlangsung, telah dilakukan penindakan terhadap berbagai bentuk pelanggaran lalu lintas. Penindakan tersebut dilakukan baik melalui sistem ETLE (Electronic Traffic Law Enforcement) maupun tilang manual.
Pendekatan Humanis dalam Penindakan
AKBP Eti menjelaskan bahwa penindakan yang dilakukan menggunakan pendekatan humanis dengan mengutamakan edukasi kepada pengendara. Meski demikian, tindakan tegas tetap diberikan bagi pelanggaran yang berpotensi menyebabkan kecelakaan lalu lintas.
Dalam wilayah hukum Polda Jabar, bentuk penindakan yang dilakukan antara lain:
- ETLE Statis: 79 pelanggaran
- ETLE Mobile: 370 pelanggaran
- Tilang Manual: 249 pelanggaran
- Teguran (non-penindakan): 1.929 teguran
Mayoritas pelanggaran diberikan teguran sebagai bentuk edukasi, mengingat masih banyak pengendara yang belum memahami pentingnya keselamatan dalam berkendara. Namun, untuk pelanggaran berat atau membahayakan seperti melawan arus, tidak menggunakan helm, atau melanggar lampu merah, tetap akan ditindak.
Fokus Operasi dan Tujuan
Operasi Patuh Lodaya 2025 memiliki tema utama yaitu peningkatan kesadaran berlalu lintas untuk menciptakan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas (kamseltibcarlantas). Fokus utama operasi meliputi penggunaan helm, sabuk pengaman, kelengkapan kendaraan, serta kepatuhan terhadap rambu lalu lintas.
Polda Jabar juga gencar melakukan penindakan melalui ETLE, baik yang statis di titik tertentu maupun mobile, guna mendukung transformasi digital dalam penegakan hukum lalu lintas.
Imbauan Kepada Masyarakat
AKBP Eti mengimbau seluruh masyarakat Jawa Barat untuk menjadikan momen pascaoperasi ini sebagai refleksi dalam berkendara. Ia berharap setelah operasi ini selesai, masyarakat lebih sadar dan disiplin saat berkendara. Bukan karena takut ditilang, tetapi karena paham pentingnya keselamatan.
Dengan penindakan yang dilakukan secara humanis dan edukatif, diharapkan kesadaran masyarakat akan keselamatan lalu lintas semakin meningkat. Hal ini menjadi langkah penting dalam menciptakan lingkungan berkendara yang aman dan nyaman bagi semua pengguna jalan.