news  

Mengerikan! Politikus Israel Sebut Anak dan Bayi Gaza sebagai Musuh

Mengerikan! Politikus Israel Sebut Anak dan Bayi Gaza sebagai Musuh

Pernyataan Ekstrem Moshe Feiglin Mengguncang Dunia

Dunia kini kembali dikejutkan oleh pernyataan yang sangat tidak manusiawi dari seorang politikus Israel, Moshe Feiglin. Dalam sebuah wawancara di saluran televisi Channel 14, mantan anggota Knesset ini secara terbuka menyebut bahwa “setiap anak dan bayi di Gaza adalah musuh.” Pernyataan ini memicu reaksi keras dari berbagai pihak, baik dalam maupun luar negeri.

Feiglin menyerukan agar Israel mengambil alih sepenuhnya wilayah Gaza dan menghapus seluruh penduduknya, termasuk anak-anak, dari muka bumi. Ia menyatakan bahwa musuh utama bukanlah Hamas atau sayap militer mereka, melainkan setiap anak di Gaza. Menurutnya, Israel harus menduduki Gaza, tinggal di sana, dan tidak boleh ada satu pun anak Gaza yang tersisa. Pernyataan ini disampaikan dengan nada yang sangat tajam dan tanpa ampun.

Reaksi Keras dari Tokoh dalam Negeri

Pernyataan Feiglin langsung memicu kemarahan yang luas. Tidak hanya masyarakat dunia yang merespons, tetapi juga kalangan dalam negeri Israel sendiri. Yair Golan, mantan Wakil Kepala Staf IDF dan kini pemimpin partai baru The Democrats, tidak tinggal diam. Dalam konferensi pers yang memicu emosi, ia menuduh pemerintah Netanyahu telah menjadikan pembunuhan bayi sebagai kegiatan rutin.

Golan menggambarkan situasi di Gaza sebagai tragedi moral dan menyebut Israel sedang bergerak cepat menuju status negara yang terasing, seperti Afrika Selatan pada masa apartheid. Ia menegaskan bahwa negara yang waras tidak akan membantai warga sipil, tidak akan membunuh bayi sebagai hobi, dan tidak akan melakukan pengusiran massal. Namun, saat ini, ia melihat bahwa Israel dipimpin oleh para pemimpin yang tidak memiliki moral dan kemampuan untuk mengelola negara di tengah krisis.

Retorika Ekstrem yang Memicu Kekhawatiran

Pernyataan Feiglin menambah daftar panjang retorika ekstrem yang menandai pergeseran politik Israel ke arah yang semakin radikal. Namun kali ini, eskalasinya menabrak batas kemanusiaan. Menyebut bayi sebagai “musuh” yang harus dimusnahkan bukan hanya menjijikkan, tetapi juga mengarah pada retorika genosida yang terang-terangan.

Kecaman dari netizen global pun membanjiri media sosial. Tagar seperti #GazaGenocide, #FeiglinOut, dan #StopIsrael sempat trending di berbagai negara. Banyak netizen menyerukan agar Moshe Feiglin dan pejabat terkait lainnya diadili di Mahkamah Pidana Internasional. Beberapa pengguna X menulis bahwa ini bukan sekadar konflik, tetapi pembersihan etnis yang dibungkus dalih keamanan.

Tuntutan dari Lembaga HAM Dunia

Sementara itu, lembaga-lembaga HAM dunia menuntut penyelidikan internasional atas potensi kejahatan perang yang dilakukan oleh pemerintah Israel. Dunia kini menatap Gaza dengan ngeri, bukan hanya karena perang yang tak kunjung usai, tetapi juga karena wajah kebencian yang mulai tanpa malu-malu menyasar bahkan bayi yang belum tahu arti peperangan.

Israel, yang selama ini berdalih membela diri, kini harus menjawab satu pertanyaan besar: Jika bayi pun dianggap musuh, lalu kemanusiaan seperti apa yang masih tersisa? Pernyataan Feiglin tidak hanya memicu kontroversi, tetapi juga menjadi titik kritis bagi dunia untuk mempertanyakan komitmen Israel terhadap hak asasi manusia dan kemanusiaan.