Profil Misri Puspita Sari, Tersangka Kasus Dugaan Pembunuhan Brigadir Nurhadi
Misri Puspita Sari, seorang perempuan muda berusia 23 tahun, kini menjadi sorotan publik setelah terlibat dalam kasus dugaan pembunuhan Brigadir Nurhadi. Meski menjadi tersangka, kisah hidupnya menunjukkan bahwa ia bukan hanya seorang pelaku, tetapi juga tulang punggung keluarga yang sangat penting. Hal ini diungkap oleh penasihat hukumnya, Yan Mangandar Putra.
Latar Belakang Keluarga yang Sederhana
Menurut informasi dari Yan, Misri adalah anak yatim yang telah lama menjalani kehidupan mandiri. Sejak lulus SMA, ia bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Ayahnya sebelum meninggal dunia bekerja sebagai buruh dan penjual ikan. Kini, ibu dan lima saudaranya bergantung sepenuhnya pada penghasilan Misri.
Kondisi keluarga yang sederhana membuat Misri harus mengambil tanggung jawab besar. Ia tidak hanya bertanggung jawab atas dirinya sendiri, tetapi juga atas keluarga yang masih membutuhkannya. Namun, kini ia menghadapi situasi yang sangat berat setelah terlibat dalam kasus dugaan pembunuhan tersebut.
Terlibat dalam Liburan Singkat
Misri diketahui ikut serta dalam liburan singkat bersama Kompol I Made Yogi Purusa Utama, Ipda Haris Chandra, dan Brigadir Nurhadi. Ia mendapat bayaran sebesar Rp 10 juta untuk partisipasinya. Menurut Yan, Misri sudah mengenal Kompol Yogi sejak 2024. Meskipun begitu, ia tidak mengetahui secara pasti apa yang terjadi selama masa liburan tersebut.
Rekaman Video yang Menjadi Bukti Penting
Sebelum Brigadir Nurhadi meninggal, Misri sempat merekam korban sedang berendam di kolam renang. Dalam video berdurasi 7 detik tersebut, Nurhadi terlihat santai dan tidak menunjukkan tanda-tanda bahaya. Video itu menjadi momen terakhir korban terlihat hidup sebelum ditemukan tewas di dasar kolam dengan kondisi penuh luka, termasuk tulang lidah (hyoid) yang patah akibat dicekik.
Yan menyebutkan bahwa video tersebut membuktikan bahwa korban masih dalam kondisi sehat pada pukul 19.55 WITA. Namun, setelah itu, kejadian yang tidak bisa diingat oleh Misri terjadi. Menurut keterangannya, ia sempat membangunkan Kompol Yogi dan masuk ke kamar mandi selama lebih dari 20 menit. Setelah keluar, ia menemukan korban sudah tergeletak di dasar kolam.
Kesaksian dari Klien Yan
Menurut penuturan Yan, kliennya mengaku tidak bisa mengingat jelas kejadian setelah pukul 19.55 WITA. Ia hanya tahu bahwa sebelum masuk kamar mandi, korban masih hidup. Namun, setelah keluar dari kamar mandi, ia menemukan korban dalam kondisi yang sangat mengerikan.
Peristiwa ini menimbulkan trauma berat bagi Misri. Ia terpukul oleh apa yang terjadi dan kini harus menghadapi konsekuensi hukum yang berat. Meskipun demikian, ia tetap menjadi tulang punggung keluarga yang selama ini memberikan dukungan finansial untuk kehidupan keluarganya.
Peran dan Tanggung Jawab yang Berat
Dari kisah ini, kita bisa melihat bahwa Misri bukanlah sosok yang mudah dituduh tanpa mempertimbangkan latar belakangnya. Meskipun menjadi tersangka, ia juga memiliki peran penting dalam keluarga. Dengan kondisi keluarga yang sederhana dan tanggung jawab yang besar, ia harus menghadapi dilema antara kesadaran hukum dan kebutuhan keluarga.
Kasus ini juga menunjukkan betapa kompleksnya proses hukum dan bagaimana satu kejadian bisa mengubah hidup seseorang secara drastis. Semoga kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih hati-hati dalam mengambil langkah dan memahami konsekuensi dari tindakan yang dilakukan.