news  

Lebih Sulit Mengurus Kucing daripada Harimau? Ini Penjelasan Alshad Ahmad

Lebih Sulit Mengurus Kucing daripada Harimau? Ini Penjelasan Alshad Ahmad

– Kucing merupakan hewan peliharaan yang paling disukai di Indonesia. Seperti yang diketahui, kucing berasal dari satu keturunan yang sama dengan harimau, yaitu Famili Felidae. Meskipun ukuran mereka sangat berbeda, persamaan antara keduanya mencapai 95%.

Maka tak heran jika harimau sering disebut sebagai kucing besar. Konten kreator yang kerap disapa pawang harimau, Alshad Ahmad kerap menyatakan tingkah laku harimau memang mirip dengan kucing.

“Jika kalian benar-benar memperhatikan, tingkah laku harimau memang mirip dengan kucing, suka menjilat kaki depan, melompat ke sana kemari, bermain dengan menggigit dan meninju, jika ingin menyergap pasti berjalan diam-diam, suka tidur di tempat gelap. Perbedaannya hanyalah kekuatan mereka yang sangat besar,” ujar Alshad Ahmad, kemarin.

Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

Meskipun secara ukuran, harimau dan kucing memiliki perbedaan yang signifikan, tetapi dari segi

kebutuhan gizi makanan, mereka memiliki kesamaan yang cukup besar.

Apakah Kucing Membutuhkan Protein Lebih Banyak Daripada Karbohidrat?

Berbeda dari manusia yang mengandalkan karbohidrat sebagai sumber energi, kucing dan harimau justru lebih memerlukan protein serta lemak sebagai sumber tenaga mereka.

Jadi bisa dikatakan bahwa karbohidrat hanyalah pelengkap dan bukan yang utama. Wajar saja jika di beberapa vlog-nya, Alshad sering menyebutkan bahwa ia mampu menghabiskan puluhan kilogram daging sebagai pakan harimau kesayangannya.

Ini terjadi karena itulah yang menjadi kebutuhan sehari-hari mereka. Namun sayangnya, banyak penggemar kucing masih belum menyadari hal ini.

Proses Pencernaan Kucing

Saat peluncuran Allen, makanan kucing milik Alshad Ahmad, penyihir harimau ini terpaksa memberikan penjelasan mengenai proses pencernaan kucing.

“Sistem pencernaan kucing memang pendek, jadi perlu mempertimbangkan formulasi yang tepat agar pencernaan kucing dapat menyerap nutrisi dengan benar dan optimal saat dicerna,” katanya.

“Sebelum masuk ke proses pembuangan oleh tubuh kucing, cara yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan kadar protein dalam makanannya, bukan karbohidrat,” lanjut dia.

Alshad juga menjelaskan dampak yang mungkin terjadi bila kucing mengonsumsi karbohidrat. “Kucing berbeda dengan manusia, mereka tidak mampu mencerna karbohidrat seperti manusia. Oleh karena itu, jika diberi nasi, kucing bisa mengalami diare,” katanya.

Kandungan protein dalam makanan kering Allen untuk kucing mencapai 32%, sementara kadar lemaknya melebihi 12%.

Selain lemak dan protein, menurut Alshad, hewan juga membutuhkan asupan vitamin untuk menjaga kebugaran dan proses metabolisme tubuhnya. Namun terkadang semakin tinggi kandungan vitamin dalam makanannya, semakin mahal harganya.

“Allen harganya terjangkau dengan berbagai kandungan vitamin seperti omega 3 dan 6, vitamin E, vitamin D, vitamin K, fosfor, kalsium, prebiotik, serta psyllium husk, dan masih banyak lagi, yang tidak hanya sangat bernutrisi tetapi juga seimbang,” katanya.

“Saya adalah seorang pencinta hewan, jadi saya tidak ingin membuat produk yang hanya sekadar tampilan untuk hewan, saya tidak ingin membuat hewan peliharaan orang sakit, saya menginginkan orang lain bisa memberikan makanan terbaik untuk hewan peliharaannya, khususnya saat ini bagi pemilik kucing,” ujar Alshad Ahmad menutup.