,
Jakarta
– Selaku pencipta laman petunjuk perjalanan Lonely Planet, Tony Wheeler telah merambah beragam tempat wisata global. Di antara deretan tujuan tersebut, terdapat empat spot yang tak bakal ia kunjungi kembali secara segera. Salah satu darinya adalah
Bali
.
Menurut Tony, Bali mempunyai berbagai macam keseruan. Baru-baru ini ia mengunjungi pulau tersebut dalam sebuah pertemuan ulang tahun bersama seorang penulis traveling di Pulau Dewata. Tetapi, terdapat suatu hal spesifik yang menjadikan dirinya enggan untuk kembali ke Bali. Ia berkomentar, “Hanya sampai pihak berwenang membersihkan kemacetan aneh-aneh itu saja aku akan kembali. Aku hanya bisa dipindahkan jika ada alasan kuat yang mendorongnya.” Seperti dikabarkan demikian oleh sumber tersebut.
Independent
.
Dia menyebutkan bahwa Bali memang memiliki beberapa akomodasi yang fantastis, serta seni dan tarian yang memesona, kuliner yang lezat, dan pusat perbelanjaan yang baik. Namun, dia tak berniat merelakan dua jam tambahan dari waktunya hanya untuk berpindah di antara deretan pantainya.
Kuta
“Serta Ubud,” ujar sang petualang berumur 78 tahun tersebut.
Macet parah di Bali jadi masalah besar bagi wisatawan mancanegara sesudah itu.
wisata Bali
berdiri kembali setelah pandemik Covid-19. Yang mencolok adalah kemacetan yang sangat berat.
Saat perjalanan menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai, termasuk sampai di jalur tol Bali Mandara mendekati pergantian tahun 2024.
Rusia, Arab Saudi serta Amerika Serikat
Di luar Bali, Tony juga menyingkirkan tiga tempat wisata lain yang tak ingin ia kunjungi. Rusia termasuk dalam urutan tersebut. Penyebabnya, negeri itu
bergabung dengan Korea Utara dan Amerika Serikat untuk menyerang Ukraina. “Dan selama Putin tetap melancarkan kematian kepada orang-orang yang tak berdosa,” ujar warga negara Australia dan Inggris tersebut.
Dia mengatakan tentang insiden serangan terhadap penerbangan Malaysia Airlines MH17 yang dikaitkan dengan kelompok loyalis Putin pada tahun 2014. Mayoritas penumpangnya adalah warga negara Ukraina, namun termasuk juga 27 orang dari Australia di antara 298 penumpang dan kru yang tak berdosa dalam kejadian tersebut.
Berikutnya dalam daftarnya adalah Arab Saudi. Negara itu menginvestasikan puluhan miliar dolar untuk menjadi tujuan wisata terkemuka di dunia. Namun, Tony enggan kembali ke sana karena beberapa alasan. Pertama pembunuhan yang melibatkan negara itu, termasuk Jamal Khashoggi di Istanbul atau pekerja rumah tangga asal Afrika.
Dirinya sendiri pernah merasakan hal-hal kurang menyenangkan di Somaliland tahun 2022 lalu. Disana, ia melihat spesies binatang langka dan dilindungi digunakan sebagai hewan piaraan. Pernah suatu waktu, dirinya sempat menjumpai seekor singa gunung yang berhasil dikeluarkan dari jalur perdagangan menuju Arab Saudi agar dimiliki sebagai hewan peliharaan tetapi akhirnya harus dibinasakan karena sudah membesar. Dia berkata, “Ada sih orang-orang Somaliland punya singa gunung? Mana ada orang tolol yang mau nyimpan jenis ini jadi temenan rumahan? Mau dikirim ke negeri teluk itu? Enggak usah deh.”
Yang terakhir adalah Amerika Serikat. Terakhir kali dia ada di AS pada Desember 2024, ketika Donald Trump baru saja dipilih untuk periode kedua sebagai presiden tapi belum disumpah. Dia telah berkunjung ke hampir seluruh negara bagian di AS, dengan pengecualian tiga tempat yaitu Alabama, Kansas, dan Mississippi. Kini, sejak Trump resmi menjadi presiden, orang ini sama sekali tak mau kembali kesana.
Pilihan Editor:
Mendiamkan Diri di Pura Taman Ayun Bali