Bunda, tak terasa Idul Adha sebentar lagi tiba. Selain mempersiapkan hewan kurban dan menyambut momen berkumpul bersama keluarga, ada satu sunnah yang sering dilakukan umat Muslim sebelum berangkat salat Idul Adha, yaitu mandi sunnah. Apakah Bunda sudah tahu bagaimana niat, waktu pelaksanaan, dan tata cara mandi salat Idul Adha?
Meskipun tidak termasuk dalam syarat sah salat, mandi sebelum salat Idul Adha sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Anjuran ini merupakan bagian dari upaya menjaga kebersihan diri serta menyempurnakan penampilan saat hendak melaksanakan ibadah.
Nah, agar Bunda dan keluarga bisa melakukannya dengan benar, mari pelajari bersama niat mandi salat Idul Adha, kapan waktu terbaik melakukannya, dan seperti apa tata caranya yang sesuai tuntunan Islam. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini, ya.
Hukum pelaksanaan mandi salat Idul Adha
Menurut buku
Fikih Sunnah Jilid 1
karya Sayyid Sabiq, para ulama berpendapat bahwa mandi sebelum salat Idul Fitri maupun Idul Adha tergolong sebagai amalan sunah.
Hal ini diperkuat oleh sejumlah riwayat dari para sahabat yang menyatakan bahwa mandi pada dua hari raya tersebut adalah sunnah yang dianjurkan. Salah satu dalil yang sering dikutip adalah hadits riwayat Ibnu Majah, di mana sahabat Al-Faqih bin Saâad RA menyampaikan bahwa Rasulullah SAW terbiasa mandi pada hari Idul Fitri dan Idul Adha.
ÙÙØ§ÙÙ Ø±ÙØ³ÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙÙ -صÙ٠اÙÙ٠عÙÙÙ ÙØ³ÙÙ - ÙÙØºÙØªÙØ³ÙÙÙ ÙÙÙÙ٠٠اÙÙÙÙØ·Ùر٠ÙÙÙÙÙÙÙ Ù Ø§ÙØ£ÙØ¶ÙØÙÙ
Artinya: “Rasulullah SAW biasa mandi pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.”
Waktu mandi sebelum salat Idul Adha
Mengutip buku
Fiqh Ibadah
karya Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas disebutkan bahwa menurut ulama Mazhab Hanbali, mandi sunah untuk salat Id disarankan dilakukan setelah terbit fajar. Jadi, apabila dilakukan sebelum fajar atau justru setelah salat, maka waktunya sudah melewati anjuran yang utama.
Sementara itu, menurut pendapat ulama Mazhab Maliki dan Syafiâi, mandi hari raya tidak hanya terkait dengan pelaksanaan salat, tetapi juga sebagai wujud menyambut hari besar dengan penampilan yang bersih dan rapi. Oleh karena itu, umat Islam boleh mandi sebelum atau sesudah fajar. Namun, waktu yang paling utama tetap setelah fajar agar lebih sesuai dengan tujuan kesunahannya.
Bacaan doa niat mandi Idul Adha: Arab, Latin & artinya
Salah satu hal penting dalam menunaikan ibadah adalah membaca niat, termasuk saat hendak mandi sebelum salat Idul Adha. Meskipun mandi ini hukumnya sunah, membaca niat tetap dianjurkan agar ibadah yang dilakukan terasa lebih sempurna. Lalu, bagaimana bacaan niatnya?
Mengutip dari buku
Adab dan Doa Sehari-hari untuk Muslim Sejati
karya Thoriq Aziz Jayana, berikut ini adalah bacaan niat mandi sebelum salat Idul Adha:
ÙÙÙÙÙÙØªÙ اÙÙØºÙسÙÙÙ ÙÙØ¹ÙÙÙØ¯Ù اÙÙØ£ÙØ¶ÙØÙ٠سÙÙÙÙØ©Ù ÙÙÙÙÙÙÙ ØªÙØ¹ÙاÙÙÙ
Nawaytul wusla li’aydil adh-ha sunnatan lillahi ta’ala.
Artinya: “Saya niat mandi untuk menghadiri salat Idul Adha, sunnah karena Allah Ta’ala.”
Apakah wajib keramas saat mandi Idul Adha?
Mandi sebelum salat Idul Adha merupakan amalan sunnah, sehingga seluruh prosesnya bersifat anjuran, termasuk soal keramas. Dikutip dari buku
Fikih Sunnah Jilid 1
karya Sayyid Sabiq, meskipun tidak diwajibkan, keramas tetap dianjurkan sebagai bagian dari upaya membersihkan diri secara menyeluruh, terutama di bagian kepala dan rambut.
Tujuan utama dari mandi Idul Adha adalah untuk menyucikan diri, baik secara lahir maupun batin, sebelum melaksanakan salat dan berkumpul bersama umat Muslim lainnya. Dengan tubuh yang bersih dan segar, Bunda turut menunjukkan penghormatan terhadap hari besar keagamaan ini.
Tata cara mandi sesuai sunnah saat Idul Adha
Mengacu pada buku
Panduan Ibadah Lengkap
,
As-Sunnah
, dan
Pendapat Para Ulama
karya Muhammad Al-Baqir, berikut tata cara mandi sunah Idul Adha yang baik dan benar:
- Awali dengan membaca niat dalam hati sebagai bentuk kesungguhan saat melaksanakan mandi sunnah
- Basuh kedua telapak tangan sebanyak tiga kali sebelum memulai proses mandi
- Lakukan wudhu secara menyeluruh mulai dari tangan hingga kaki sebelum mulai menyiram seluruh tubuh dengan air
- Siram kepala sebanyak tiga kali, sambil menyelipkan jari-jari agar air benar-benar merata hingga kulit kepala
- Siram seluruh badan, dimulai dari bagian kanan kemudian ke kiri. Pastikan juga membersihkan bagian yang sulit dijangkau air seperti telinga, pusar, bawah lengan, sela jari kaki, serta lekukan tubuh lainnya dengan menggosoknya secara perlahan
Doa setelah mandi salat Hari Raya Idul Adha
Bunda, selain membaca doa sebelum mandi, sebaiknya juga membaca doa setelah mandi sebagai pelengkap ibadah. Doa setelah mandi ini termasuk amalan sunnah yang dianjurkan.
Mengutip buku
Praktik Mandi Janabah Rasulullah Menurut Empat Madzhab
karya Isnan Ansory, berikut adalah bacaan doa yang biasa dibaca setelah mandi wajib maupun mandi sunah, termasuk mandi Idul Adha:
Ø£ÙØ´ÙÙÙØ¯Ù Ø£ÙÙÙ ÙØ§Ù Ø¥ÙÙÙÙ٠إÙÙØ§Ù٠اÙÙÙÙÙÙ ÙÙØÙØ¯ÙÙÙ ÙØ§Ù Ø´ÙØ±ÙÙÙÙ ÙÙÙÙ ÙÙØ£ÙØ´ÙÙÙØ¯Ù Ø£ÙÙÙÙ Ù ÙØÙÙ ÙÙØ¯Ùا Ø¹ÙØ¨ÙدÙÙÙ ÙÙØ±ÙسÙÙÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙ Ø§Ø¬ÙØ¹ÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙÙ Ø§ÙØªÙÙÙÙÙØ§Ø¨ÙÙÙÙ ÙÙØ§Ø¬ÙعÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙ٠اÙÙÙ ÙØªÙØ·ÙÙÙÙØ±ÙÙÙÙ
Asyhadu anlaa ilaha illallahu wahdahulaa syarikalahu, wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa Rasuluhu, allahummajalni minattawwabina, wajalni minal-mutathahirrin.
Artinya: “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba-Nya dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertobat dan jadikanlah aku pula termasuk orang-orang yang selalu mensucikan diri.”
Sunnah sebelum salat Idul Adha
Sebelum menunaikan salat Idul Adha, Rasulullah SAW juga melakukan beberapa amalan khusus yang menjadi contoh bagi umat Muslim dalam menyambut hari besar ini dengan penuh kesungguhan dan kebersihan hati. Mengutip dari laman
detikcom
dan buku
Fiqih Sunnah 2
karya Sayyid Sabiq, berikut adalah beberapa amalan sunnah beliau yang dianjurkan sebelum melaksanakan salat Idul Adha:
1. Tidak makan sebelum salat Id
Ketika Hari Raya Idul Adha tiba, umat Islam dianjurkan untuk tidak makan terlebih dahulu sebelum melaksanakan salat Idul Adha, dan baru menyantap daging kurban setelahnya.
Dalam sebuah riwayat dari Budairah disebutkan bahwa Rasulullah SAW biasa makan terlebih dahulu sebelum berangkat salat pada Idul Fitri, namun pada Idul Adha beliau tidak makan hingga selesai melaksanakan salat dan kembali dari lapangan.
2. Mandi
Sunnah berikutnya yang bisa Bunda terapkan sebelum salat Idul Adha adalah mandi terlebih dahulu. Kebiasaan ini dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Majah bahwa beliau senantiasa mandi pada pagi hari sebelum melaksanakan salat Idul Fitri dan Idul Adha. Mandi ini bukan sekadar untuk menjaga kebersihan, tetapi juga sebagai bentuk persiapan diri dalam menyambut hari yang istimewa.
3. Memakai pakaian terbaik dan wangi
Setiap Muslim saat Idul Adha dianjurkan untuk tampil rapi, bersih, dan wangi. Ini merupakan sunnah yang senantiasa dilakukan oleh Rasulullah SAW. Dalam sebuah riwayat, Jabir bin Abdillah RA menyebutkan,
“Rasulullah SAW memiliki jubah indah yang biasa beliau kenakan pada dua hari raya dan hari Jumat.” (HR. Ibnu Abdil Bar dan Ibnu Khuzaimah)
Tak hanya itu, dalam hadis lain, cucu Nabi, Al-Hasan bin Ali RA, berkata, “Rasulullah SAW menyuruh kami agar memakai pakaian terbaik dan wewangian terbaik yang kami miliki pada dua hari raya.” (HR. Al-Hakim)
4. Berangkat dan pulang dari tempat dengan jalan berbeda
Selanjutnya, Bunda juga bisa melakukan sunah seperti berangkat dan pulang salat Id melalui rute yang berbeda. Rasulullah SAW pun mencontohkannya, sebagaimana disebut dalam hadis:
“Apabila Nabi Muhammad SAW pergi salat Ied (Hari Raya), ketika pulang, Beliau menempuh jalan yang berlainan dengan jalan yang Beliau lalui ketika pergi.” (HR. Ibnu Majah).
Amalan ini dipercaya membawa keberkahan, memperluas silaturahmi, dan menunjukkan syiar Islam di lebih banyak tempat. Namun demikian, apabila Bunda dan keluarga terpaksa melewati jalan yang sama, pun tetap diperbolehkan.
5. Menghidupkan malam Idul Adha dengan beribadah
Bunda, malam menjelang Idul Adha adalah waktu yang istimewa. Salah satu amalan sunnah yang dianjurkan adalah menghidupkannya dengan ibadah, seperti membaca Al-Qurâan, berzikir, beristigfar, dan berdoa. Ibadah di malam hari raya bukan hanya menunjukkan rasa syukur, tapi juga bisa menjadi jalan untuk meraih pahala.
Rasulullah SAW bersabda:
“Siapa yang menghidupkan malam Idul Fitri dan Idul Adha karena mengharap pahala dari Allah, hatinya tidak akan mati pada hari semua hati itu mati.” (HR. Ibnu Majah, no. 1782)
Meski hadis ini dinilai lemah oleh sebagian ulama, seperti Al-Hafizh Abu Thahir dan Imam Al-Bushiri, namun Imam Syafiâi tetap menganjurkan amalan ini karena nilainya sebagai bentuk kesungguhan dalam beribadah. Jadi, tidak ada salahnya Bunda memanfaatkan malam hari raya dengan memperbanyak amal baik, ya.
6. Berjalan kaki menuju tempat salat
Kalau lokasi salat Id cukup dekat dan mudah dijangkau, sebaiknya Bunda dan keluarga memilih untuk berjalan kaki saat berangkat. Selain menyehatkan, ini juga menjadi salah satu sunah yang diajarkan Rasulullah SAW,
lho
.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ‘id dengan berjalan kaki, begitu pula ketika pulang dengan berjalan kaki.” (HR. Ibnu Majah)
7. Mengumandangkan takbir
Pada hari Tasyrik, takbir tidak dibatasi waktu tertentu, melainkan dapat dilafalkan kapan saja sepanjang hari. Oleh sebab itu, setiap malam menjelang hari raya, baik Idul Fitri maupun Idul Adha, langit dipenuhi dengan gema takbir yang meriah.
Saat Idul Adha, terdapat dua jenis takbir yang dilafalkan, yaitu takbir mutlak dan takbir muqayyad. Takbir muqayyad dibaca setiap selesai salat, dimulai sejak waktu Subuh pada Hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga berakhirnya Hari Tasyrik (13 Dzulhijjah).
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar RA, Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk memperbanyak bacaan takbir, tahlil, dan tahmid selama sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.
“Tiada hari yang lebih agung dan amal pada hari-hari tersebut yang lebih disukai oleh Allah melebihi sepuluh hari ini (sepuluh hari pertama Dzulhijjah). Oleh karena itu, perbanyaklah membaca tahlil, takbir, dan tahmid pada hari itu.” (HR. Ahmad, no. 5446 dan 6154, sahih menurut Ahmad Syakir).
Dr. Sa’id bin Ali bin Wahaf Al-Qahthani dalam buku
Panduan Shalat Sunnah & Shalat Khusus
menerangkan bahwa, bacaan takbiran Idul Adha yang singkat cukup diucapkan dengan menyebut “Allahu Akbar” sebanyak tiga kali secara berurutan.
Selain itu, Bunda juga bisa mengamalkan bacaan takbiran Idul Adha versi yang lebih panjang. Berikut ini contohnya:
اÙÙÙ٠أÙÙÙØ¨Ùر٠ÙÙØ¨ÙÙÙØ±Ùا ÙÙØ§ÙØÙÙ ÙØ¯Ù ÙÙÙÙÙ°ÙÙ ÙÙØ«ÙÙÙØ±Ùا ÙÙØ³ÙØ¨ÙØÙØ§Ù٠اÙÙÙÙÙ°Ù٠بÙÙÙØ±Ùة٠ÙÙØ£ÙصÙÙÙÙÙØ§ ÙÙØ§ Ø¥ÙÙ°Ù٠إÙÙÙÙØ§ اÙÙÙÙ ÙÙÙÙØ§ ÙÙØ¹ÙØ¨ÙØ¯Ù Ø¥ÙÙÙÙØ§ Ø¥ÙÙÙÙØ§ÙÙ Ù ÙØ®ÙÙÙØµÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙ Ø§ÙØ¯ÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙ ÙÙØ±ÙÙ٠اÙÙÙØ§ÙÙØ±ÙÙÙÙÙ ÙÙØ§ Ø¥ÙÙ°Ù٠إÙÙÙÙØ§ اÙÙÙÙ ÙÙØÙØ¯ÙÙÙ ØµÙØ¯ÙÙÙ ÙÙØ¹ÙدÙÙÙ ÙÙÙÙØµÙØ±Ù Ø¹ÙØ¨ÙدÙÙÙ ÙÙÙÙØ²ÙÙ Ù Ø§ÙØ§ÙØÙØ²ÙØ§Ø¨Ù ÙÙØÙØ¯ÙÙÙ ÙÙØ§ Ø¥ÙÙ°Ù٠إÙÙÙÙØ§ اÙÙÙÙ ÙÙØ§ÙÙÙ٠اÙÙÙØ¨ÙرÙ
Allhu akbar kab«r, walhamdu lillhi kats«r, wa subhnallhi bukratan wa ash«l, l ilha illallhu wa l na’budu ill iyyhu mukhlish«na lahud d«na wa law karihal kfir«n, l ilha illallhu wahdah, shadaqa wa’dah, wa nashara ‘abdah, wa hazamal ahzba wahdah, l ilha illallhu wallhu akbar.
Artinya: “Allah Maha Besar, dan segala puji bagi Allah. Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore hari. Kami tidak menyembah kecuali hanya kepada-Nya dengan memurnikan beragama karena-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak suka. Tidak ada Tuhan selain Allah semata yang membuktikan janji-Nya, yang menolong hamba-Nya, dan yang mengalahkan sekutu sendirian. Tidak ada Tuhan selain Allah.”
Pilihan Redaksi
|
Demikian penjelasan seputar niat mandi sebelum salat Idul Adha yang dianjurkan untuk dilakukan saat hari raya. Semoga dengan niat yang tulus, setiap ibadah yang dijalankan membawa berkah bagi diri sendiri dan orang di sekitar, ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas Squad. Daftar klik
di SINI
. Gratis!