news  

Modus Kejahatan Keuangan yang Harus Diperhatikan Nasabah

Modus Kejahatan Keuangan yang Harus Diperhatikan Nasabah

Pemahaman mengenai modus kejahatan keuangan penting bagi masyarakat untuk lebih waspada dan terlindungi. Pendidikan serta pemahaman finansial perlu ditingkatkan guna menghadapi berbagai bentuk penipuan yang bisa merugikan masyarakat.

Memasuki era digitaldunia yang serba cepat ini, cara-cara kejahatan finansial semakin berkembang dan rumit. pelaku kejahatan memanfaatkan sistem keuangan serta ketidaktahuan masyarakat untuk melakukan berbagai tindakan penipuan.

Mulai dari phishing, skimminghingga investasi ilegal, semua dilakukan dengan maksud memperoleh keuntungan secara tidak sah.

Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

Jenis-Jenis Penipuan yang Sering Terjadi dalam Industri Perbankan

Berbagai jenis penipuan sering muncul dalam sektor perbankan. Berikut beberapa yang paling umum terjadi:

1. New Account Fraud– Penipuan Pembukaan Rekening Baru

Jenis fraudini melibatkan pembukaan rekening bank menggunakan identitas palsu atau yang telah dicuri. Tujuannya adalah melakukan transaksi ilegal. Data pribadi korban sering diperoleh melalui pasar gelap sepertidark web.

2. Account Takeover (ATO) – Pengambilalihan Akun

Account Takeoverterjadi ketika pelaku penipuan memperoleh kendali atas akun perbankanonlinekorban, umumnya memanfaatkan data pribadi yang telah diretas. Beberapa cara yang digunakan dalam ATO antara lain:

Social EngineeringTeknik pengaruh psikologis yang digunakan oleh pelaku dengan memanfaatkan perasaan korban, seperti kegembiraan atau ketakutan, agar korban menuruti petunjuk yang menguntungkan bagi penipu.

Phishing AttackPenipu mengirimkan surat elektronik, pesan teks, atau pesan melalui aplikasi obrolan yang berisi tautan ke situs palsu yang menyerupaiwebsitebank, dengan maksud mencuri data pribadi pelanggan.

Call Center FraudPelaku menghubungi layanan pelanggan bank dan berpura-pura sebagai nasabah resmi agar bisa mendapatkan akses ke akun korban. Umumnya, penipu telah memiliki informasi pribadi korban sebelumnya. Pemanfaatan teknologi biometrik dapat membantu mengurangi risiko tindakan ini.

3. Payment Fraud – Penipuan Pembayaran

Jenis kejahatan ini meliputi berbagai jenis transaksi ilegal, seperti penarikan uang tunai, setoran, penggunaan cek palsu, transaksi online, penggunaan kartu debit yang tidak sah, transfer antar bank, hingga pembayaran pinjaman. Contoh yang paling umum ditemukan di masyarakat adalah penipuan toko.onlinedan pemalsuan bukti transfer seperti struk ATM atau konfirmasi dari BCA Mobile.

4. Money Laundering – Pencucian Uang

Pengelapan uang bertujuan untuk menyembunyikan sumber dana ilegal agar terlihat sah secara hukum, umumnya melalui serangkaian transaksi keuangan. Proses ini dilakukan dalam tiga tahap:

LayeringMengalirkan dana ke berbagai rekening atau negara agar sulit dilacak asalnya.

PlacementMengalirkan uang yang tidak halal ke dalam sistem keuangan, sering kali dilakukan dengan membagi dana menjadi jumlah kecil agar tidak terlihat.

IntegrationMengembalikan dana ke sistem ekonomi yang sah, seperti dengan membeli aset properti, melakukan investasi, atau mendirikan usaha yang tidak nyata.

Modus Kejahatan Keuangan

Modus Kejahatan Keuangan (Unsplash)

 

Tingkat kerumitan dan variasi tindak kejahatan finansial semakin meningkat seiring dengan kemajuan teknologi. Berikut beberapa cara pelaku kejahatan finansial melakukan aksinya:

1. Carding

Cardingmerupakan salah satu bentuk tindak pidana keuangan yang paling terkenal dan masih sering terjadi hingga saat ini. Cara pelaku melibatkan perampasan informasi kartu kredit yang selanjutnya digunakan untuk transaksi pribadi tanpa izin dari pemilik kartu. Pelakucardingdapat memperoleh data dengan berbagai metode, seperti pemasanganmalware di situs e-commerce, melakukan phishingatau memperoleh data kartu dari pasar gelap.

2. Corporate Data Theft – Pencurian Data Perusahaan

Jenis kejahatan siber ini mengarahkan serangan terhadap sistem data perusahaan. Pelaku melakukan peretasan terhadap situs web perusahaan guna mengambil data sensitif. Data yang berhasil diambil biasanya dijual di internet gelap dengan harga tinggi. Salah satu contoh nyata dari kejahatan ini pernah terjadi di sebuahmarketplacelokal, di mana data pengguna berhasil diakses oleh peretas.

3. Impersonation – Penyamarataan Identitas

Dalam kejadian penipuan dengan cara impersonation, pelaku berpura-pura menjadi pegawai lembaga keuangan yang menawarkan layanan palsu untuk mendapatkan informasi pribadi korban. Cara ini dapat dilakukan melaluiwebsitesitus palsu yang dibuat seolah-olah sama dengan situs resmi bank. Biasanya, korban diajak kewebsitepalsu melalui tautan di dalam email.

4. Spoofing

Spoofingmerupakan metode untuk menyembunyikan identitas digital dengan menampilkan nama, alamat email, atau nomor telepon yang palsu. Tujuannya adalah membuat korban mengira mereka berkomunikasi dengan pihak yang sah, seperti perusahaan besar atau lembaga resmi, padahal kenyataannya tidak.

5. Vishing (Voice Phishing)

Vishing adalah bentuk phishingmelalui saluran telepon. Pelaku menghubungi korban dan berpura-pura sebagai petugas dari bank atau lembaga tertentu, kemudian meminta korban untuk memberikan informasi pribadi atau keuangan.

Tips Mengamankan Diri dari Tindak Kriminal di Bidang Finansial Teknologi

Untuk menghindari menjadi korban kejahatan digital, berikut beberapa tindakan pencegahan yang dapat diambil:

  • Selalu melakukan pembaruan pada sistem operasi dan perangkat lunak
  • Pasang perangkat lunak antivirus untuk menjaga keamanan komputer Anda.
  • Segera laporkan tindakan yang mencurigakan kepada bank atau instansi terkait
  • Hindari menggunakan jaringan WiFi umum saat mengakses layanan perbankan
  • Pilih kata sandi yang sulit ditebak dan aman
  • Aktifkan autentikasi dua langkah (2FA)
  • Hindari mengklik tautan mencurigakan

Peningkatan modus kejahatan finansial menjadi pengingat bagi masyarakat untuk selalu waspada dan tidak mudah tergoda oleh tawaran yang mencurigakan. Pemahaman akan berbagai jenis penipuan serta peningkatan literasi keuangan sangat penting agar dapat menghindari kerugian akibat tindakan kriminal di bidang keuangan.