Berita  

Mahasiswa dan Pemuda Desak Bupati Copot Inspektur Mandailing Natal Usai Pertemuan Panas di Kantor Inspektorat

Mandailing Natal– Gelombang tekanan agar Bupati Mandailing Natal segera mengganti Inspektur Rahmad Hidayat Daulay semakin kuat. Mahasiswa dan pemuda yang tergabung dalam Gerakan Pantau Keuangan Negara (GPKN) menilai inspektur telah kehilangan martabatnya sebagai pejabat publik, setelah pertemuan panas yang berlangsung di Kantor Inspektorat, Selasa (19/8/25).

Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari aksi jilid II GPKN di depan kantor Inspektorat. Sebelumnya, mahasiswa dijanjikan akan menerima penjelasan mengenai transparansi anggaran dan isu dugaan “surat pengunduran diri palsu”. Namun, harapan tersebut tidak terpenuhi setelah mereka kesulitan bertemu dengan Inspektur berulang kali.

Saat pertemuan akhirnya berlangsung, para mahasiswa dan pemuda justru merasa kecewa. Mereka tidak diberi kesempatan untuk duduk seperti tamu resmi. Bahkan, alih-alih memberikan penjelasan, Inspektur Rahmad Hidayat Daulay malah emosi dan terlibat perdebatan dengan mahasiswa.

Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

Koordinator mahasiswa, Pajarur Rohman, menganggap tindakan tersebut memalukan.

“Kami datang dengan niat baik untuk mencari jawaban, namun yang kami terima justru emosi dan perdebatan. Pejabat seharusnya melayani masyarakat dengan pikiran tenang, bukan menunjukkan sikap sombong,” tegasnya.

Di sisi lain, Ketua GPKN, Muhammad Rezki Lubis, menganggap kejadian tersebut sebagai bukti ketidaklayakan Rahmad Hidayat Daulay dalam memimpin Inspektorat.

“Sikapnya jelas menunjukkan ketidakmampuan dalam memimpin. Jika Inspektorat tidak mampu menjaga etika, bagaimana masyarakat bisa percaya pada hasil pengawasan mereka? Oleh karena itu kami mengharapkan Bupati segera mengganti Inspektur dari jabatannya,” katanya.

Berdasarkan GPKN, saluran komunikasi formal antara masyarakat dan Inspektorat saat ini telah terhenti. Mereka berkomitmen untuk melanjutkan aksi dengan tuntutan yang lebih keras jika Bupati tidak segera mengambil langkah tegas.

Saat ini masyarakat menantikan keputusan Bupati Mandailing Natal. Bagi para mahasiswa dan pemuda, pilihan tersebut mudah: mengganti Inspektur agar menjaga martabat pemerintahan sekaligus memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pengawas internal daerah.***