Beberapa individu terkadang merasakan malu saat mengirim pesan atau obrolan pertama kepada pasangan, anggota keluarga, ataupun kolega kerja, entah dalam format apa pun. Tanpa disadarinya, sikap ini mencerminkan harapan selalu dihubungi dan diperlukan oleh orang lain.
Oleh karena itu, hampir tidak pernah terjadi seseorang mengirim pesan obrolan lebih dulu; mereka melepaskan sikap bergengsi mereka dan berpikir bahwa tindakan tersebut adalah sesuatu yang positif dan boleh dilakukan.
Dilansir dari laman Small Biz Technology pada Sabtu (12/04) jika kamu orang yang selalu kirim chat duluan, psikologi mengatakan bahwa kemungkinan punya 8 ciri kepribadian ini :
1. Begitu mengapresiasi keakraban emosional tersebut
Apabila anda lah orang yang mengirim pesan pertama tersebut, biasanya disebabkan oleh keinginan untuk membina hubungan yang lebih dekat. Anda tak sekadar mau berkomentar,”Hai, bagaimana kabarmu?” lalu berhenti di situ.
Namun, Anda penasaran tentang kondisi sesungguhnya dari seseorang itu sendiri; apakah mereka berhasil menenangkan diri dari tekanan pekerjaan, mungkin merasa agak kesepian, atau justru memperingati kemenangan kecil yang sering terlupakan.
Sebagian orang mungkin mengartikan kebiasaan chatting terlebih dahulu sebagai tanda “kebutuhan”, namun sebenarnya hal tersebut dapat timbul dari dorongan untuk mempertahankan relasi agar tetap berkesan dan signifikan.
Psikolog kadang-kadang mengamati bahwa orang-orang yang mulai berinteraksi cenderung menyukai kedekatan emosi saat mereka merasa nyaman, atau paling tidak siap untuk membuka diri dan menjadikan pembicaraan tersebut sebagai proses saling-mengertian.
2. Memiliki garis pengasuhan
Anda mungkin termasuk jenis orang yang mengecek apakah sahabat-sahabat Anda sudah sampai rumah dengan aman, mengingatkan mereka untuk minum air ketika merasa tak baik, atau bahkan mengirim meme-meme motivasi sebelum mereka menjalani sesi wawancara pekerjaan.
3. Merasa tidak nyaman dengan keadaan tak terduga dalam hubungan
Seseorang yang cenderung memulai percakapan dengan mengirimkan pesan mungkin memiliki kepekaan tinggi terhadap alur interaksi dalam sebuah hubungan. Mereka enggan berpartisipasi dalam drama atau pertanyaan-pertanyaan tak tertulis tentang siapa di antara kedua belah pihak yang seharusnya melakukan kontak berikutnya.
Secara psikologis, hal ini bisa disamakan dengan gaya kebersamaan yang cenderung “khawatir,” di mana tujuannya adalah untuk memastikan dekatnya hubungan serta mengurangi rasa tidak nyaman akibat pemisahan.
Teks pendek bisa memastikan segalanya berjalan dengan baik, atau membuka jalan bagi diskusi tentang situasinya. Untukmu, lebih baik mengetahui daripada tetap bungkam.
4. Anda yakin dengan usaha yang serupa
Beberapa individu mungkin menghabiskan waktu dengan menanti orang lain membuka komunikasi berkat rasa bangga mereka atau hasrat untuk “menang”, namun Anda sendiri tidak mendekati hubungan sejauh ini.
Anda antusias mencoba karena percaya bahwa orang lain nantinya akan merespons. Untuk Anda, hal itu tidak melibatkan permainan siapa yang mengirim pesan terakhir, tetapi lebih kepada menjaga komunikasi tetap hidup.
Pandangan ini bisa berasal dari perasaan keadilan. Di banyak budaya, terdapat pemahaman tidak tertulis yang menyatakan bahwa apabila Orang A telah mengirim pesan terakhir, maka seharusnya Orang B adalah orang pertama yang mengirim balasan di kesempatan selanjutnya.
5. Sering dianggap sebagai “penyambung tali social”
Orang yang menyampaikan pesan chatting terlebih dahulu kecenderungan akan menjadi pihak yang menentukan pertemuan grup, mengirim ucapan “selamat ulang tahun!”, atau memeriksanya ketika ada teman yang baru saja berpisah dengan pacarnya.
Mereka mungkin memandangmu sebagai “perekat sosial” sebab telah membawa bersama berbagai pihak atau rangkaian relasi. Di dalam sebuah komunitas, bila engkau tak ambil bagian, keseluruhan struktur bisa saja terpecah belahan. Engkau sadar betul bahwa zaman kini begitu cenderung merenggut rasa dekat antara manusia apabila tiada yang mau menjembataninya.
Gaya hubungan ini memberi dampak psikologis dengan menciptakan perasaan kepemilikan dan kebersamaan. Selain membantu orang lain merasa dihargai, kamu pun akan memperoleh manfaat dari terlibat dalam suatu jejaring dukungan.
6. Kamu merasa aman mengenai kelemahan tersebut?
Mengirim pesan percakapan pertama bisa memerlukan sedikit langkah berani dan khawatir tentang kemungkinan pihak lain tak menjawab. Namun, seiring waktu yang kamu habiskan untuk terus maju, rasa nyaman dengan risiko ini pun semakin berkembang.
Kesiapan untuk mengambil risiko dan terbuka secara emosi biasanya berbanding lurus dengan tingkat kecerdasan emosional yang lebih baik. Anda menyadari bahwa cinta sejati tak akan tumbuh di lingkungan di mana orang selalu menjaga batasan mereka sendiri.
7. Anda mempunyai mindset yang bersikap proaktif.
Mengirimi pesan obrolan terlebih dulu bisa menjadi cermin dari pendekatan hidup yang lebih komprehensif. Seseorang yang bersikap proaktif biasanya mempersiapkan acara, menyusun tujuan, serta mengambil langkah-langkah inovatif dalam beragam aspek kehidupannya—baik itu karier, perkembangan diri, atau pun hobi dan aktivitas santai.
Mengirim pesan lebih awal hanya merupakan bentuk lain dari mindset “Kenapa harus menunda? Ayo kita buat hal-hal terjadilah.” Ciri ini bisa menjadikanmu seorang pemimpin alami dalam berbagai situasi, yaitu orang yang merencanakan tugas atau menyampaikan gagasan baru.
8. Menangani ketakutan pribadi terhadap penolakan
Berlawanan dengan kesalahpahaman umum, secara rutin mengirim pesan lebih dulu bukan berarti Anda tanpa rasa khawatir akan penolakan. Anda pun bisa merasa cemas ketika pesan Anda belum dibalas dalam beberapa jam.
Namun, Anda pun sudah mempelajari bagaimana menghadapi rasa takut tersebut secara mandiri dan kemungkinan besar telah mendiskripsikannya (“Mereka sedang fokus bekerja”) atau menyadarkan diri bahwa tidak ada respons tertentu yang mencerminkan nilai-nilai pribadi Anda.
Kesimpulannya, individu yang bertindak demikian umumnya sangat proaktif; mereka akan mengambil tindakan sendiri tanpa perlu diperintah atau dipaksa oleh pihak lain. Seperti dikutip dari situs web Glints pada hari Sabtu (12/04), seseorang dengan kualitas tersebut tentunya memiliki banyak ide dan dapat menemukan solusi dengan mudah alias resourceful.
Dengan keahlian ini, seseorang takkan hentikan proses pembelajaran dan selalu upayakan pengembangan diri tanpa memedulikan pandangan oranglain karena telah mahir dalam menangani emosi.