Berita  

Mengenal Induksi Laktasi untuk Bunda yang Ingin Menyusui

Mengenal Induksi Laktasi untuk Bunda yang Ingin Menyusui

Konsep laktasi induksi berkaitan erat dengan ibu yang ingin mengadopsi bayi baru lahir atau anak yang masih dalam masa menyusu. Di Indonesia, praktik laktasi induksi bukanlah hal yang asing.

Secara definisi, induksi laktasi adalah upaya untuk memicu produksi ASI pada ibu yang belum pernah menyusui atau belum pernah hamil sehingga mampu memberi ASI kepada bayinya. Induksi laktasi berbeda dengan relaktasi. Dalam relaktasi, ibu sebelumnya pernah menyusui, tetapi sempat berhenti, dan kini ingin kembali menyusui anaknya.

Proses induksi laktasi biasanya dilakukan dalam berbagai situasi, misalnya bagi ibu yang ingin mengadopsi anak, ibu pengasuh yang ingin memberi ASI, atau perempuan yang belum pernah hamil namun ingin menyusui dalam kondisi darurat atau bencana.

Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

Metode induksi laktasi

Metode induksi laktasi sudah dikenal sejak sekitar 20 tahun yang lalu, Bu. Dalam metode ini, wanita yang ingin menyusui terlebih dahulu diberi persiapan hormonal untuk menciptakan kondisi mirip dengan masa kehamilan. Untuk bayi yang diadopsi, ibu akan dipersiapkan sebelum kelahiran bayi adopsi menggunakan berbagai cara yang bisa singkat atau memakan waktu lebih lama.

Berikut penjelasan mengenai metode induksi laktasi:

1. Metode singkat

Dalam metode yang singkat, ibu akan disiapkan untuk menyusui sebelum 40 hari bertemu dengan bayi yang diadopsi. Umumnya, usia anak yang diadopsi dalam metode ini tidak melebihi 1,5 bulan.

Secara teori, ASI dapat diproduksi dalam waktu singkat, yaitu 40 hari. Umumnya, hal ini berhasil pada Ibu yang tidak mengalami gangguan kesehatan, seperti gangguan endokrin, diabetes, gangguan tiroid, atau sindrom ovarium polikistik atau polycystic ovarian syndrome (PCOS).

2. Metode panjang

Dalam metode induksi laktasi yang direncanakan dengan jangka waktu lebih panjang, Ibu perlu mempersiapkan diri lebih dini. Pada metode ini, waktu yang diperlukan sekitar 9 bulan sebelum bayi yang akan diadopsi lahir.

Harap dicatat bahwa semua metode dalam memicu produksi ASI harus dilakukan di bawah pengawasan dokter, Bu.

Pemakaian obat dalam metode memicu produksi susu ibu Penggunaan obat sebagai bagian dari metode mempercepat produksi ASI Penggunaan obat dalam cara mengaktifkan produksi susu Pemakaian obat dalam pendekatan memicu laktasi Penggunaan obat untuk meningkatkan produksi susu secara medis Pemakaian obat dalam metode pemicu laktasi Penggunaan obat sebagai alat dalam memicu produksi ASI Pemakaian obat dalam teknik mempercepat laktasi Penggunaan obat dalam metode pengaktifan laktasi Pemakaian obat dalam cara meningkatkan produksi susu ibu

Induksi laktasi bisa dimulai dengan pemberian pil yang mengandung hormon progesteron dan estrogen. Tujuan dari pemberian pil tersebut bukan untuk membuat rahim seperti pada ibu hamil, melainkan untuk mempersiapkan payudara agar mampu menghasilkan ASI.

Selanjutnya adalah pemberian obat galactagogue farmaka yang disebut domperidoneObat ini bisa diminum setiap hari selama 9 bulan, mirip dengan ibu yang sedang mengandung. Kapsul bekerja sebagai reseptor dopamin di otak yang akan meningkatkan hormon prolaktin, yaitu hormon yang berfungsi dalam produksi ASI.

Jadi, keberhasilan atau tidaknya induksi laktasi menggunakan pil dapat dilihat dari pembesaran ukuran payudara. Sebelum bertemu dengan bayi yang akan diadopsi, diharapkan ukuran payudara Ibu sudah membesar dan mampu menghasilkan ASI.

Selama proses tersebut, Ibu juga akan diajarkan cara memerah ASI pada awalnya. Panduan yang direkomendasikan untuk memerah adalah sebanyak minimal 10 kali dalam sehari dengan durasi minimal 10 hingga 20 menit.

Perlu diketahui, pada wanita yang sedang hamil biasanya penggunaandomperidonedihentikan sebelum proses persalinan dan dilanjutkan kembali setelah melahirkan. Penggunaandomperidonetidak boleh dihentikan secara tiba-tiba karena dapat menyebabkan efek samping, seperti gangguan ritme jantung hingga psikosis. Paling tidak, diperlukan waktu 2,5 hingga 3 bulan untuk benar-benar menghentikan penggunaan obat ini secara bertahap.

Jika penggunaan pil domperidonegagal dalam proses induksi laktasi, dokter mungkin akan memberikan obat progesteron tambahan. Penggunaan obat tambahan ini bisa berbeda tergantung pada kondisi masing-masing pasien.

Selain domperidone, sebenarnya masih terdapat jenis obat-obatan lain yang bisa digunakan untuk memicu produksi ASI. Namun, penggunaannya memerlukan pengawasan ketat dari dokter dan keberhasilannya tetap dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Ilustrasi Menyusui/ Foto: Getty Images/iStockphoto/geargodz

Prinsip menyusui bayi setelah proses induksi laktasi berhasil dilakukan

Setelah bayi lahir dan secara resmi diadopsi, Ibu bisa langsung memberikan ASI jika air susu sudah mulai keluar. Prinsip menyusui sama dengan ibu yang baru melahirkan, yaitu sebanyak mungkin diberikan dan melakukanskin to skin contact. Selain proses menyusui, Ibu perlu terus-menerus memompa payudara untuk mengetahui jumlah ASI yang dihasilkan.

Intinya, keberhasilan produksi ASI tidak hanya diukur dari jumlahnya atau seberapa banyak ASI yang dihasilkan, tetapi juga dari seberapa sering Ibu menyusui anaknya. Selain itu, cara bayi menghisap payudara ibu juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan menyusui. Bayi yang mengisap puting ibu dengan benar dapat memicu pelepasan hormon oksitosin. Hormon ini memiliki peran penting dalam proses menyusui.

Namun, jika produksi air susu ibu yang dihasilkan belum memenuhi kebutuhan bayi, Ibu dapat menggunakan suplemen ASI.booster, seperti yang mengandung fenugreekIbu sebaiknya berkonsultasi dengan dokter konsultan laktasi sebelum memilih suplemen yang tepat untuk meningkatkan produksi ASI.

Jika jumlah ASI yang dihasilkan sudah memadai, langkah berikutnya adalah mengamati pertumbuhan berat badan bayi. Hal ini bisa dilakukan saat pemeriksaan ke dokter spesialis anak.

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses produksi susu ibu

Keberhasilan proses induksi laktasi bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu:

1. Faktor ibu

Faktor yang memengaruhi keberhasilan induksi laktasi dari seorang ibu meliputi motivasi, usia, asupan nutrisi, serta kondisi kesehatannya. Seorang perempuan yang telah memasuki masa menopause juga mampu melakukan induksi laktasi. Namun, metode yang diterapkan akan berbeda, sesuai dengan kondisi individu masing-masing.

2. Faktor lingkungan

Dukungan dari lingkungan sekitar ibu juga sangat penting. Proses induksi laktasi bisa berhasil jika Bunda mendapatkansupport systemyang baik dari keluarga, suami, teman, dan rekan kerja.

3. Faktor bayi

Kondisi bayi saat lahir juga berpengaruh terhadap keberhasilan proses induksi laktasi. Faktor tersebut bisa mencakup kesehatan bayi serta struktur mulut yang memudahkan ia dalam menetek.

Penyebab umum kegagalan induksi laktasi

Kegagalan dalam proses induksi laktasi sering kali disebabkan oleh menurunnya motivasi ibu. Terkadang, harapan ibu tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Contohnya, jumlah ASI yang dihasilkan belum cukup banyak pada awal masa menyusui.

Selain faktor motivasi, hambatan dalam proses menyusui juga bisa menjadi penyebab kegagalan dalam memicu produksi ASI. Hambatan tersebut dapat berupa posisi dan pegangan yang tidak tepat hingga menyebabkan luka di area puting.

Apakah ada perbedaan komposisi ASI antara ASI yang dihasilkan melalui induksi laktasi dengan ASI dari ibu biologis?

Kandungan air susu ibu pada perempuan yang menjalani proses induksi laktasi sebenarnya tidak berbeda dengan ASI yang dihasilkan oleh ibu kandung. ASI tetap mengandung karbohidrat, lemak, dan protein.

Meskipun demikian, komposisi ASI bisa berbeda tergantung pada jumlah kolostrum atau cairan awal yang muncul dari puting ibu setelah melahirkan. Selain itu, ASI pada induksi laktasi lebih mirip dengan ASI transisional atau ASI matang.

ASI kolostrum mengandung lebih banyak lemak dan protein dibandingkan ASI transisional yang memiliki kandungan air yang lebih tinggi.

Efek samping induksi laktasi

Penggunaan obat untuk memicu produksi ASI bisa menimbulkan efek samping, Ibu. Berikut beberapa efek samping yang mungkin terjadi:

  • Sakit kepala
  • Mulut kering
  • Gatal di kulit

Induksi laktasi tidak menyebabkan kanker payudara. Namun, metode ini harus diawasi secara khusus apabila dilakukan oleh ibu yang sudah memasuki masa menopause.

Tips untuk Ibu yang ingin melakukan induksi laktasi

Ibu yang ingin melakukan induksi laktasi dapat mengikuti beberapa langkah berikut untuk meningkatkan keberhasilan menyusui:

  1. Semangat yang sangat tinggi diperlukan sebelum memulai proses pengeluaran ASI
  2. Menerima dukungan penuh dari pasangan, keluarga, dan lingkungan sekitar (tempat bekerja)
  3. Ibu harus siap secara fisik dan dalam kondisi yang baik

Berikut adalah beberapa hal mengenai induksi laktasi. Harapan kami informasi ini bermanfaat, Ibu.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk joinkomunitas Squad. Daftar klikdi SINI. Gratis!