Miguel Uribe Tewas Ditembak Selama Kampanye, Kolombia Dilanda Kekerasan Politik Kembali

Miguel Uribe Tewas Ditembak Selama Kampanye, Kolombia Dilanda Kekerasan Politik Kembali

— Harapan perubahan yang coba digaungkan Miguel Uribe Turbay, calon presiden Kolombia berhaluan konservatif, berubah menjadi kekacauan berdarah pada Sabtu sore (7/6), ketika pria berusia 39 tahun itu ditembak di kepala saat menghadiri sebuah acara kampanye di distrik Fontibon, Bogotá.

Kejadian itu berlangsung cepat dan mengejutkan. Uribe baru saja menyampaikan kata-kata penutup kepada pendukungnya, saat seorang pria dari kerumunan mendekat dari belakang dan melepaskan enam tembakan. Dua peluru menembus tubuh Uribe, termasuk satu yang mengenai bagian belakang kepalanya. Video amatir yang beredar di media sosial memperlihatkan wajah Uribe berlumuran darah, sementara para pengawalnya panik mengangkat tubuhnya dan membawanya ke kendaraan untuk segera dilarikan ke rumah sakit.

Tim keamanan sempat membalas tembakan, menyebabkan satu orang lain terluka. Polisi kemudian mengamankan pelaku yang diduga bertanggung jawab atas serangan itu. “Pelaku sudah ditahan di lokasi kejadian,” kata Wali Kota Bogotá, Carlos Fernando Galan, seraya menegaskan bahwa semua rumah sakit di kota itu telah siaga penuh.

Serangan terhadap Uribe memicu gelombang kecaman dari berbagai tokoh politik dan pemerintah. Presiden Kolombia dalam pernyataan resmi “mengecam keras” aksi kekerasan ini dan menyerukan agar pemilu mendatang tetap berlangsung dalam damai.

Uribe sendiri bukan tokoh asing di dunia politik Kolombia. Ia merupakan cucu mantan Presiden Julio César Turbay Ayala, serta anak dari jurnalis Diana Turbay, yang tewas dalam operasi penyelamatan setelah diculik oleh kelompok yang berafiliasi dengan gembong narkoba legendaris, Pablo Escobar. Kisah hidupnya telah lama diwarnai tragedi, dan serangan terbaru ini semakin mempertebal bayang-bayang kelam itu.

Beberapa jam sebelum penembakan, Uribe sempat mengkritik pemerintah atas rencana pelaksanaan referendum lewat dekret presiden. Ia bahkan menyatakan niatnya untuk membawa sejumlah menteri ke ranah hukum. Hal ini memunculkan dugaan bahwa serangan terhadapnya bisa jadi bermotif politik.

Partai Uribe, Pusat Demokrasi, mendesak penyelidikan menyeluruh dan perlindungan lebih ketat terhadap semua kandidat. “Kami tak bisa membiarkan Kolombia kembali ke masa-masa ketika peluru menggantikan suara rakyat,” ujar salah satu juru bicara partai.

Hingga berita ini diturunkan, kondisi Uribe masih dirahasiakan oleh pihak rumah sakit. Sementara itu, rakyat Kolombia dan dunia menyaksikan dengan cemas, berharap negeri di ujung utara Amerika Selatan ini tidak kembali terjerumus dalam spiral kekerasan politik seperti masa lalu yang kelam.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com