news  

Onduline Perluas Pasar Atap Hijau Melalui OGRA 2025

Onduline Perluas Pasar Atap Hijau Melalui OGRA 2025

Memperluas Persepsi Atap sebagai Elemen Desain yang Berkelanjutan

PT Onduline Indonesia terus memperluas pasar sekaligus membangun narasi desain atap yang berkelanjutan dan ekspresif melalui Onduline Green Roof Award (OGRA) 2025. Program ini dijalankan dalam kerja sama dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta dan resmi diumumkan dalam seminar bertajuk Sustainability and Expressive Roofing di Jakarta Design Center, Rabu (16/7).

Esther Pane, Country Director PT Onduline Indonesia, menjelaskan bahwa OGRA bukan hanya ajang penghargaan, tetapi juga bentuk dukungan perusahaan terhadap pengembangan arsitektur Indonesia yang lebih relevan dengan isu lingkungan dan ekspresi desain. Sejak pertama kali diluncurkan pada 2013, OGRA menjadi wujud komitmen Onduline dalam mendorong penggunaan material atap ringan ramah lingkungan yang tidak hanya fungsional, tetapi juga memiliki nilai estetika dan identitas.

Tahun ini, OGRA 2025 mengusung tema “Expressive Roofing: Beyond Shelter, Toward Identity.” Dengan tema ini, Onduline ingin memperluas persepsi soal atap, bukan sekadar pelindung bangunan, melainkan elemen desain yang mencerminkan karakter pemilik maupun fungsi ruang. Esther menegaskan bahwa lewat OGRA tahun ini, pihaknya ingin mendorong arsitek Indonesia untuk lebih berani mengeksplorasi desain atap sebagai bagian penting dari identitas bangunan. Sayembara ini terbuka bagi anggota IAI, dengan fokus pada gagasan yang personal, berani, dan berdampak.

OGRA 2025 juga disebut sebagai bagian dari strategi korporasi Onduline Indonesia untuk memperkuat posisinya di segmen atap ringan ramah lingkungan di Indonesia. Pertumbuhan pasar ini terjadi seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap praktik pembangunan berkelanjutan.

Dalam acara tersebut, hadir Grégoire Morel, Managing Director Onduline Group; Olivier Guilluy, Asia Pacific Director Onduline; serta dua arsitek IAI, Ar. Sigit Kusumawijaya dan Ar. Abimantra Pradhana, yang memberikan pandangan soal atap sebagai elemen ekspresi desain. Mereka menilai bahwa atap bukan hanya sebagai penutup bangunan, tetapi juga sebagai simbol dari keunikan dan keberlanjutan dalam arsitektur modern.

Melalui inisiatif ini, Onduline ingin membuka ruang dialog antara industri dan profesi, serta memperluas perspektif tentang peran atap dalam arsitektur masa kini. Pihak perusahaan percaya bahwa dengan mengedepankan desain atap yang ekspresif, akan muncul solusi-solusi kreatif yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini.

Beberapa aspek yang ditekankan dalam OGRA 2025 antara lain:

  • Keterlibatan arsitek: Kompetisi ini terbuka bagi anggota IAI, sehingga memastikan partisipasi aktif dari para profesional.
  • Inovasi desain: Peserta diharapkan menghasilkan konsep yang tidak hanya unik, tetapi juga memiliki dampak nyata terhadap lingkungan.
  • Sustainability: Penggunaan bahan ramah lingkungan menjadi prioritas utama dalam setiap proyek yang diajukan.
  • Identitas bangunan: Desain atap harus mampu merepresentasikan karakter dan fungsi ruang secara visual.

Dengan adanya OGRA 2025, Onduline Indonesia tidak hanya sekadar memperkenalkan produknya, tetapi juga berkontribusi dalam membangun ekosistem arsitektur yang lebih berkelanjutan dan kreatif. Hal ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam mendukung pengembangan arsitektur Indonesia yang selaras dengan tren global.

Selain itu, program ini juga menjadi wadah bagi arsitek untuk mengekspresikan ide-ide mereka secara bebas, tanpa batasan tradisional. Dengan demikian, OGRA 2025 diharapkan mampu menjadi inspirasi bagi generasi muda arsitek yang ingin menciptakan karya-karya yang berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.