news  

Limbah Berubah Jadi Karya Seni di Jakarta: Eksplorasi Kreasi dari Material Tak Terpakai

Limbah Berubah Jadi Karya Seni di Jakarta: Eksplorasi Kreasi dari Material Tak Terpakai





,


Jakarta


– Pameran seni

Jakarta Provoke
!

kembali hadir dengan melibatkan 19 seniman beserta 19 kurator dengan berbagai jenis tema dan bentuk. Pameran ini berlangsung dari tanggal 19 Juni hingga 3 Juli 2025 di

Pos Bloc,

Jakarta Pusat.


Jakarta Provoke!

sendiri merupakan sebuah pameran seni kontemporer yang menampilkan beragam karya seni hasil kebebasan berekspepresi seniman Jakarta. Uniknya, banyak karya seni yang ditampilkan di tahun ini memanfaatkan
limbah
untuk menciptakan sesuatu yang bersifat artistik dan memiliki pesan yang mendalam.

1.

Resurrection

karya Setiyoko Hadi

Instalasi ini berbentuk rumah dengan bahan dasar limbah dus bekas yang ditumpuk sedemikian rupa.

Resurrection

menjadi sebuah karya yang mengkritik tentang isu ekologis, wabah, hingga konsumerisme yang menyebabkan kerusakan di mana-mana.

Pada bagian dus yang disusun itu, para pengunjung dapat berpartisipasi untuk turut andil menuliskan apa pun yang mereka kehendaki. Tulisannya pun beragam, ada yang menulis tentang pembebasan Palestina, sumpah serapah kepada pejabat publik, hingga sekadar tulisan asmara belaka. Namun, bagian terpentingnya ialah akumulasi dari tulisan itu memberikan satu pondasi penting terhadap pemaknaan rumah yang sejatinya menjadi tempat tinggal.

2.

Alienated Land

karya Ary Okta



Instalasi seni berjudul Alienated Land karya Ary Okta dalam Pameran Jakarta Provoke 2025 di Gedung Pos Bloc, Jakarta. TEMPO/Muhammad Rifan Prianto

Instalasi berikutnya memanfaatkan berbagai limbah seperti kemasan plastik, botol, styrofoam, hingga kabel. Karya seni ini menampilkan semesta ekologi yang tampak palsu berkat penggunaan limbah tersebut: unggas dan tumbuhan dari plastik.

Meski karakter warnanya terasa ceria, namun karya ini merupakan kritik akan rusaknya lingkungan yang sampai saat ini terus berlangsung. Dengan suara-suara itik yang keluar dari audio, Ary Okta menciptakan suatu ironi dan fatamorgana tentang bentuk ekologi semestinya yang terbentuk dari berbagai limbah.

3.

Abhipraya Nawasena

karya Yani Mariani Sastranegara



Instalasi seni berjudul Abhipraya Nawasena ‘Harapan akan Masa Depan Gemilang’ karya Yani Mariani Sastranegara di Jakarta Provoke!. TEMPO/Muhammad Rifan Prianto

Instalasi selanjutnya berasal dari daur ulang drum bekas. Yani memanfaatkan drum tersebut menjadi bentuk batu dengan sulur-sulur yang melingkupinya sebagai satu metafora tentang harapan akan hidup gemilang di masa mendatang.

Objek utama yang ditampilkan ialah batu besar (indung batu) dengan sejumlah batu-batu kecil (anak batu). Alasan pemilihan objek batu ini berasal dari pengalaman pribadinya yang sering bermain batu di waktu kecil.


MUHAMMAD RIFAN PRIANTO