Berita  

Musik Tradisional Terancam Hilang, 14 Sanggar di Kabupaten Sorong Dapat Pelatihan

Musik Tradisional Terancam Hilang, 14 Sanggar di Kabupaten Sorong Dapat Pelatihan

, AIMAS– Sebanyak 70 peserta dari 14 komunitas seni di Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya mengikuti pelatihan pembuatan alat musik tradisional.

Acara yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sorong berlangsung pada 2 hingga 4 September 2025.

Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sorong John Simaela menyatakan, pelatihan bertujuan untuk melestarikan budaya musik tradisional agar tidak hilang akibat perkembangan zaman dan tergeser oleh musik modern.

Musik tradisional adalah warisan dari para leluhur yang dimanfaatkan sebagai bentuk penghormatan kepada Tuhan serta alat untuk memperkuat persatuan antar suku.

“Maka, generasi muda perlu menjaga,” kata John kepada.

Ia menegaskan, usaha melestarikan musik tradisional menjadi prioritas utama, termasuk melalui pendidikan resmi.

Di beberapa sekolah, siswa secara sadar mengambil inisiatif untuk belajar memainkan ukulele meskipun tidak didukung oleh sekolah.

Menurutnya, hal tersebut menunjukkan adanya kesadaran dan bakat alami yang dimiliki oleh anak-anak di Tanah Malamoi.

“Di sini Tuhan memberikan bakat yang luar biasa. Anak-anak mampu menyanyi dan bermain musik tanpa perlu menunggu format atau kurikulum resmi. Tergantung bagaimana mereka dikembangkan dan diarahkan,” ujar John.

Ia menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi, salah satunya adalah kurangnya minat kalangan muda dalam mempelajari musik tradisional.

Generasi saat ini lebih cenderung memilih hal-hal yang cepat dan praktis, seperti mendengarkan lagu menggunakan perangkat elektronik dibandingkan berusaha belajar memainkan alat musik tradisional.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sorong melalui pelatihan ini berusaha mengumpulkan sanggar seni yang ada agar diberikan penguatan, baik dari segi bahan pembuatan alat, nada, maupun bentuknya.

“Semoga setelah mengikuti pelatihan ini, peserta lebih termotivasi dan berani tampil dalam berbagai ajang kompetisi budaya, seperti Festival Malamoi, serta lomba-lomba lainnya,” kata John./aldy tamnge)