news  

Naskah Khutbah Jumat 18 Juli 2025: 4 Sifat Buruk Rezeki Tidak Halal

Naskah Khutbah Jumat 18 Juli 2025: 4 Sifat Buruk Rezeki Tidak Halal

– Para pengikut agama Islam, rezeki yang tidak halal atau diperoleh dengan cara haram memiliki dampak buruk baik bagi individu maupun masyarakat. Beberapa sifat buruk yang terkait dengan rezeki haram antara lain hilangnya keberkahan, hati yang menjadi keras dan gelap, serta terhalangnya terkabulnya doa dan amal ibadah. Selain itu, rezeki haram juga dapat menyebabkan berbagai musibah di dunia dan siksa di akhirat.

Pada hari Jumat, tepatnya tanggal 18 Juli 2025, umat Muslim akan melaksanakan ibadah Salat Jumat. Hari Jumat yang disebut sebagai Sayyidul Ayyam atau Penghulunya Hari diyakini oleh kaum Muslimin sebagai hari yang penuh keberkahan. Dalam khutbah Jumat pada hari tersebut, dibahas tentang “4 Sifat Buruk dari Rezeki yang Tidak Halal”.

Khutbah Pertama

Dalam khutbah pertama, dipaparkan bahwa semua puji dan syukur kepada Allah SWT, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam juga disampaikan kepada Nabi Muhammad saw., para sahabat, dan seluruh umatnya. Dalam khutbah ini, disampaikan pentingnya menjaga keimanan dan menjauhi perkara haram, termasuk dalam makanan dan minuman.

Ayat Al-Quran yang menyatakan bahwa manusia diperbolehkan mengonsumsi makanan yang halal dan baik menjadi dasar untuk memahami larangan mengonsumsi sesuatu yang haram. Makanan haram bisa bersifat dzati (secara otomatis haram) atau aridhi (diperoleh secara tidak halal). Bahaya dari makanan haram tidak hanya terbatas pada kesehatan, tetapi juga berdampak pada spiritualitas dan keselamatan di akhirat.

Para ulama merinci empat bahaya dari penggunaan sesuatu yang tidak halal:

1. Energi Tubuh yang Tidak Halal Mengarah pada Kemaksiatan

Makanan haram dapat memicu kemaksiatan. Hadits Rasulullah saw. menyatakan bahwa siapa saja yang makan makanan haram maka anggota tubuhnya bermaksiat, mau tidak mau. Ini menunjukkan bahwa apa yang dikonsumsi memengaruhi perilaku dan keimanan seseorang.

2. Terhalangnya Doa dan Amal Ibadah

Doa dan amal ibadah akan tertolak jika dilakukan oleh orang yang memakan sesuatu yang haram. Hadits menyebutkan bahwa sedekah tidak akan diterima kecuali dari hasil usaha yang halal. Hal ini menegaskan bahwa kebaikan harus berasal dari sumber yang baik.

3. Sulitnya Menerima Ilmu Allah

Ilmu adalah cahaya, dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada ahli maksiat. Banyak tokoh agama seperti Imam asy-Syafi‘i mengalami kesulitan dalam memperoleh ilmu karena melakukan maksiat. Ini menunjukkan bahwa kesucian jiwa sangat penting dalam memperoleh ilmu.

4. Ancaman Keras di Akhirat

Bentuk ancaman terberat dari makanan haram adalah siksa neraka. Ayat Al-Quran dan hadits menyatakan bahwa orang yang memakan harta anak yatim secara zalim akan masuk ke dalam api neraka. Ancaman ini menjadi peringatan untuk menjauhi perkara haram.

Khutbah Kedua

Dalam khutbah kedua, disampaikan pentingnya meningkatkan pengetahuan tentang bahaya makanan haram dan menjaga diri dari perkara yang tidak halal. Tips untuk menghindari makanan haram antara lain: mengetahui bahayanya, berhati-hati, serta menjaga keimanan dan ketaqwaan.

Khatib juga menekankan bahwa setiap tindakan yang tidak halal, baik dalam ucapan, perbuatan, maupun konsumsi, memiliki dampak besar pada kehidupan spiritual dan keselamatan di akhirat. Dengan menjaga kebersihan diri dan menjauhi perkara haram, kita dapat mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan ridha-Nya.

Khutbah ditutup dengan doa dan harapan agar kita senantiasa terjaga dari perkara-perkara haram dan tidak halal, baik dalam bentuk ucapan, perbuatan, maupun konsumsi. Semoga kita semua diberi kekuatan untuk menjaga keimanan dan menjauhi segala bentuk keburukan.