.CO.ID, JAKARTA — Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengapresiasi Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menkeu Sri Mulyani atas dukungan luar biasa dalam kebijakan pembiayaan petani tebu, khususnya program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Kebijakan ini membuka ruang napas baru bagi para petani, terutama petani tebu plasma di seluruh Indonesia.
”Kami mewakili petani Indonesia. Terima kasih kepada Menkeu dan Menko Perekonomian. Luar biasa. Sekarang, insya Allah petani tebu plasma itu bernapas lega,” kata Mentan usai Rapat Koordinasi Kemenko Perekonomian di Jakarta, Kamis (3/7/2025).
Mentan menjelaskan, dalam kebijakan skema KUR terbaru memberikan kemudahan signifikan bagi petani. Sebelumnya, plafon KUR bersifat akumulatif hingga Rp 500 juta, kini petani dapat mengakses pembiayaan hingga batas tersebut secara berulang, tanpa harus langsung beralih ke kredit komersial setelah mencapai batas awal.
”Jadi kreditnya itu plafonnya 500 juta dan ini bunganya 6 persen. Dulu kan akumulasi Rp 500 juta. Kalau dia sudah dapat Rp 500 juta, berikutnya komersial. Sekarang kita buka,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan, ke depan pabrik gula akan dilibatkan sebagai avalis, yakni penjamin kredit tanpa perlu agunan dari petani. Dalam skema ini, pabrik bertanggung jawab atas kredit, sehingga semakin mempermudah akses pembiayaan bagi petani.
”Kemudian nanti pabriknya menjadi avalis. Kalau avalis tanpa jaminan. Tapi pabriknya bertanggung jawab. Nah ini memudahkan petani kita. Saya kira ini adalah kebahagiaan petani tebu seluruh Indonesia. Mereka sudah lama mengusulkan,” jelasnya.
Kebijakan ini merupakan respons nyata atas aspirasi yang sudah lama disuarakan petani tebu. Dengan dukungan ini, pemerintah berharap kesejahteraan petani akan meningkat dan produktivitas tebu nasional makin optimal.
Mentan juga berharap kebijakan ini diterapkan dalam waktu dekat agar petani dapat segera memanfaatkannya di musim tanam yang sedang berlangsung.
“Kebijakan ini untuk tebu dan komoditas lainnya tetapi fokus tebu dulu. Nanti kita lihat perjalanannya dulu. Mudah-mudahan satu pekan ini selesai dan bulan ini bisa diterapkan. Sebab, sekarang musim tanam. Kita berharap bulan ini sudah jalan,” ungkap Mentan.
Seperti diketahui, Mentan mendorong seluruh pemangku kepentingan di sektor perkebunan khususnya tebu, untuk bergerak secara eksponensial dalam meningkatkan produksi gula nasional. Ia menyoroti sejumlah regulasi yang perlu disederhanakan, salah satunya akumulasi pada KUR yang dinilai justru menyulitkan petani untuk kembali mengakses pembiayaan.
“KUR itu harus disesuaikan. Kalau petani bayar lancar tiap tahun, kenapa tidak bisa ambil lagi? Harusnya tiap tahun bisa diakses tanpa akumulasi yang menghambat, karena saat ini setelah Rp500 juta, enggak bisa ngambil lagi, akumulasi. Nah ini kan menghambat,” kata Amran saat Rapat Kerja Pengembangan Tebu di Kantor PT SGN di Surabaya, Jawa Timur, 11 Juni lalu.
Sebagai informasi, produksi gula nasional tahun 2024 mencapai 2,46 juta ton atau naik 8,57 persen dibandingkan produksi tahun 2023 yang sebesar 2,27 juta ton.
Mentan memerinci enam strategi kunci untuk mewujudkan swasembada gula nasional, mulai dari penguatan penyuluhan kepada petani, perbaikan sistem pengelolaan perkebunan tebu, penyediaan sarana produksi, pemberian kemudahan akses pupuk, penyediaan sarana irigasi, pengelolaan tanah, dan penetapan harga yang menguntungkan petani.