news  

Mengapa Trump Dukung Bolsonaro, Ancam Brasil dengan Tarif 50 Persen

Mengapa Trump Dukung Bolsonaro, Ancam Brasil dengan Tarif 50 Persen

Presiden AS Ancam Tarif Impor 50 Persen ke Brasil, Alasan di Balik Kekhawatiran Trump

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan ancaman pengenaan tarif impor sebesar 50 persen terhadap Brasil. Namun, alasan di balik ancaman ini tidak hanya berkaitan dengan defisit perdagangan, melainkan juga karena cara pemerintah Brasil menangani mantan presidennya, Jair Bolsonaro. Hal ini memicu banyak pertanyaan tentang siapa sebenarnya Bolsonaro dan mengapa nasibnya menjadi perhatian khusus dari Trump.

Siapa Jair Bolsonaro?

Jair Messias Bolsonaro lahir pada 21 Maret 1955 di Campinas, Brasil. Ia adalah mantan kapten Angkatan Darat dan lulusan Akademi Militer Agulhas Negras. Sebelum menjabat sebagai presiden, Bolsonaro aktif sebagai anggota Kongres mewakili Rio de Janeiro selama hampir tiga dekade. Selama masa legislatifnya, ia dikenal sebagai tokoh konservatif yang sering membuat pernyataan kontroversial mengenai isu gender, komunitas LGBTQ, serta mendukung pemerintahan militer Brasil pada periode 1964–1985.

Pada 2018, Bolsonaro terpilih sebagai presiden Brasil dalam kondisi rakyat yang kecewa terhadap korupsi dan ekonomi yang stagnan. Dia berjanji untuk menjadikan Brasil sebagai negara yang kuat dan berkembang. Dalam kampanyenya, ia menjanjikan pemberantasan korupsi, pelonggaran kepemilikan senjata, serta penekanan pada nilai-nilai kekristenan konservatif.

Namun, masa kepemimpinannya diwarnai oleh berbagai kebijakan kontroversial. Di antaranya adalah pelonggaran perlindungan hutan Amazon, pendekatan keras terhadap oposisi, serta penanganan pandemi Covid-19 yang mendapat kritik luas. Pada pemilu 2022, Bolsonaro kalah dari Luiz Inácio Lula da Silva.

Setelah hasil pemilu dikeluarkan, ribuan pendukungnya melakukan aksi yang mirip dengan kerusuhan Capitol Hill di AS tahun 2021. Aksi tersebut memicu penyelidikan besar terhadap upaya kudeta yang diduga melibatkan Bolsonaro. Pada Februari 2025, ia secara resmi didakwa atas dugaan konspirasi untuk membatalkan hasil pemilu 2022, termasuk rencana kekerasan terhadap Presiden Lula dan Hakim Agung Alexandre de Moraes. Jika terbukti bersalah, ia bisa menghadapi hukuman penjara hingga 40 tahun. Bolsonaro membantah semua tuduhan dan menyebutnya sebagai persekusi politik.

Hubungan Trump dengan Bolsonaro

Donald Trump secara terbuka mendukung Bolsonaro. Ia menyebutnya sebagai pahlawan rakyat dan menilai bahwa dakwaan terhadap Bolsonaro adalah upaya untuk membungkam lawan politik. Hal ini juga dilontarkan Trump terhadap tuduhan yang dialamatkan kepadanya sendiri.

Selain itu, Trump menuding pemerintah Brasil melakukan sensor terhadap media sosial Amerika Serikat dan menyerang kebebasan berbicara setelah hakim Brasil memerintahkan pemblokiran sejumlah akun pro-Bolsonaro, termasuk platform X milik Elon Musk. Trump menggunakan isu ini sebagai alasan untuk mengancam hubungan dagang dengan Brasil.

Dalam suratnya, Trump menyatakan bahwa hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan Brasil tidak saling menguntungkan dan dipenuhi hambatan non-tarif. Meskipun data menunjukkan bahwa AS mencatat surplus perdagangan lebih dari $7 miliar dengan Brasil pada tahun lalu, Trump tetap menilai perlu adanya tarif besar agar hubungan menjadi setara.

Respons dari Presiden Brasil

Presiden Brasil, Lula, merespons klaim Trump dengan tegas. Ia menegaskan bahwa Brasil adalah negara berdaulat dengan institusi yang independen dan menolak campur tangan asing. Lula menekankan bahwa proses hukum terhadap Bolsonaro adalah urusan internal yang harus dihormati.

Ia juga menolak pernyataan Trump terkait neraca perdagangan, dengan menyatakan bahwa Brasil akan menanggapi tarif baru sesuai dengan Hukum Resiprositas Ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa Brasil tidak akan mudah terpengaruh oleh ancaman ekonomi dari pihak luar.