news  

MPLS SMAK Frateran Surabaya, Awal Baru bagi Siswa Nusantara

MPLS SMAK Frateran Surabaya, Awal Baru bagi Siswa Nusantara

Pendaftaran Siswa Baru dan Pengenalan Lingkungan Sekolah di SMAK Frateran Surabaya

SMA Katolik (SMAK) Frateran Surabaya telah memulai Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) untuk tahun ajaran 2025/2026 pada Senin, 14 Juli. Kini, jumlah siswa SMAK Frateran Surabaya mencapai 520 pelajar, dengan sekitar 125 di antaranya berasal dari luar Kota Surabaya, bahkan dari berbagai wilayah di luar Pulau Jawa.

Sekolah yang berada di Jalan Kepanjen No 8, Surabaya ini semakin diminati sebagai pilihan pendidikan menengah atas. Hal ini terutama bagi keluarga yang mencari sekolah katolik dengan fasilitas asrama serta akademik dan non-akademik yang lengkap.

“Kami menerima semua siswa, baik dari dalam maupun luar kota. Dari total 520 siswa SMAK Frateran, saat ini ada 125 siswa dari luar Surabaya yang berasal dari Kalimantan, Sulawesi, Maluku, NTT, hingga Papua,” jelas Kepala SMAK Frateran Surabaya, Fr Wilhelmus S. Sura, S.Pd., MM.

MPLS berlangsung selama empat hari, yaitu 14 hingga 17 Juli 2025, dan ditutup dengan ibadah misa bersama seluruh civitas akademika pada 18 Juli. Program MPLS tidak hanya mengenalkan lingkungan sekolah, tetapi juga menanamkan nilai karakter sesuai tema LIGHT. LIGHT merupakan akronim dari Learn (belajar sepanjang hayat), Integrity (menjadi pribadi yang jujur), Growth (bertumbuh dalam karakter), Harmony (hidup rukun dan bekerja sama), dan Trust (membangun kepercayaan, terutama pada diri sendiri).

“Kegiatan MPLS dimulai setiap pagi dengan doa dan baris-berbaris (PBB). Kami juga menekankan pendidikan karakter dan pengenalan ekstrakurikuler, serta mengundang alumni untuk berbagi inspirasi,” ujar Koordinator MPLS SMAK Frateran Surabaya, Emmi Dwi Astuti.

Cerita Siswa dari Berbagai Penjuru Indonesia

Joshua Franklin Gonero, siswa asal Kabupaten Banggai Kepulauan (Sulawesi Tengah), adalah salah satu siswa yang memilih merantau demi mendapatkan pendidikan terbaik. Ia menemukan SMAK Frateran Surabaya melalui pencarian daring dan mendapat rekomendasi dari keluarganya. Di wilayah tempat tinggalnya hanya berdiri satu SMA dengan jumlah siswa mencapai 200 anak per-angkatan.

“Saya yakin pendidikan di sini terjamin, punya banyak ekstrakurikuler, dan siswa bisa memilih mata pelajaran sehingga bisa fokus pada subjek yang diminati,” tutur Joshua yang bercita-cita melanjutkan pendidikan tingginya ke Tiongkok.

Sementara itu, Jason Lie, siswa asal Jember, datang dengan semangat berprestasi di bidang olahraga. “Basketnya bagus dan pernah juara DBL. Saya daftar lewat jalur beasiswa prestasi basket dan diterima dengan beasiswa penuh, SPP dan uang gedung gratis,” ujar Jason.

“Target saya bisa membawa Frateran juara kompetisi basket dan lanjut kuliah lewat jalur beasiswa,” imbuhnya.

Dari ujung timur Indonesia, Bellatrix Filafi Gunawan asal Kabupaten Mimika, Papua, juga memilih SMAK Frateran Surabaya setelah mendapat rekomendasi dari orang tua dan kakak kelas.

“Awalnya overthinking karena saya dari Papua, pasti beda banget budayanya. Tapi ternyata teman-teman di sini welcome banget. Saya nggak merasa terkucilkan dan mudah bergaul,” ujarnya.

Satu lagi, Glory Eklesia Simamora dari Palangka Raya, yang tertarik karena kegiatan sosialisasi SMAK Frateran Surabaya ke sekolah asalnya. “Frateran membantu kita memilih kampus dan jurusan, sesuai bakat dan minat. Saya ingin aktif di organisasi karena nanti akan berguna untuk dunia kuliah dan kerja,” katanya.

Asrama dan Pembinaan Siswa Luar Kota

Dengan banyaknya siswa luar daerah, SMAK Frateran Surabaya menyediakan asrama putra dan putri yang dilengkapi dengan sistem pembinaan menyeluruh. Tak hanya menyediakan tempat tinggal dan makan, tetapi juga kegiatan pengembangan diri, rohani, hingga workshop bersama mitra universitas.

“Orang tua menginginkan anaknya berkembang secara utuh. Mereka lihat perubahan anak-anak selama liburan di rumah. Lebih aktif, karakter terbentuk. Itulah yang meyakinkan mereka bahwa Frateran tempat yang tepat,” jelas Fr Wilhelmus.

Selain fasilitas dan pembinaan, SMAK Frateran Surabaya juga memberikan apresiasi dalam bentuk beasiswa, tidak hanya untuk juara lomba basket atau olimpiade, tapi juga untuk siswa berprestasi akademik dan non-akademik secara keseluruhan.

Dengan kuota asrama mencapai 150 siswa, SMAK Frateran membuka peluang bagi siapa pun yang ingin tumbuh, baik di bidang akademik, seni, olahraga, maupun organisasi. Sekolah ini menegaskan komitmennya untuk menjadi rumah kedua bagi siswa yang datang dari seluruh penjuru Indonesia.

“Kami siap mengembangkan potensi setiap anak, dari bidang akademik hingga ekstrakurikuler. Semua siswa punya ruang untuk tumbuh dan bersinar,” tutup Fr Wilhelmus.

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com